Bagaimana akibat orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah

Kamis, 02 Juli 2020 - 06:31 WIB

Berzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah Taala. Foto ilustrasi/ist

Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat tidak menyukai hambanya yang tidak bersyukur. Seorang muslim yang tidak bersyukur kepada Allah bisa disebut mendurhakai atau kufur t erhadap nikmat. Bagaimana seorang muslim dan muslimah enggan bersyukur, padahal Allah telah mengaruniakan seluruh kenikmatan yang dirasakan kaum muslimin di dunia ini?

Allah memberikan kepada rezeki yang dengannya setiap insan dapat makan dan minum. Allah juga mengaruniakan kepada pakaian yang dengannya manusia dapat menutup aurat dan berhias. Allah juga menganugerahkan tempat tinggal yang di dalamnya manusia dapat beristirahat dengan nyaman. Allah juga memberikan kendaraan yang dengannya setiap orang dapat bepergian.

Bahkan, Allah Ta'ala juga mengaruniakan kepada setiap orang jasad yang sehat yang dengannya kita dapat beraktifitas. Allah juga menempatkan kita di negeri yang aman, damai dan sentosa. Semuanya itu adalah kenikmatan yang Allah karuniakan untuk kita. Tidak ada satu pun, dan sekecil apapun nikmat melainkan itu datang dari Allah Ta'ala . Dan yang lebih berharga dari itu semua, Allah pula yang mengaruniakan kepada kita nikmat iman dan Islam, nikmat hidayah dan akidah. [Baca juga : Masuk Golongan Manakah Hati Kita? ]

Oleh karena itu, hendaknya setiap muslimah harus bersyukur kepada-Nya dan jangan kufur. Hendaknya kaum muslimah senantiasa ingat dan jangan lupa. Hendaknya selalu taat dan jangan bermaksiat kepada-Nya. Bersyukur harus dilakukan dengan hati, lisan, dan amal perbuatan.

Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara senantiasa menyadari, mengingat dan menghadirkan dalam hati bahwa setiap nikmat yang kita rasakan tersebut dari Allah, dan bukan dari siapa pun. Allah lah, dengan kasih sayang-Nya, keutamaan dan kebaikan-Nya yang telah memberikannya kepada kita. Ingatlah, kapan pun saat hati kita merasakan hal itu, berarti hati kita sedang bersyukur kepada Allah.

PortalMadura.Com – Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur sangat sulit ditemukan. Padahal bersyukur merupakan obat paling mujarab untuk mengobati semua penyakit hati. Sekecil apa pun nikmat bila disyukuri maka akan terasa besar. Maka bersyukurlah setiap hari.

Namun masih banyak orang yang kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Bahkan mereka tidak menyadarinya akan nikmat tersebut.

Orang yang lupa dan tidak pernah bersyukur maka hidupnya akan menderita, dan orang yang tidak mau bersyukur disebut kufur nikmat Allah.

Karena dengan bersyukur, hidup akan terasa nyaman, tentram, damai, dan jauh dari perasaan resah atau gelisah. Syukur juga salah satu jalan menuju surga.

Bahaya Kurang Bersyukur

Kurang syukur bisa membuat kita tersesat dalam kegelapan dunia. Apa yang didapatkan selalu dirasa kurang dan tidak bisa dinikmati. Hati terus-menerus cemas dan gelisah memikirkan dan mengejar apa yang tidak dimiliki.

Jika sifat seperti ini ada di dalam hati orang yang sangat kaya raya sekalipun, maka seterusnya ia akan merasa miskin dan sempit. Sedangkan jika rasa syukur senantiasa ada di dalam hati orang yang sangat miskin sekalipun, maka ia akan merasakan kekayaan, ketenangan, dan kelapangan.

Allah SWT berfirman, “..Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” [QS. Ali ‘Imran [3]: 145]

Sungguh merugi orang yang kurang syukur. Hatinya terus diliputi dengan kecemasan dan kegelisahan karena tidak yakin pada jaminan Allah. Ia pun rugi karena lisannya jauh dari memuji Allah, karena lisannya sudah disibukkan dengan keluh kesah yang tak ada ujungnya.

Ia juga rugi karena hampa dari peningkatan ibadah kepada Allah, ia lebih sibuk dengan mengejar dunia tanpa berpegang pada Dzat Yang Maha Memiliki segalanya di dunia ini, padahal dalam agama Islam telah memberi banyak tuntunan untuk senantiasa bersyukur.

Berikut ini beberapa tanda-tanda anda kurang mensyukuri nikmat Allah hyang telah diberikan selama ini.

Sulit Berterimakasih, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Ketika seseorang kesulitan mengucap terimakasih atas bantuan atau pemberian dari sesama manusia, sekali pun dari seorang yang statusnya lebih rendah darinya, hal tersebut merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Sebagaimana sabda Rasulullah: ”Siapa yang tidak pandai bersyukur [berterimakasih] kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah,” [HR Tirmidzi No. 1877].

Banyak orang yang tidak berterimakasih pada orang lain hanya karena merasa kebaikan yang diperoleh tersebut merupakan haknya, atau merupakan kewajiban orang yang memberi. Padahal, orang yang pandai bersyukur tidak akan bersikap demikian.

Seseorang yang pandai bersyukur akan senantiasa menghargai segala kebaikan sekecil apa pun, karena pada hakikatnya apapun yang diperolehnya dari manusia merupakan pemberian Allah.

Oleh sebab itu, biasakanlah mengucap terima kasih atas bantuan sekecil apa pun. Misalnya saja, ketika kita mendapat bantuan dari pembantu di rumah, walau sekadar mengambilkan segelas air, tetaplah hargai dengan mengucap terimakasih.

Lalai dalam Beribadah, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Seseorang yang pandai bersyukur sudah pasti menjadikan segala aktivitasnya bernilai ibadah, baik itu pekerjaannya, makannya atau tidurnya. Serta mereka akan memperbanyak ibadah khusus seperti berdzikir, salat sunah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Maka bisa dipastikan pula orang yang lalai, sedikit ibadahnya, sedikit waktu yang digunakan untuk mengingat Allah, menjadi Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Iri dan Dengki, merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Waspadalah dengan rasa iri dan dengki. Jika kita memelihara sifat ini, bisa jadi kita bukanlah seorang yang bersyukur pada Allah, karena masih saja membanding-bandingkan nikmat yang diperoleh orang lain dengan yang kita dapatkan.

Merasa iri dengan orang lain boleh saja dengan syarat:

  1. Karena orang tersebut mempelajari Quran dan mengajarkannya.
  2. Karena orang tersebut mempunyai banyak harta serta menggunakan hartanya untuk bersedekah.

Kalau kita merasa iri apalagi dengki selain pada orang-orang yang memiliki dua kriteria tersebut, mungkin penyebabnya adalah kurangnya rasa bersyukur yang kita miliki. Dan Sangat nampak sebai Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Mudah Mengeluh, salah satu Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Tanda seseorang selalu bersyukur adalah selalu tersenyum ketika Allah berkehendak lain yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika dia sering mengeluh merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Saat kita sudah merasa lapang akan hal itu, maka nilai-nilai syukur sudah menjadi karakter dalam diri kita dan tentu akan selalu mengiyakan semua pilihan-Nya.

Orang yang selalu bersyukur juga tidak akan mudah mengeluh, karena orang yang senantiasa bersyukur akan selalu memiliki sikap ketawadhu’an atas semua yang Allah perintahkan kepadanya.

Karena mengeluh menandakan bahwa kita sedang menantang Allah, memberontak atas tindakan yang Allah lalukan kepada kita, dan bahkan bisa jadi justru sedang marah kepada Allah.

Akibat orang tidak pandai bersyukur

Lalu bagaimana akibat orang yang tidak pandai bersyukur? berikut ini penjelasanya untuk anda.

Mereka yang tidak bersyukur atas nikmat yang telah  Allah berikan, termasuk orang yang kufur nikmat. Akibat orang yang tidak pandai bersyukur atau tidak tahu cara bersyukur adalah orang tersebut akan mendapat adzab yang pedih dari Allah.

Sementara Allah berjanji kepada orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat-Nya, sebaliknya kepada yang tidak bersyukur akan mendapatkan balasan berupa adzab yang pedih.

“Dan [ingatlah juga], tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” [QS. Ibrahim: 7].

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka nikmatnya akan berkurang, seluruh nikmatnya yang ia dapatkan dengan susah payah akan hilang seketika.

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka hati tidak akan tentram . Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka ia berdosa karena telah kufur terhadap nikmat allah.

Orang yang kufur akan merubah sifat watak dan sikap kita menjadi sombong. Kita tentu masih ingat kisah Qarun Laknatullah yang dihinakan oleh Allah karena tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Ikuti Berita Kami Lainya di Google Berita

Video yang berhubungan

      MENYAKSIKAN kedua telapak kaki Rasulullah pecah-pecah akibat terlalu lama melakukan shalat malam, Aisyah bertanya, “Kenapa engkau melakukan yang demikian, wahai Rasulullah, padahal Allah SWT sudah mengampuni segala dosamu yang telah lampau dan akan datang?” Beliau menjawab, “Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur”. (HR.Bukhari dan Muslim).

      Hadis ini cukup populer. Rasulullah SAW (571-632 M) gamblang menegaskan tentang pentingnya bersyukur. Tentu bersyukur merupakan kewajiban bagi kaum beriman.Mari renungkan sejenak nikmat Allah yang selama ini kita terima. Tidak usah seluruhnya. Cukup nikmat buang angin saja. Seorang teman harus menghabiskan uang jutaan rupiah untuk biaya operasi hanya gara-gara tiga hari tidak bisa buang angin.

      Itu baru soal buang angin. Padahal sepanjang hidup ini, jutaan aktivitas lain harus kita tunaikan. Semua itu ternyata tidak dipungut harga alias gratis. Sebab itu, Allah SWT hanya memberikan kita dua pilihan. Jika tidak mau bersyukur, bberarti kita kufur. Tidak ada pilihan ketiga. “Sungguh Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur” (QS.Al-Insan : 3 ).

      Betapa bodohnya kita apabila lebih memilih kufur ketimbang bersyukur. Pasalnya, Allah SWT menjanjikan bertambahnya nikmat bagi mereka yang bersyukur dan menimpakan laknat bagi mereka enggan bersyukur. Simak beberapa cuplikan kisah berikut.

      Kaum Nabi Nuh (3993-3043 SM) disapu banjir super dahsyat. “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh keatas bahtera yang terbuat dari papan dan paku” (QS.Al-Qamar : 11-13).

     Sejarawan memang berbeda pendapat, apakah bencana besar itu melanda seluruh dunia atau hanya terjadi pada wilayah tempat Nabi Nuh diutus. Yang jelas, semua sepakat bahwa banjir mengerikan itu datang akibat kaum Nabi Nuh selalu ingkar kepada Allah. Betapa tidak, lebih kurang 950 tahun Nabi Nuh berdakwah, tetapi pengikutnya hanya tujuh puluh orang dan delapan anggota keluarganya.

     Kekufuran dan pembangkangan serupa juga dilakukan kaum Ad. Kaum Nabi Hud (2450-2320 SM) ini terkenal memiliki jasmani yang kuat. Berkat karunia Allah, kaum Ad hidup berselimut kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Peradaban mereka juga sangat maju. Tetapi mereka kufur dan angkuh, selalu menolak kebenaran, yang resikonya harus mereka bayar dengan sangat mahal.

      Allah SWT meniupkan badai topan diiringi gemuruh suara yang menggelegar. Hanya dalam hitungan hari, riwayat mereka tamat dengan sangat menyedihkan. “Allah menimpakan angin kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus, maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah lapuk” (QS.Al-haqqah : 7).

     Tidak kalah mengerikan lagi adalah azab yang diterima kaum Tsamud. Kaum yang tinggal di dataran Al-Hijir yang terletak diantara Hijaz dan Syam ini hidup dengan segala kemewahan dan kemakmuran sebagai warisan dari Kaum Ad. Kaum Tsamud juga dikenal sebagai arsitektur dan entrepreneur ulung. Awal Juli 2008 lalu, UNESCO mengesahkan Madain Saleh, kota peninggalan mereka di 440 km arah utara Madinah itu, sebagai salah satu situs warisan dunia (World Heritage Site).

      Sungguh sayang, mereka ingkar dan menentang dakwah Nabi Saleh (2150-2080 SM). Mereka bahkan berani membunuh unta betina yang merupakan mukjizat Nabi dan Rasul kelima itu. Hasilnya, mereka dihantam guntur dan gempa hebat. “Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumah mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sungguh kaum Tsamud itu mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud” (QS.Hud : 67-68).

     Tidak kalah tenar tentu kisah Fir’aun. Fir’aun adalah gelar untuk raja-raja Mesir purbakala. Menurut Alquran, terdapat dua gelar bagi raja Mesir kala itu : Fir’aun dan Malik. Fir’aun adalah gelar untuk raja Mesir zaman Nabi Musa (1527-1407 SM), sementara Malik adalah gelar raja Mesir zaman Nabi Yusuf (1745-1635 SM). Penelitian sejarah membuktikan, Fir’aun yang sangat memusuhi Nabi Musa adalah Minephtah (1232-1224 SM), putra Ramses II. Adapun Ramses II yang memerintah selama 68 tahun pada 1304-1237 SM itu adalah raja yang baik.

     Fir’aun Minephtah dianugerahi kekuatan dan kekuasaan luar biasa. Tidak hanya kaya, dia bahkan tidak pernah sakit seumur hidup. Tetapi, jangankan bersyukur, Fir’aun Minephtah malah sangat sombong dan arogan, bahkan mengaku sebagai Tuhan. Tragis, Fir’aun Minephtah dan kroni-kroninya akhirnya dibenamkan Allah di dasar Laut Merah. Setelah ribuan tahun terkubur di laut, muminya ditemukan pada 1898 M oleh Loret di Thebes, di daerah Wadi Al-Muluk (lembah raja-raja). Kini mumi Fir’aun Minephtah diawetkan di museum Mesir.

     Jika mengacu isyarat Al-Quran, Allah memang sengaja menyelamatkan jasad Fir’aun Minephtah agar dapat menjadi pelajaran bagi manusia. “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sungguh kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami” (QS.Yunus : 92).

      Tidak kalah dahsyatnya azab Allah SWT juga ditimpakan terhadap Kaum Sodom, yakni kaum Nabi Luth (1950-1870 SM).Hampir keseluruhan kaum ini mengamalkan gaya hidup songsang, yaitu melakukan hubungan kelamin sesama sejenis,lelaki dengan lelaki.Perbuatan ini merupakan sesuatu penyelewengan fitrah yang amat buruk. Nabi Luth telah menyeru mereka untuk menghentikan perbuatan tersebut disamping menyampaikan seruan-seruan Allah, tetapi mereka mengabaikannya dan malah mereka mengingkari kenabiannya.

     Atas kekufurannya itu Allah SWT mengutus seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi.“Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Hud: 82-83)

     Allah SWT menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain istrinya dengan rahmat Allah SWT, karena mereka menjaga pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya.

     Masih banyak kisah-kisah kebinasaan kaum kufur nikmat dan penentang kebenaran yang dituturkan Allah SWT dalam Alquran. Cukuplah beberapa penggalan kisah di atas sebagai bahan renungan. Sebagai kaum beriman, sepatutnya kita terus memanjatkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW, sebagaimana dikutip dalam riwayat Abu Dawud, “Wahai Tuhanku, bantulah aku untuk dapat senantiasa mengingatmu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu”.

                                                Penulis adalah Pemerhati Kehidupan Beragama

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA