Bagaimana cara mengubah air permukaan menjadi air siap minum

Ilustrasi Air Mineral.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT – Penting bagi Anda memahami bahwa air mineral berbeda dengan air yang disaring.

Air yang disaring hanya bebas dari kotoran dan bakteri sedangkan air mineral murni kaya akan pendukung kehidupan seperti kalsium, magnesium, natrium dan kalium.

Berikut ini merupakan cara mudah untuk membuat air mineral di rumah tanpa harus memasaknya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs Stlyecraze.

Baca Juga: Sering Dengar Sengketa Lahan di Desa, Jokowi Serahkan 2.500 Sertifikat Hak Atas Tanah untuk Rakyat di NTT

1. Saring Air Keran

Menyaring air keran adalah langkah pertama untuk membuat air mineral di rumah. Ambil sekitar 1 atau 2 liter air ledeng dalam stoples.

Lalu saring airnya, setelah airnya dimurnikan, Anda harus memindahkannya ke bejana terbuka.

Baca Juga: Optimalkan Industri Dalam Negeri, Pertamina Percepat Pembangunan Kilang

2. Tambahkan Baking Soda

Page 2

Ilustrasi Air Mineral.* /Pixabay

Langkah selanjutnya tambahkan baking soda ke air dan menambahkan 1/8 sendok teh dengan 1 liter air murni.

Mineral ini dapat menyembuhkan kondisi kesehatan tertentu.

Baca Juga: Modifikasi Rem Asal-asalan Jadi Penyebab Kecelakaan Bus Terguling di Subang, Korban Tewas Bertambah

Seperti gangguan pencernaan, sembelit, kembung, mulas dan bahkan radang sendi. Hal ini adalah langkah pertama untuk mengubah air yang disaring menjadi air mineral.

3. Tambahkan Garam Epsom

Setelah Anda menambahakan baking soda ke air, tambahkan juga 1/8 garam epsom yang dapat bekerja seperti disinfektan.

Baca Juga: 3 Manfaat Kesehatan Minum Air yang Disimpan di Poci Tanah Liat

Garam epsom berfungsi membuat manusia aman dari serangan bakteri. Dengan demikian sebagian besar dapat meningkatkan kemurnian air yang sudah di saring.

4. Tambahkan Potassium Bicarbonate

Selanjutnya tambahkan kalium bikarbonat ke dalam air murni yang diolah dengan natrium bikarbonat dan garam epsom.

Page 3

Mungkin Anda juga termasuk orang yang menggunakan air keran atau air PAM sebagai sumber air minum harian. Tentunya, air PAM yang mengalir dari keran tidak dapat langsung diminum begitu saja, namun harus diolah dengan cara tertentu sehingga air menjadi bersih dan aman untuk diminum. Simak berbagai cara yang kerap digunakan orang-orang untuk mendapatkan air minum, dan ketahui plus minusnya.

Merebus Air PAM Hingga Mendidih

Metode merebus air PAM hingga mendidih merupakan salah satu cara paling umum yang digunakan banyak orang di rumah. Cara ini memang penting dilakukan, untuk menghilangkan kontaminasi bakteri dan mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan muntaber.

Namun merebus air saja bukanlah cara yang efektif untuk memastikan air benar-benar bersih dan layak minum. Pasalnya, sebagian besar sumber air alami yang digunakan oleh PAM berasal dari air tanah. Pada area yang memiliki tingkat polusi tinggi seperti contohnya area perkotaan, air tanah sangat rentan terkontaminasi oleh endapan polutan berbahaya. Beberapa di antaranya resapan feses, bahan-bahan kimia dari pabrik dan industri, hingga kandungan logam berat yang ada di dalam tanah. Kontaminan seperti ini tidak dapat dihilangkan hanya dengan merebus air.

Menggunakan Filter Air

Ada banyak alat filter air yang kini dijual di pasaran, dengan ragam metode filtrasi yang berbeda-beda. Dengan menggunakan filter air yang tepat, Anda bisa mengolah air keran sehingga bersih dari kontaminan seperti logam berat dan bahan kimia berbahaya. Sayangnya, filter air saja tidak dapat membersihkan air dari berbagai mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, kista atau jamur.

Sistem Pemurnian Air

Ada banyak teknologi sistem pemurnian air yang tersedia saat ini, salah satunya adalah reverse osmosis. Teknologi ini memanfaatkan membran dengan pori-pori yang sangat kecil untuk memfilter kontaminan yang terdapat di dalam air. Dengan cara ini, molekul logam berat hingga bakteri dan virus dapat dihilangkan dari air keran, sehingga Anda akan mendapatkan air siap minum yang murni.

Namun reverse osmosis memiliki beberapa kekurangan. Membran yang memfilter air juga akan menghilangkan berbagai mineral alami yang terkandung di dalam air. Padahal, mineral-mineral alami ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita, seperti kalsium, magnesium, dan lainnya. Selain itu, proses pengolahan reverse osmosis sangat boros air, bahkan hampir 50% air keran yang diolah akan terbuang bersama dengan kotoran yang dipisahkan.

Tidak mau boros air? Untuk mendapatkan kualitas air minum yang benar-benar bersih, aman dan sehat, Anda membutuhkan sistem pemurnian air yang komprehensif seperti alat pemurni air Alva Water.

Teknologi yang digunakan dalam alat pemurni air kami telah tersertifikasi internasional, dan telah melalui uji klinis yang membuktikan bahwa Alva Water Purifier mampu memusnahkan berbagai kontaminan di dalam air hingga 99,99%. Alva Water Purifier mengombinasikan sistem filtrasi karbon blok yang akan memfilter air dari kontaminan dan kotoran seperti molekul tanah, logam berat, serta bahan kimiawi. Setelah itu, air akan diolah dalam sistem pemurnian menggunakan teknologi sinar ultraviolet yang akan membunuh berbagai macam mikroorganisme berbahaya, seperti bakteri salmonella, E. coli, virus, kista, serta jamur dan fungi.

Hasilnya adalah air siap minum yang benar-benar murni dan menyehatkan. Teknologi Alva Water Purifier juga dirancang untuk tetap menjaga kandungan mineral alami di dalam air, sehingga Anda akan mendapatkan semua manfaat baik dari air minum Anda sehari-hari. Alat pemurni air kami juga dilengkapi dengan dispenser berteknologi Firewall. Teknologi ini memungkinkan lampu UV dipasangkan tepat setelah air melalui filtrasi karbon blok dan sedimen filter di dalam mesin sehingga air tetap terjaga kemurniannya, hingga tiba saatnya air dikeluarkan melalui dispenser, di mana lampu UV terpasang tepat pada titik pengeluaran air, memurnikan air kembali beberapa milidetik sebelum mengisi gelas Anda! Dispenser Alva Water juga tersedia dalam beberapa pilihan suhu, mulai dari air panas, suhu ruangan, hingga air dingin yang menyejukkan.

Tak perlu repot-repot lagi merebus atau menyaring air sebelum meminumnya, cukup instalasi Alva Water Purifier dan sambungkan ke saluran air PAM Anda, dan nikmati sajian air minum murni yang benar-benar sehat dan higienis setiap hari, setiap saat! Cari alat pemurni air terbaik untuk Anda di sini.

Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari kualitas sumber airnya.

Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah  (ground water), sistem pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari dalam tanah telah melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak langsung dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air.

Berbeda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar. Namun demikian air yang berasal dari dalam tanahpun akan jadi tercemar juga jika sistem penampungan dan penyalurannya tidak bagus.

Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:

1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.

2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:

a. Tahap Koagulasi (Coagulation)

Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

b. Tahap Flokulasi (Flocculation)

Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).

c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)

Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.

d. Tahap Penyaringan (Filtration)

Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan  biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.

Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti:

– Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi.  Proses pertukaran ion juga digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

– Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut.

– Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.

3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)

Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.

Sumber: //sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/10/Water-Treatment-Tahap-tahap-pengolahan-air.html

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA