Apakah yang dimaksud kelangkaan dalam ilmu ekonomi brainly?

Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua pengertian:

  • Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
  • Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.

Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena massal ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami kelangkaan.

Kelangkaan ini menunjukan hubungan antara berapa banyak barang yang ada dan berapa banyak barang yang kita perlukan, jadi kelangkaan ini merujuk pada barang yang susah ditemukan.

Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

  • Keterbatasan sumber daya

Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis.

  • Perbedaan letak geografis

Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.

  • Pertambahan jumlah penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara jumlah produksi hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya).[1]

  • Keterbatasan kemampuan produksi

Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya. Keterbatasan produksi menyebabkan penawaran tetap sedangkan permintaan barang tersebut tinggi sehingga selain menyebabkan kelangkaan juga dapat menyebabkan inflasi permintaan.[2]

  • Bencana alam

Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut.[3]

  • Tidak ada pengganti (substitusi) yang efektif.[4]

Tidak adanya pengganti akan suatu barang atau jasa merupakan salah satu penyebab terjadinya kelangkaan.

  1. ^ Faktor kelangkaaan pertumbuhan penduduk
  2. ^ Liputan6.com (2019-03-17). "Penyebab Inflasi dan Pentingnya Kestabilan Harga di Suatu Negara". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 
  3. ^ Faktor Kelangkaan Sumber Daya
  4. ^ Media, Kompas Cyber. "Kelangkaan: Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelangkaan&oldid=19364808"

Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:

  1. Terbatas, dalam artian sumber daya yang tersedia jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan banyaknya jumlah kebutuhan manusia. Ketika terjadi kenaikan jumlah penduduk, akan menyebabkan kebutuhan juga meningkat. Manusia tidak hanya butuh makan dan minum saja tapi juga membutuhkan pakaian, rumah, teknologi dan lainnya. Pada akhirnya kebutuhan manusia akan selalu bertambah tanpa kenal batas, sementara sumber daya yang ada jumlahnya terbatas. 
  2. Terbatas, dalam artian manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperoleh sumber daya (alat pemuas kebutuhan) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Untuk memperoleh segala sesuatu yang diinginkan manusia harus mengeluarkan biaya(pengorbanan).  Contohnya, Jika menginginkan makanan maka harus mengeluarkan biaya berupa uang untuk mendapatkan makanan tersebut. Kesimpulannya, apabila ingin menikmati sesuatu yang diinginkan maka harus memiliki pengorbanan (biaya) untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. 

SEMARANG – Pemerintah memastikan stok minyak goreng melebihi angka rata-rata kebutuhan nasional. Kelangkaan minyak goreng di pasaran yang terjadi belakangan ini disinyalir karena adanya ketidaklancaran pada aliran distribusi.

Hal itu disampikan Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan saat melakukan kunjungan di Jawa Tengah, Rabu (23/2/2022). Pihaknya saat ini melakukan pemantauan ke lapangan untuk memastikan aliran distribusi minyak goreng berjalan lancar.

“Masalahnya di distribusi. Pemerintah sejak tanggal 4 Februari sampai saat ini sudah menggelontorkan lebih dari 100 juta liter, dan terdistribusi semua tempat. Sekarang istilahnya bendungannya sudah penuh hanya aliran irigasinya. Maka, kami turun untuk memperbaiki jaringan irigasi,” ujarnya.

Ditambahkan, pemantauan lapangan tersebut tak hanya memastikan distribusi minyak goreng lancar sampai ke masyarakat, tapi juga dijual sesuai harga tertinggi yang telah diatur pemerintah. Pihaknya akan menindak tegas distributor yang melakukan penyimpangan, sehingga berdampak terhadap kelangkaan minyak goreng.

“Pemerintah akan melakukan tindakan tegas terhadap (distributor) yang membuat terjadinya distrosi di distribusi. Kalau memang masih terdistorsi, (pihaknya) akan memotong jalur distribusi langsung ke jalur pedagang,” papar Oke.

Menurutnya, skema distribusi minyak goreng seharusnya sesuai dengan alur yang ada. Yakni mulai dari produsen ke distributor, kemudian subdistributor, agen, supplier, hingga konsumen.

“Nah, aliran ini ada yang berusaha mengambil nilai ekonomi, sehingga harga eceran tertinggi tidak sampai ke masyarakat. Kita beresin. Langkah kita turun ke lapangn untuk melihat apa yang terjadi, dan tindak tegas yang mendistorsi,” lanjut Oke.

Dikatakan, kebutuhan rata-rata minyak goreng secara nasional sekitar 11 juta liter per bulan. Namun, pemerintah sudah menggandakan produksi menjadi 20 juta liter. Artinya, stok minyak goreng bisa dikatakan melimpah.

“Harusnya banjir, rata-rata kebutuhan 11 juta per bulan secara nasional, sekarang digandakan menjadi 20 juta liter sampai bendungan penuh. Tapi kok tidak mengalir, kok terasa barang langka. Sebenarnya bukan posisi barang langka, yang langka itu harga terjangkau. Ada yang mempermainkan harga. Kami akan tindak tegas,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo menambahkan, pihaknya juga telah melakukan operasi pasar terkait isu kelangkaan minyak goreng.

“Sesuai yang disampaikan Pak Dirjen, stok minyak goreng aman. Hanya, ada masalah di distribusi. Untuk itu, kita akan cek ke lapangan,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan audiensi dengan para distributor yang ada di Jawa Tengah.

“Kebetulan Pak Dirjen ngantor dua hari di sini, sehingga bisa secara bersama cek ke lapangan. Kami juga audiensi dengan para distributor,” ucapnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, operasi pasar di Jawa Tengah telah dilakukan sejak 21–23 Februari. Misalnya, PT Sawit Juara yang mendistribusikan kurang lebih 32 ton minyak goreng di Kota Semarang.

“Kemudian adalagi dari PT PPI, ini tanggal 21 sampai 23 (Februari). Ini ada di Purworejo, Kebumen, Kota Semarang, dan Kota Surakarta, masing-masing kurang lebih 3.000 liter,” ujar Ganjar.

Menurutnya, operasi pasar minyak goreng juga dilakukan Perum Bulog sejak 22–23 Februari. Yakni di Batang sebanyak 2.000 liter, Wonosobo 2.000 liter, dan Grobogan 3.000 liter.

Selain itu PT BES juga melakukan operasi pasar minyak goreng. Totalnya 123.000 liter atau kurang lebih 10.250 dus dibagikan ke Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Demak, Salatiga, Jepara, Batang, Magelang, Purbalingga, dan beberapa kota lainnya.

“Kalau kita melihat kondisi ini, rasa-rasanya publik harus tahu terkait dengan operasi pasar. Karena tadi pagi saya masih ditanyain teman-teman dari Demak, kok minyaknya masih mahal dan langka,” ujarnya.

Ganjar berharap, pemerintah pusat mengambil tindakan tegas terkait kewajiban DMO (Domestic Market Obligation) 20 persen yang harus dibagikan kepada masyarakat. Sehingga masalah minyak goreng dapat segera ditanggulangi.

“Kita lagi berada pada situasi yang tidak menguntungkan hari ini, maka pada pemerintah pusat saya harapkan betul untuk mengambil tindakan yang tegas, sehingga DMO 20 persen yang mesti dibagi harus dibagi,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA