Bagaimana amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisi tersebut

Puisi yang berjudul 'Sajak' menjadi salah satu pola puisi yang dibahas dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII dalam Kurikulum 2013 (K13). Bersama dengan puisi-puisi karya penyair lain, Puisi krya Sanusi Pane yang berjudul 'Sajak' ini juga dianalisis, menjadi pola soal. 

Memang, dalam memahami segala sesuatu, salah satunya yakni puisi, siswa perlu diberi pertanyaan-pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu siswa. Jika sudah tumbuh rasa ingin tahu, maka akan mengenal kemudian memahami puisi. Dalam hal ini, yang hendak dianalisis untuk dikenal dan dipahami yakni puisi Sajak karya Sanusi Pane.

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan dan balasan atas pertanyaan-pertanyaan wacana Sajak-nya Sanusi Pane, lebih baik kita baca dulu puisi tersebut. 

Perlu diketahui bahwa, penulisan puisi Sajak dalam buku siswa pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah direvisi tahun 2017, masih kurang sempurnya. Secara tipografi, bait dalam puisi tersebut tidak dipisahkan, sehingga kesulitan bagi siswa untuk memahami dan membedakan mana baitnya.

Maka dari itu, dalam goresan pena ini, kutipan puisi 'Sajak' diambilkan (dikutipkan) dari rujukan lain, selain buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.  Berikut ini yakni puisi 'Sajak' Sanusi Pane yang dikutip dari sepenuhnya.com:

Di mana harga karangan sajak,

Bukanlah dalam maksud isinya,

Dalam bentuk, kata nan rancak,

Dicari timbang dengan pilihnya.

Tanya pertama keluar di hati,

Setelah sajak dibaca tamat,

Sehingga mana tersebut sakti,

Mengikat diri di dalam hikmat.

Rasa bujangga waktu menyusun

Kata yang tiba berduyun-duyun

Dari dalam, bukan nan dicari.

Harus kembali dalam pembaca,

Sebagai bayang di muka kaca,

Harus bergoncang hati nurani.

O, bukannya dalam kata yang rancak,

Kata yang pelik kebagusan sajak.

O, pujangga, buang segala kata,

Yang kan cuma mempermainkan mata,

Dan hanya dibaca selintas lalu,

Karena tak keluar dari sukmamu.

Seperti matari menyayangi bumi,

Memberi sinar selama-lamanya,

Tidak meminta sesuatu kembali,

Harus cintamu senantiasa.

Dari kutipan puisi 'Sajak' di atas sanggup diketahui bahwa sebenarnya, Sanusi Pane menulis dua bab puisi 'Sajak'. Ada Sajak I ada juga Sajak II. Berdasarkan kutipan di atas pula, sanggup kita ketahui bahwa puisi tersebut ditulis 14 tahun sebelum Indonesia merdeka.

Adapun yang terdapat dalam buku pelajaran bahasa Indonesia yakni Puisi 'Sajak (I). Maka yang akan dibahas dalam artikel ini sebatas pada 'Sajak (1)'.

Nah, untuk bisa memahami puisi tersebut kita bisa berlatih dengan menjawab pertanyaan di bawah ini.

2. Jawablah pertanyan-pertanyaan berikut!

a. Puisi "Sajak" terdiri atas berapa larik dan berapa bait?

b. Apa arti sajak dalam puisi tersebut? Bagaimana amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisi "Sajak"?

c.  Menurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani pembacanya. Setujukan Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan alasan-alasannya!

d. Bagaimana pernyataan-pernyataan penting penyair wacana sajak di dalam puisinya itu? Jelaskan secara naratif!

Berikut ini balasan untuk masing-masing soal di atas.

Jumlah keseluruhan larik puisi 'Sajak' ada 4. Masing-masing terbagi dalam 4 bait. Dengan rincian. Bait pertama dan kedua terdiri dari 4 larik. Bait ketiga dan keempat masing-masing terdiri dari 3 larik.  Dengan demikian, sanggup dijawab bahwa lariknya ada 14 dan baitnya ada 4.

Sajak dalam puisi tersebut yakni 'Karya Puisi'. Dibuktikan dengan baris yang terdapat pada larik pertama bait pertama. Lebih umum, 'Sajak' bisa diartikan sebagai karya yang luas. Semua jenis karya.

Amanat yang disampaikan oleh penyair dalam puisi 'Sajak' antara lain:

Dalam berkarya jangan hanya kulitnya saja yang diperindah. Tapi isi dan maksud tujuannya.

Dalam membaca karya sastra, khususnya puisi, pembaca harus sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang dituju makna puisi tersebut.

Saya baiklah dengan pendapat dan inspirasi penyair yang demikian. Alasannya, sebuah karya sastra lebih spesifik lagi puisi, harus bisa menyentuh perasaan pembacanya. Bukan sekadar berisi kata-kata indah tapi juga mempunyai makna yang dalam pula. Dengan demikian, akan 'menggoncang hati nurani'. Maksud kata 'menggoncang' yakni menyentuh hati. Menyentuh perasaaan pembaca. Agar menjadi insan yang lebih baik toleran.

Secara naratif (bercerita) pernyataan penting Sanusi Pane dala Puisi 'Sajak' bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sebuah sajak tidak hanya berisi kata yang anggun dan lezat didengar, tapi juga harus dipertimbangkan pilihan katanya alasannya niscaya akan mempunyai makna yang berbeda.

Setelah membaca sajak, orang niscaya akan berpikir seberapa berpengaruh sajak yang telah dibaca. Apakah bisa diambil nasihat (pelajaran) dari sajak yang telah dibaca.

Seorang penyair tidak menyusun kata kering makna, tapi muncul dari dalam hari.

Dengan demikian, pembaca akan tersentuh perasaannya. Seakan-akan dikala membaca sebuah sajak, pembaca akan merasa bercermin.

Demikian klarifikasi arti dan makna puisi 'Sajak' karya Sanusi Pane. Semoga bisa memperlihatkan citra dan klarifikasi yang memadai, meskipun masih sangat sederhana.

Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi puisi sajak sebatang lisong

KOMPAS.com - W.S Rendra atau yang dikenal dengan nama Willibrordus Surendra Broto Rendra merupakan seorang penyair ternama di Indonesia. Beberapa karyanya yang terkenal adalah puisi, cerpen [cerita pendek], hingga skenario drama.

Dalam dunia sastra, W.S Rendra sangat berjasa dalam pengembangan sastra. Karya-karyanya tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, melainkan juga di luar negeri. Salah satu contoh karya sastranya yang cukup terkenal adalah Puisi Sajak Sebatang Lisong.

Dikutip dari buku Kumpulan Esai Apresiasi Puisi [2018] karya Indra Intisa, berikut isi puisi Sajak Sebatang Lisong, karya W.S Rendra:

Menghisap sebatang lisongmelihat Indonesia Raya,mendengar 130 juta rakyat,dan di langitdua tiga cukong mengangkang,

berak di atas kepala mereka

Matahari terbit.Fajar tiba.Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak

tanpa pendidikan.

Baca juga: Puisi Sapardi Djoko Damono

Aku bertanya,tetapi pertanyaan-pertanyaankumembentur meja kekuasaan yang macet,dan papantulis-papantulis para pendidik

yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanakmenghadapi satu jalan panjang,tanpa pilihan,tanpa pepohonan,tanpa dangau persinggahan,

tanpa ada bayangan ujungnya.

Menghisap udarayang disemprot deodorant,aku melihat sarjana-sarjana menganggurberpeluh di jalan raya;aku melihat wanita bunting

antri uang pensiun.

Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,bahwa bangsa mesti dibangunmesti di-up-grade

disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 17311 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 12035 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3726 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3491 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2507 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2476 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2349 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2093 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1740 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1684 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in B. Indonesia viewed by 1677 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1663 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in B. Indonesia viewed by 1559 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1486 persons

Asked by wiki @ 05/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1479 persons

Kelas : VIIIPelajaran : Bahasa Indonesiakategori : puisiKata kunci : puisi 'Sajak'Pembahasan:

1. P

uisi "Sajak" termasuk dalam jenis puisi baru, sehingga jumlah baitnya tidak ada aturan khusus seperti halnya puisi lama, yang hanya terdiri dari 4 bait.
Puisi "Sajak' terdiri atas SATU bait dan EMPAT BELAS larik

2. A

rti sajak dalam puisi tersebut adalah PUISI.
Amanat yang ingin di sampaikan penyair dalam puisi "Sajak" adalah dalam penulisan puisi harus memperhatikan bentuknya dan pilihan kata-katanya, tidak hanya mengutamakan isinya saja. Amanat ini tampak pada larik:
Dalam bentuk, kata nan rancak, Dicari timbang dengan pilihnya3. Menurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani pembacanya. Setujukah Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan alasan-alasannya!Saya setuju dengan pendapat sang penyair. Karena sajak tidak hanya merupakan ungkapan hati seorang penyairnya saja, tetapi juga pembaca dapat merasakan ungkapan tersebut dengan pilihan kata-kata sang penyair yang menyentuh perasaan pembacanya.

4. Penyataan-pernyataan penting penyair tentang sajak di dalam puisi itu menitikberatkan tentang cara menulis sajak yang baik dan benar, dan tidak hanya mengungkapkan perasaan saja.
'Dalam bentuk, kata nan rancak' di sini adalah penyusunan puisi tidak asal mengambil pilihan kata.

'Rasa bujangga waktu menyusun, Kata yang datang berduyun-duyun' di di sini adalah dalam menyusun akan banyak sekali kata yang ingin digunakan. Penyair harus dapat memilih kata yang tepat agar kata-kata tersebut dapat 'Harus bergoncang hati nurani' yang dapat membawa pembaca ke makna yang disampaikan oleh penyair.

Puisi yang berjudul 'Sajak' menjadi salah satu contoh puisi yang dibahas dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII dalam Kurikulum 2013 [K13]. Bersama dengan puisi-puisi karya penyair lain, Puisi krya Sanusi Pane yang berjudul 'Sajak' ini juga dianalisis, menjadi contoh soal. 

Memang, dalam memahami segala sesuatu, salah satunya adalah puisi, siswa perlu diberi pertanyaan-pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu siswa. Jika sudah tumbuh rasa ingin tahu, maka akan mengenal kemudian memahami puisi. Dalam hal ini, yang hendak dianalisis untuk dikenal dan dipahami adalah puisi Sajak karya Sanusi Pane.

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang Sajak-nya Sanusi Pane, lebih baik kita baca dulu puisi tersebut.

Foto Sanusi Pane - Pengarang Puisi 'Sajak' | Sumber Gambar: Wikipedia

Perlu diketahui bahwa, penulisan puisi Sajak dalam buku siswa pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah direvisi tahun 2017, masih kurang sempurnya. Secara tipografi, bait dalam puisi tersebut tidak dipisahkan, sehingga kesulitan bagi siswa untuk memahami dan membedakan mana baitnya.

Maka dari itu, dalam tulisan ini, kutipan puisi 'Sajak' diambilkan [dikutipkan] dari referensi lain, selain buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.  Berikut ini adalah puisi 'Sajak' Sanusi Pane yang dikutip dari sepenuhnya.com:

Sajak [I]

Di mana harga karangan sajak,

Bukanlah dalam maksud isinya,

Dalam bentuk, kata nan rancak,

Dicari timbang dengan pilihnya.

Tanya pertama keluar di hati,

Setelah sajak dibaca tamat,

Sehingga mana tersebut sakti,

Mengikat diri di dalam hikmat.

Rasa bujangga waktu menyusun

Kata yang datang berduyun-duyun

Dari dalam, bukan nan dicari.

Harus kembali dalam pembaca,

Sebagai bayang di muka kaca,

Harus bergoncang hati nurani.

Sajak [II]

O, bukannya dalam kata yang rancak,

Kata yang pelik kebagusan sajak.

O, pujangga, buang segala kata,

Yang kan cuma mempermainkan mata,

Dan hanya dibaca selintas lalu,

Karena tak keluar dari sukmamu.

Seperti matari mencintai bumi,

Memberi sinar selama-lamanya,

Tidak meminta sesuatu kembali,

Harus cintamu senantiasa.

1931

Dari kutipan puisi 'Sajak' di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya, Sanusi Pane menulis dua bagian puisi 'Sajak'. Ada Sajak I ada juga Sajak II. Berdasarkan kutipan di atas pula, dapat kita ketahui bahwa puisi tersebut ditulis 14 tahun sebelum Indonesia merdeka.

Adapun yang terdapat dalam buku pelajaran bahasa Indonesia adalah Puisi 'Sajak [I]. Maka yang akan dibahas dalam artikel ini sebatas pada 'Sajak [1]'.

Nah, untuk bisa memahami puisi tersebut kita bisa berlatih dengan menjawab pertanyaan di bawah ini.

2. Jawablah pertanyan-pertanyaan berikut!

a. Puisi "Sajak" terdiri atas berapa larik dan berapa bait?

b. Apa arti sajak dalam puisi tersebut? Bagaimana amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisi "Sajak"?

c.  Menurut sang penyair, sajak itu harus menggoncang hati nurani pembacanya. Setujukan Anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan alasan-alasannya!

d. Bagaimana pernyataan-pernyataan penting penyair tentang sajak di dalam puisinya itu? Jelaskan secara naratif!

Jumlah keseluruhan larik puisi 'Sajak' ada 4. Masing-masing terbagi dalam 4 bait. Dengan rincian. Bait pertama dan kedua terdiri dari 4 larik. Bait ketiga dan keempat masing-masing terdiri dari 3 larik.  Dengan demikian, dapat dijawab bahwa lariknya ada 14 dan baitnya ada 4.

Sajak dalam puisi tersebut adalah 'Karya Puisi'. Dibuktikan dengan baris yang terdapat pada larik pertama bait pertama. Lebih umum, 'Sajak' bisa diartikan sebagai karya yang luas. Semua jenis karya.

Amanat yang disampaikan oleh penyair dalam puisi 'Sajak' antara lain:

Dalam berkarya jangan hanya kulitnya saja yang diperindah. Tapi isi dan maksud tujuannya.

Dalam membaca karya sastra, khususnya puisi, pembaca harus sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang dituju makna puisi tersebut.

Saya setuju dengan pendapat dan ide penyair yang demikian. Alasannya, sebuah karya sastra lebih spesifik lagi puisi, harus mampu menyentuh perasaan pembacanya. Bukan sekadar berisi kata-kata indah tapi juga memiliki makna yang dalam pula. Dengan demikian, akan 'menggoncang hati nurani'. Maksud kata 'menggoncang' adalah menyentuh hati. Menyentuh perasaaan pembaca. Agar menjadi manusia yang lebih baik toleran.

Secara naratif [bercerita] pernyataan penting Sanusi Pane dala Puisi 'Sajak' bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sebuah sajak tidak hanya berisi kata yang bagus dan enak didengar, tapi juga harus dipertimbangkan pilihan katanya karena pasti akan memiliki makna yang berbeda.

Setelah membaca sajak, orang pasti akan berpikir seberapa kuat sajak yang telah dibaca. Apakah bisa diambil hikmah [pelajaran] dari sajak yang telah dibaca.

Seorang penyair tidak menyusun kata kering makna, tapi muncul dari dalam hari.

Dengan demikian, pembaca akan tersentuh perasaannya. Seakan-akan ketika membaca sebuah sajak, pembaca akan merasa bercermin.

Demikian penjelasan arti dan makna puisi 'Sajak' karya Sanusi Pane. Semoga bisa memberikan gambaran dan penjelasan yang memadai, meskipun masih sangat sederhana.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA