Apakah yang dimaksud mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan dari suatu kedudukan ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Perpindahan tersebut bisa menjadi ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing), maupun sebaliknya ke tingkat lebih rendah (social sinking).

Mengapa dimasyarakat terjadi mobilitas sosial?

Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial lainnya adalah faktor ekonomi. Baik di Indonesia maupun di negara mana saja, kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya.

Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial horizontal?

Mobilitas sosial horizontal mengacu kepada perpindahan geografis atau tempat tinggal atau juga peralihan individu dari suatu kelompok sosial ke kelompok lainnya yang sederajat. Status sosial pun tetap (sederajat) tanpa kenaikan atau penurunan.

Mengapa seseorang melakukan mobilitas sosial dan penduduk?

Tujuan seseorang melakukan mobilitas sosial tentunya untuk mendapatkan perubahan. Perubahan tersebut mencakup dalam beberapa hal, misalnya perubahan dalam segi ekonomi atau pendidikan. Faktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang dapat dan harus diisi, serta kemudahan untuk memperolehnya.

Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial horizontal dan berikan contohnya?

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat. Pada mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang. Misalnya, ketika ada kepala sekolah yang pindah tugas ke sekolah lain untuk menjadi kepala sekolah juga.

Apa yang dimaksud mobilitas horizontal brainly?

Jawaban: Mobilitas horizontal merupakan perpindahan status sosial dari satu posisi ke posisi lain yang sifatnya sederajat yang tidak menimbulkan perubahan status seseorang dalam masyarakat.

Apa saja contoh mobilitas sosial vertikal?

Contoh dari mobilitas vertikal ke atas adalah sebagai berikut ini. – Karyawan yang naik jabatan menjadi kepala bagian atau jabatan yang lebih tinggi lainnya. – Guru yang naik jabatan menjadi kepala sekolah. – Walikota yang naik jabatan menjadi Gubernur.

Setiap orang pasti ingin bisa naik kelas sosial. Masalahnya, hal tersebut nggak semudah mengatakannya, apalagi jika seseorang lahir dengan kondisi ekonomi yang termasuk kategori miskin. Hambatan sistemik seperti pendidikan yang tidak setara, diskriminasi, dan kurangnya kesempatan dapat memperlambat atau mengurangi kemampuan seseorang untuk naik kelas sosial. 

Hal ini erat kaitannya dengan mobilitas sosial, Quipperian. Tunggu dulu, memangnya apa itu mobilitas sosial? Agar lebih paham, simak ulasannya di bawah ini, ya!

Apa Itu Mobilitas Sosial?

Pengertian mobilitas sosial adalah kemampuan individu untuk mengubah posisi dalam sistem stratifikasi sosial. Jadi, saat status ekonomi seseorang mengalami peningkatan atau penurunan yang mempengaruhi kelas sosial, ia mengalami mobilitas sosial, Quipperian. 

Individu bisa mengalami mobilitas sosial ke atas atau ke bawah karena banyak alasan. Mobilitas ke atas berarti perpindahan dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah ke lebih tinggi. Sebaliknya, mobilitas ke bawah adalah perpindahan dari kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi ke kelas yang lebih rendah. 

Mobilitas ke bawah bisa terjadi karena banyak hal, misalnya kemunduran bisnis, pengangguran, atau penyakit. Putus sekolah, kehilangan pekerjaan, atau bercerai juga bisa membuat hilangnya pendapatan atau status, sehingga menyebabkan mobilitas sosial ke bawah. Agar semakin paham, langsung saja simak perngertian mobilitas sosial dari para ahli di bawah ini.

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

  • William Kornblum, mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
  • Michael S. Bassis, mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
  • H. Edward Ransford, mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
  • Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
  •  Soejarno Soekanto, mobilitas sosial ialah gerak dari suatu posisi sosial ke posisi sosial lainnya.
  • Robert M.Z. Lawang, mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi lainnya.

Nah, dari beberapa pendapat tersebut, ada hal pokok menyangkut mobilitas sosial. Pertama, perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah. Kedua, dialami oleh manusia sebagai individu maupun berkelompok. Dan, ketiga, terjadinya dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh individu atau kelompok.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perubahan kelas sosial baik dialami oleh individu ataupun berkelompok dan perubahan itu berdampak pada individu atau kelompok tersebut.

Pentingnya Mengetahui Mobilitas Sosial

Dengan belajar mobilitas sosial masyarakat, kamu bisa tahu indikasi peluang hidup, Quipperian. Contohnya, mobilitas sosial bisa mengungkapkan sejauh mana latar belakang kelas asli seseorang memengaruhi peluangnya buat mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi atau berstatus tinggi.Mobilitas sosial juga punya manfaat praktis, lho, Quipperian. Agar ekonomi modern berfungsi dan berkembang dengan baik, keterampilan dan kemampuan masyarakat harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jadi, masyarakat bakalan makmur secara ekonomi kalau bisa memberikan kesempatan buat mengembangkan dan menggunakan bakat orang-orang di dalamnya.

Apa Saja Jenis-Jenis Mobilitas Sosial?

Mobilitas sosial terdiri dari beberapa jenis yang perlu kamu ketahui, Quipperian. Berikut ini ulasan masing-masingnya:

  1. Mobilitas Vertikal
  2. Mobilitas vertikal mengacu pada perubahan status pekerjaan, politik, atau agama seseorang yang menyebabkan perubahan posisi sosial. Perubahan mobilitas vertikal bisa terjadi secara naik atau turun

    Kalau mobilitas vertikal yang naik, seseorang dari lapisan yang lebih rendah naik ke lapisan yang lebih tinggi. Kalau mobilitas turun, bisa terjadi contohnya saat pengusaha mengalami kerugian hingga pailit, hingga akhirnya berpindah ke lapisan masyarakat yang lebih rendah.

  3. Mobilitas Horizontal
  4. Mobilitas horizontal terjadi kalau seseorang mengubah pekerjaan, tapi status sosialnya secara keseluruhan tetap nggak berubah. Misalnya, jika seorang dokter beralih dari praktik kedokteran menjadi mengajar di sekolah kedokteran, pekerjaannya berubah tapi prestise dan status sosialnya kemungkinan besar tetap sama.

  5. Mobilitas Antargenerasi
  6. Mobilitas antargenerasi terjadi kalau posisi sosial berubah dari satu generasi ke generasi lainnya. Perubahannya bisa ke atas maupun ke bawah, Quipperian. Misalnya, seorang ayah bekerja di pabrik, sementara putranya mengenyam pendidikan sehingga menjadi pengacara atau dokter.

  7. Mobilitas Intergenerasi
  8. Kalau mobilitas intergenerasi, terjadinya selama masa hidup satu generasi, Quipperian. Ini juga bisa merujuk pada perubahan posisi di antara saudara kandung. Misalnya dari yang berkarier sebagai juru tulis, pindah ke posisi senior seperti direktur.

Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

  1. Status sosial
  2. Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memilih atau mengubah status sosial yang mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem strati kasi sosial yang terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan sosial yang terbuka, individu memiliki peluang besar untuk melakukan mobilitas sosial antarkelas. Adapun pada sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan berjalan lambat. Jadi, tujuan seseorang untuk melakukan mobilitas sosial didorong adanya keinginan untuk meningkatkan status sosial di dalam masyarakat.

  3. Keadaan ekonomi
  4. Latar belakang keadaan ekonomi yang kurang baik dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial. Mobilitas sosial disebabkan oleh sikap yang tidak mau menerimakeadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya. Selain itu, keadaan sekitar yang kurang menguntungkan dapat mendorong terjadinya mobilitas horizontal yakni bila masyarakat melakukan perpindahan ke wilayah yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi.

  5. Situasi politik
  6. Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek lain sehingga perubahan dalam kebijaksanaan politik akan memberikan peluang untuk melakukan mobilitas vertikal maupun horizontal. Situasi yang damai akan memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial secara geogra s. Sebaliknya, situasi yang kacau dan perang akan menyebabkan merosotnya kesejahteraan dan kehancuran bagi masyarakat di semua strata sosial.

  7. Pertumbuhan penduduk
  8. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan atau pengembangan kebutuhan dapat menjadi beban. Kenyataan ini akan mendorong pula mobilitas horizontal dan mobilitas lateral, yakni ketika penduduk bermobilitas ke tempat-tempat yang lebih menguntungkan.

  9. Perubahan kondisi sosial

    Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya, misalnya karena masyarakat berubah pandangan menjadi lebih terbuka. Kemajuan teknologi dan perubahan ideologi dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas sosial.

  10. Ekspansi teritorial (perluasan daerah) dan gerak populasi
  11. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial, misalnya transmigrasi, perkembangan kota, dan sebagainya.

  12. Komunikasi yang bebas
  13. Komunikasi yang terbatas antaranggota masyarakat akan menghambat mobilitas sosial. Sebaliknya, komunikasi yang bebas dan efektif akan memudarkan semua garis batas antaranggota sosial yang ada di masyarakat. Hal itu akan memicu terjadinya mobilitas sosial.

  14. Pembagian kerja
  15. Besarnya kemungkinan terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Pembagian kerja berhubungan dengan spesialisasi jenis pekerjaan. Spesialisasi pekerjaan menuntut keahlian khusus. Semakin spesi k pekerjaan yang ada di masyarakat, semakin sedikit pula kemungkinan individu berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain. Akibatnya, semakin kecillah kemungkinan terjadi mobilitas sosial.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Setidaknya ada tiga faktor yang bisa jadi penghambat mobilitas sosial, yaitu:

  1. Diskriminasi
  2. Diskriminasi adalah tindakan atau praktik yang mengecualikan, merugikan, atau membedakan orang lain berdasarkan beberapa sifat yang subyektif. Contohnya diskriminasi usia, diskriminasi disabilitas, orientasi seksual, dan diskriminasi agama.
  3. Stereotip gender
  4. Ini adalah generalisasi berlebihan dari karakteristik, perbedaan, dan atribut kelompok tertentu berdasarkan jenis kelaminnya. Akibat stereotip gender, bakal ada bias yang diterima secara luas tentang karakteristik atau sifat tertentu. Misalnya, seorang perempuan nggak diterima kerja di bidang konstruksi bangunan karena dianggap “kurang kuat secara fisik” daripada kandidat laki-laki. Padahal, nggak ada hubungan pasti kenapa seorang perempuan nggak bisa kerja di bidang tersebut.

  5. Kemiskinan
  6. Para sosiolog setuju bahwa kelas sosial ditentukan oleh pendidikan, pendapatan, dan tingkat pekerjaan. Keluarga miskin pastinya punya lebih sedikit sumber daya dan peluang materi. Biasanya, kemiskinan juga membuat masyarakat tinggal di lingkungan dan distrik sekolah yang kurang diinginkan, jadinya peluang naik kelas sosial cenderung lebih kecil.

Faktor yang Memengaruhi

Quipperian, kamu tahu tidak mobilitas sosial itu ada faktor-faktor yang memengaruhinya? Ya, benar! Ada banyak faktor yang memengaruhi, lho. Setidaknya ada lima faktor, yaitu:

  1. Perubahan Kondisi Sosial
  2. Struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah karena terjadi perubahan di dalam atau di luar masyarakat itu sendiri. Misalnya, kemajuan dalam bidang teknologi yang digunakan dalam perindustrian dapat membuka kemungkinan terjadinya mobilitas ke atas.

  3. Ekspansi Teritorial dan Gerak Penduduk
  4. Ekspansi sosial dan perpindahan penduduk yang cepat merupakan bukti terjadinya mobilitas sosial. Misalnya, petani desa yang mengadu nasib ke kota menjadi pedagang. Usaha dagang yang dilakukan berhasil kemudian menjadi orang kaya. Dengan begitu, petani tadi melakukan mobilitas geografis (dari desa ke kota), mobilitas horizontal, yakni dari profesi petani ke pedagang, dan mobilitas vertikal, yakni dari orang miskin menjadi orang kaya.

  5. Pembatasan Komunikasi
  6. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara anggota strata sosial yang berbeda akan menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Situasi-situasi pembatasan komunikasi tersebut akhirnya memengaruhi mobilitas sosial.

  7. Pembagian Kerja
  8. Terjadinya mobilitas relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Bila dalam masyarakat terjadi spesialisasi kerja yang sangat ketat, maka tingkat mobilitas sosial itu akan menjadi lemah.

    Spesialisasi kerja yang sangat ketat itu menuntut keterampilan yang tinggi. Hal tersebut akan menyulitkan seseorang berpindah profesi. Perpindahan dari satu profesi ke profesi lainnya memiliki arti memperlemah perpindahan strata yang satu ke strata yang lain.

  9. Tingkat Natalitas atau Kelahiran
  10. Tingkat natalitas atau kelahiran juga memengaruhi mobilitas sosial. Sebab, tingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas sosial rendah membatasi anggota-anggota keluarga meningkatkan kelas sosialnya.

    Kesulitan mobilitas tersebut diakibatkan oleh rendahnya tingkat kehidupan ekonomis mereka. Di pihak lain, kelas-kelas yang lebih tinggi akan menciptakan “kevakuman sosial” dalam masyarakat pada saat mereka membatasi angka kelahiran.

Faktor Timbal Balik

Selain faktor yang memengaruhinya, ada pula faktor-faktor yang memiliki hubungan timbal balik dengan mobilitas sosial. Faktor-faktor tersebut ialah ukuran keluarga, pendidikan, jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga, perkawinan, penundaan kepuasan, ras dan suku, dan program pemerintah. Simak penjelasan lebih lanjut di bawah, ya.

  1. Ukuran Keluarga
  2. Pada faktor pertama, yakni ukuran keluarga, terkait dengan jumlah anggota keluarga. Keluarga yang jumlah anggotanya banyak relatif kurang aktif bila dibandingkan dengan keluarga yang anggotanya sedikit. Dengan demikian, anak-anak  yang berasal dari keluarga kecil (umumnya terdapat di daerah perkotaan) mempunyai peluang atau kesempatan yang lebih besar untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga berjumlah besar di pedesaan.

  3. Pendidikan
  4. Faktor pendidikan pun ikut memengaruhi hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial, khususnya mobilitas vertikal. Sebab, pendidikan formal masih dipandang sebagai aset utama dalam meraih pekerjaan.

  5. Jenis Kelamin & Nomor Urut dalam Keluarga
  6. Ketiga, faktor jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga memengaruhi dalam hal kesempatan bertarung untuk mobilitas vertikal dalam suatu keluarga. Sebab, masih ada sentimen atau perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

    Selain itu, kesempatan untuk naik dalam mobilitas vertikal lebih besar terbuka kepada anak pertama dalam keluarga. Dengan begitu, jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga juga memengaruhi mobilitas sosial, khususnya di dalam masyarakat Indonesia.

  7. Perkawinan
  8. Faktor keempat ialah perkawinan. Mobilitas sosial vertikal naik dapat juga diperoleh melalui perkawinan. Misalnya, seseorang yang semula berasal dari kelas sosial yang rendah ketika menikah dengan pasangan yang memiliki kelas sosial tinggi, maka ia masuk dalam kelas sosial pasangan yang lebih tinggi.

  9. Penundaan Kepuasan
  10. Kemudian, faktor kelima, penundaan kepuasan merupakan faktor yang memiliki hubungan timbal balik. Penundaan kepuasan ini memiliki pengertian penangguhan hasil langsung untuk dipetik di masa yang akan datang dengan jumlah hasil yang lebih besar.

  11. Ras dan Suku
  12. Faktor yang memengaruhi hubungan timbal balik mobilitas sosial keenam yakni ras dan suku. Alasan faktor ini memengaruhi karena ras dan suku berhubungan dengan terciptanya peluang bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Diskriminasi terhadap suatu golongan ras dan suku tertentu sejatinya masih terjadi dalam dunia bisnis, industri, dan pendidikan. Oleh sebab itu, identitas ras dan suku yang dimiliki seseorang sedikit banyaknya memiliki faktor hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial.

  13. Program Pemerintah
  14. Dan, faktor terakhir, yakni program pemerintah, memengaruhi dalam hal adanya peluang bagi seseorang atau kelompok untuk ikut dalam dinamika mobilitas sosial. Sebab, pemerintah melalui programnya memberikan kesempatan bagi kelas bawah dan menengah untuk memasuki lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, program pemberian beasiswa pendidikan atau terbukanya kuota lebih besari di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bagi keluarga yang tidak mampu.

Bentuk Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial memiliki beberapa bentuk, yakni vertikal, horizontal, antargenerasi dan intragenerasi, lateral atau geografis, dan struktural. Simak penjabarannya lebih lengkap di bawah ini, yuk.

  1. Vertikal & Horizontal
  2. Mobilitas sosial vertikal memiliki pengertian perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Secara umum, mobilitas sosial vertikal terbagi dua, yakni vertikal ke atas (social climbing) dan vertikal ke bawah (social sinking).

    Lalu, mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Adapun, mobilitas sosial horizontal tidak menimbulkan pengaruh sosial secara langsung terhadap status sosial seseorang. Akan tetapi, perubahan dapat memberikan penyegaran karena bertambahnya pengalaman dan pengetahuan baru.

  3. Antargenerasi & Intragenerasi
  4. Nah, sementara itu mobilitas sosial antargenerasi merupakan mobilitas dua generasi atau lebih. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Sedangkan, mobilitas sosial intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.

  5. Lateral & Struktural
  6. Mobilitas sosial lateral atau geografis merupakan mobilitas baik secara individu ataupun kelompok, dari unit wilayah satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang. Mobilitas lateral dibagi menjadi dua, pertama, permanen yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan perpindahan menetap/permanen, dan tidak permanen, yakni segala bentuk mobilitas individu atau kelompok yang bersifat sementara.

    Terakhir, mobilitas struktural memiliki pengertian mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Contoh Mobilitas Sosial dalam kehidupan sehari hari

Berikut beberapa contoh mobilitas sosial dalam kehidupan sehari-hari, Quipperian:

  • Cleaning service di pabrik dipromosikan menjadi supervisor.
  • Pialang saham dihukum karena penipuan dan kehilangan kekayaan.
  • Guru menerima pekerjaan di kabupaten lain yang mengajar mata pelajaran sama.
  • Seseorang yang memulai bisnis dari bawah ke atas dan menghasilkan banyak uang.
  • Seseorang menjadi orang pertama dalam keluarganya yang mendapatkan gelar sarjana.

Tips Memahami Serta Menganalisis Mobilitas Sosial

Memahami mobilitas cukup mudah Quipperian mulai lah pahami bahasanya yang terbagi menjadi mobilis yaitu perpindahan dan sosial yaitu seseorang atau sekelompok orang. Dalam hal ini Quipperian disarankan untuk lebih memperhatikan sosial sekitar mulai dari keluarga sampai teman teman dikelas.

Coba perhatikan bahasan pada artikel ini apakah terjadi juga pada lingkungan sekitar kalian? Mobilitas sosial adalah faktor penting dalam terciptanya masyarakat yang dinamis, Quipperian, sehingga sangat berpengaruh terhadap penciptaan ekonomi yang sehat. Mobilitas sosial bisa ditingkatkan meskipun butuh dukungan dari banyak pihak untuk mengatasi faktor penghambatnya. Kalau mau tahu lebih banyak pembahasan seputar materi sosiologi seperti ini, kamu bisa cek blog Quipper, ya!

Yuk, Simak Contoh Soal Mobilitas Sosial & Pembahasan Lengkapnya Ini!