Ayam bertelur di padi Mati kelaparan itik berenang di air mati

Itik Berenang di Telaga Mati Kehausan oleh Sukri Umar (Wartawan Utama)

Belakangan ada pemandangan kurang menarik di SPBU SPBU yang ada di Sumatera Barat. Antrian kendaraan begitu panjang mengular, menunggu giliran dapat BBM bersubsidi. Ada pula yang bernasib tak baik, pas giliran di pengisian ternyata stok habis.

Apakah pribahasa yang menyatakan itik berenang di telaga mati kehausan. Atau pepatah yang sama ayam bertelur di atas lumbung padi mati kepalaran, kini kita alami? Katanya negeri kita kaya dengan kandungan minyak bumi. Bahkan menjadi negara pengekspor minyak. Tapi sayangnya kebutuhan untuk masyarakat tak terpenuhi dengan baik.

Langkanya BBM bersubsidi jenis solar dan premium sudah menjadi pemandangan biasa di Sumatera Barat. Hingga kemaren sepertinya masih belum terurai antrean, meski beberapa pihak sudah melakukan labgkah strategis untuk mengatasinya.

Sejak beberapa hari belakangan kita prihatin dengan kondisi masyarakat terkait kebutuhan BBM. Tak hanya sopir yang butuh BBM bersubsidi saja yang harus rela antre di SPBU, itu pun kalau dapat giliran dibatasi juga jumlahnya.

Masih penderitaan rakyat, selain sopir sopir tang antre dampak juga dirasakan warga sepanjang jalur SPBU. Toko tertutup jalan masuknya, jalanan macet karena antrean yang mengular. Tampak pula ego yang terkadang merusak sendi sendi sosial. Warga di sepanjang jalan pun terpaksa mengambil inisiatif untuk membuat tanda larangan parkir.

Derita rakyat ini sebenarnya cukup dilematis. Para pengambil kebijakan dan pihak terkait pun sudah mulai mengambil langkah taktis. Organda berencana akan melakukan aksi demo jika situasi tidak dapat diatasi. Pululan hebat dirasakan pengusaha angkutan karen mengganggu operasional angkutan mereka.

Selain Organda, politikus di Senayan dan Gubernur pun sudah melakukan langkah taktis. Meminta Pertamina untuk menambah kuota BBM bersubsidi. Memang dilematis, yang langka hanyalah yang bersubsidi, sementara BBM nonsubsidi stoknya aman aman saja.

Kelangkaan BBM bersubsidi di Sumbar sudah sering terjadi. Entaj memang warga Sumbar yang hobi disubsidi atau entah kendaraan dari luar daerah yang sengaja menghisap BBM dari SPBU di daerah ini. Tak ada regulasi plat kendaraan daerah tuan rumah yang dapat jatah, siapa saja yang singgah sah sah saja dapat jatah.

Semoga antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi BBM jenis premium dan solar seperti masih terlihat pada pagi dan sore hari di banyak SPBU di Kota Padang segera berakhir. Sehingga masyarakat bisa beraktifitas dengan maksimal untuk produktifitas kerja masing masing.

Warga tentu berharap pendistribusian BBM secepatnya kembali lancar. Apabila belum lancar, sebaiknua pihak SPBU turun tangan lebih maksimal agar antrean kendaraan berjam-jam tidak menutupi usaha dekat area SPBU. (*)

We’ve detected that JavaScript is disabled in this browser. Please enable JavaScript or switch to a supported browser to continue using twitter.com. You can see a list of supported browsers in our Help Center.

Help Center

Arti dari peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan adalah Hidup sebagai orang miskin di negeri yang makmur kaya raya; Hidup menderita walaupun memiliki harta melimpah ruah atau karena suami atau isterinya yang kaya.  Peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan merupakan peribahasa berbahasa Indonesia yang dimulai dengan huruf A.  Peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan dapat anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan sebagai suatu perumpamaan yang mempunyai arti Hidup sebagai orang miskin di negeri yang makmur kaya raya; Hidup menderita walaupun memiliki harta melimpah ruah atau karena suami atau isterinya yang kaya.

Penjelasan Peribahasa Lebih Rinci / Detil :

Peribahasa : Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan


Arti Peribahasa :  Hidup sebagai orang miskin di negeri yang makmur kaya raya; Hidup menderita walaupun memiliki harta melimpah ruah atau karena suami atau isterinya yang kaya Bentuk Lain Peribahasa : - Arti Kata Tidak Umum : - Huruf Depan Peribahasa : A Bahasa Peribahasa : Bahasa Indonesia Keterangan : - Informasi peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan pada situs web ini bukanlah penjelasan resmi ataupun bagian dari kamus peribahasa bahasa indonesia resmi.  Apabila ada kekurangan atau pun kesalahan pada pemaparan peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.  Tuliskan pertanyaan, pengalaman, komentar maupun opini anda terkait dengan peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan di form komentar di bagian bawah situs web kita tercinta ini agar kita bisa diskusikan bersama-sama.  Mari kita biasakan menggunakan peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan dalam ucapan maupun tulisan untuk melestarikan peribahasa nasional kita, terima kasih.

Kembali Menuju Ke :


Halaman Utama
Daftar Peribahasa
Daftar Peribahasa Indonesia
Daftar Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf A

June 11, 2013 · 5:09 am

Orang yang tinggal di negeri yang kaya raya, bila tidak pandai berusaha, ia tetap melarat.

Related

Leave a comment

Filed under Peribahasa

INFO PENDIDIKAN – Arti Peribahasa Ayam Bertelur Di Atas Padi, Mati Kelaparan

Arti kata “peribahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Arti Peribahasa Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan

  1. Sangat menderita meskipun berpenghasilan besar
  2. hidup miskin di negeri yang kaya dan makmur.

Kesimpulan

Arti peribahasa ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan adalah sangat menderita meskipun berpenghasilan besar; hidup miskin di negeri yang kaya dan makmur.

Selain arti peribahasa ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan, berikut beberapa arti peribahasa lainnya yang mungkin menarik untuk diketahui:

Sesat di ujung jalan, lebih baik ke pangkal jalan
Artinya : Jika tahu perbuatan yang kita lakukan adalah salah/tidak baik, maka sebaiknya cepat kembali ke jalan yang benar sebelum terlanjur.

Cacing menjadi ular naga
Artinya : Orang hina (miskin) menjadi orang besar (kaya)

Beroja berpegang ekor
Artinya : Kepercayaan yang setengah hati/tanggung. (beroja = menggalaki)

Bagai menyukat anak ayam, masuk empat keluar lima
Artinya : Melakukan pekerjaan yang sulit.

Dijual sayak, dibeli tempurung
Artinya : Sama saja halnya, pekerjaan baru, tetapi tidak berbeda dari pekerjaan lama

Ayam pada itik, raja pada tempatnya
Artinya : Masing-masing orang ahli dalam urusannya.

Kuning oleh kunyit, hitam oleh arang
Artinya : Mudah dihasut atau dipuji

Seperti ular kena bedal palu, pukul
Artinya : Tidak tenang (karena marah dan sebagainya)

Tampak ranggas tak akan melenting
Artinya : Ketahuan tidak dapat melakukan apa-apa karena bodoh atau penakut.

Ibarat negeri berubah rasam, ibarat tahun berubah musim
Artinya : Orang yang tidak tetap kedudukannya. (rasam = adat kebiasaan)

Tidaklah gajah yang besar diam di hutan itu ke tangan manusia
Artinya : Janganlah membesar-besarkan kekayaan orang lain, karena suatu saat kekayaan itu akan lenyap juga.

Genta saja yang berbunyi, kuda sudah dek gerindin
Artinya : Orang yang berpakaian bagus dan bergaya congkak, tetapi uangnya sudah tidak ada lagi.

Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung
Artinya : Hendaklah mengikuti adat negeri yang didiami

Serta lalu kucing, tikus tiada berdecit lagi
Artinya : Seseorang yang merasa ketakutan.

Sudah diludahkan, dijilat kembali
Artinya : Seseorang yang menghina orang lain dan kemudian justru memujinya.

Kelebihan ikan radai, kelebihan manusia akal
Artinya : Segala sesuatu ada kelebihannya masing-masing. (radai = sirip)

Kurang budi teraba-raba, tidak ilmu suluh padam
Artinya : Orang yang kurang siasat dalam suatu perkara, akhirnya hanya akan mendapatkan kesulitan.

Seperti Belanda minta tanah, diberi kuku hendak menggarut
Artinya : Apabila seseorang diberi sedikit, ia mengajukan lebih banyak lagi

Gajah empat kaki lagi tersaruk
Artinya :

  1. Orang besar/berkuasa ada kalanya akan kehilangan kebesaran/kekuasaannya
  2. nasib yang tidak dapat ditentukan. (tersaruk = tersandung)

Tidak usak kerbau oleh penyembelihnya
Artinya : Bila memiliki kelebihan harta, hendaknya selalu berderma.

Lihat juga :
1. Kumpulan Arti Peribahasa lainnya DI SINI
2. Tryout SKD CPNS 2021 (4000+ soal) DI SINI
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia DI SINI

Demikian informasi “Arti Peribahasa Ayam Bertelur Di Atas Padi, Mati Kelaparan”, semoga bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA