Apakah penyakit ispa adalah penyakit keturunan

Apakah penyakit ispa adalah penyakit keturunan

Sumenep-Kominfo News Room : Cuaca yang berubah-ubah terutama saat musim kemarau basah seperti saat sekarang, sering muncul berbagai penyakit seperti penyakit saluran infeksi pernafasan atas (ispa) dan alergi. “Untuk itu, masyarakat hendaknya mewaspadai dan menjaga hidup bersih” imbau Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr. Iwan M. Mulyono saat dikonfirmasi, Jumat (27/07). Secara umum, tubuh manusia dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cuaca. Gangguan penyakit itu akan muncul jika tubuh manusia tidak dapat menyesuaikan diri atau dalam kondisi kurang sehat. Saat ini, cuaca sudah memasuki musim kemarau, namun masih berpotensi terjadi hujan dan memungkinkan adanya genangan air. Karena itu, masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit diare dan demam berdarah. Selain itu, saat sekarang merupakan waktu yang bagus untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Menjaga kesehatan tidak harus dengan dengan tindakan khusus, karena kesehatan itu ditentukan beberapa faktor yakni lingkungan, perilaku, pelayanan dan keturunan. “Yang penting adalah lakukan konsumsi makanan yang bergizi dan baik, olahraga cukup, tidak merokok, serta menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya. Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bojonegoro, Setyobudi. Ia berpendapat, musim kemarau basah yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia berdampak pada kesehatan utamanya yang menderita alergi terhadap cuaca dingin. Yang harus diperhatikan, selain memelihara kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih, harus juga disiapkan baju hangat dan selimut serta banyak mengkonsumsi air bersih. Bagian Pengolahan Data Diare Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jatim, Nurul mengatakan, pada musim kemarau umumnya penyakit diare banyak diderita masyarakat yang tinggal di daerah yang kekurangan air dan kurang menjaga kebersihan. Mengenai jumlah penderita diare di Jatim, saat ini belum dapat diketahui, karena sebagian besar Dinas Kesehatan Kab/Kota belum menyerahkan hasil laporannya secara valid. Tentang kondisi cuaca, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Juanda Surabaya, Drs. Endro Tjahyono mengatakan, sebagian besar wilayah di Indonesia mulai Juni-September memasuki musim kemarau basah atau dikenal dengan istilah musim kemarau bediding yang ditandai dengan suhu udara yang cukup dingin. Berdasarkan catatan data BMG, suhu minimum yang pernah dicapai tujuh tahun terakhir adalah 19 derajat celcius pada 1 Juni 2004. Hal itu diakibatkan oleh pergerakan semu matahari di belahan bumi selatan dengan posisi 23 derajat Lintang Utara (LU), serta tiupan angin timur dan tenggara. Selain itu, juga dipengaruhi udara dari Australia yang memasuki musim dingin. “Umumnya, adanya gerak semu matahari dan tiupan angin, berpotensi mengakibatkan gelombang pasang, “ katanya. ( JNR, Soek )

ISPA pada anak merupakan gangguan pernapasan yang umum terjadi. Saat terserang ISPA, anak cenderung menjadi lesu, rewel, dan kurang mau makan. Agar tidak bingung dalam menangani Si Kecil saat terkena ISPA, Anda perlu mengetahui dulu hal-hal seputar ISPA pada anak dan cara mengobatinya.

ISPA adalah penyakit akibat infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, meliputi hidung, rongga hidung dan sinus, tenggorokan (faring), dan kotak pita suara (laring). Kondisi ini umum dialami oleh anak-anak dan lansia. Pada orang dewasa, ISPA lebih sering terjadi pada orang yang merokok atau terpapar asap rokok dan polusi.

Apakah penyakit ispa adalah penyakit keturunan

ISPA pada anak dapat menggambarkan beberapa penyakit infeksi pada saluran pernapasannya, seperti flu, radang tenggorokan (faringitis), sinusitis, epiglotitis, atau radang pita suara.

Penyebab dan Gejala ISPA pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus, yaitu virus rhinovirus, adenovirus, coxsackie, parainfluenza, dan RSV (respitatory syncytial virus). Namun, pada kasus tertentu, ISPA pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri.

Virus dan bakteri penyebab ISPA dapat menyebar dan menular dengan beberapa cara, misalnya saat anak menghirup percikan bersin dari seseorang yang terinfeksi ISPA. Penyebaran juga dapat terjadi saat anak memegang benda yang telah terkontaminasi virus atau kuman penyebab ISPA dan secara tidak sadar menyentuh hidung atau mulutnya sendiri.

Saat mengalami ISPA, anak-anak dapat menunjukan gejala berupa:

  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Bersin
  • Batuk-batuk
  • Sakit tenggorokan hingga suara serak
  • Mata terasa sakit, berair, serta kemerahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Sakit ketika menelan

Tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan akut akibat infeksi virus biasanya akan menetap selama 1–2 minggu. Setelah itu, kondisi anak akan mereda dengan sendirinya. ISPA pada anak perlu diwaspadai jika semakin lama semakin parah atau disertai gejala berikut:

  • Sesak napas
  • Napas berbunyi
  • Nyeri di bagian dada atau perut
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran
  • Bibir dan kuku tampak kebiruan
  • Kulit menjadi pucat dan terasa dingin
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare

Jika terdapat beberapa gejala di atas, bisa jadi ISPA pada anak sudah menyebabkan komplikasi yang lebih berat, seperti dehidrasi, pneumonia, dan bronkitis. Kondisi-kondisi tersebut perlu segera ditangani oleh dokter.

Langkah Pengobatan ISPA pada Anak

Meski ISPA pada anak akan membaik dengan sendirinya, tetapi kondisi ini sering kali membuat anak rewel dan susah beristirahat, sehingga proses pemulihannya bisa terganggu.

Untuk mempercepat proses pemulihan serta membuat anak dapat beristirahat dengan lebih nyaman saat terkena ISPA, ada beberapa langkah perawatan yang bisa Anda lakukan di rumah, yaitu:

1. Berikan anak cukup makan dan minum

Saat terkena ISPA, Si Kecil akan menjadi kurang mau makan dan minum. Supaya Si Kecil tidak dehidrasi, pastikan ia mendapatkan cukup air putih. Air putih juga dapat membantu mengencerkan dahak, sehingga saluran pernapasannya terasa lebih lega.

Jika Si Kecil tidak mau minum air putih, coba berikan pilihan lain, seperti air lemon dan teh hangat yang dicampur madu. Madu boleh diberikan jika Si Kecil sudah berusia di atas 1 tahun.

Pastikan juga Si Kecil makan secara teratur supaya tetap berenergi. Jika ia tidak dapat menghabiskan porsi makan seperti biasa, berikan ia porsi makan sedikit, tetapi lebih sering. Bila perlu, berikan suplemen multivitamin sesuai anjuran dokter agar kebutuhan nutrisi Si Kecil terpenuhi.

2. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup

Anak yang sedang sakit perlu beristirahat dengan cukup, setidaknya 9–10 jam setiap malam. Supaya Si Kecil bisa beristirahat dengan nyaman, coba ciptakan suasana yang nyaman dan bersih di kamar tidurnya.

Jangan lupa bersihkan kamar Si Kecil dari asap rokok, debu, dan kotoran. Bila perlu, Anda bisa menggunakan pelembap ruangan (humidifier) untuk menjaga kebersihan udara agar Si Kecil dapat beristirahat dengan nyaman.

3. Berkumur air garam

Berkumur air garam hangat dapat membantu mengatasi batuk dan sakit tenggorokan akibat ISPA. Caranya adalah dengan mencampurkan segelas air hangat dengan 2 sendok teh garam, dan larutkan. Setelah itu, minta Si Kecil untuk berkumur dengan air garam tersebut lalu buang.

Meski cukup efektif untuk meringankan gejala ISPA, cara ini hanya boleh dilakukan pada anak berusia di atas 8 tahun.

4. Gunakan obat-obatan

Bila kondisi Si Kecil belum juga membaik, Anda bisa memberikan obat-obatan untuk membantu meringankan gejala ISPA. Obat ini bisa berupa paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri, obat batuk, serta dekongestan untuk mengatasi pilek.

Akan tetapi, sebelum memberikannya obat, pastikan Anda telah membaca petunjuk penggunaan dan dosis pemberiannya sesuai yang tertera pada kemasan.

Begini Cara Mencegah ISPA pada Anak

Agar anak tidak sering terkena ISPA, lakukanlah beberapa langkah pencegahan ISPA berikut ini:

  • Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
  • Ingatkan anak untuk mencuci tangan secara rutin, terutama setelah beraktivitas di luar rumah, menyentuh benda kotor, sehabis buang air kecil maupun besar, dan sebelum makan.
  • Ajari anak untuk selalu menutup hidung saat batuk dan bersin.
  • Hindari berbagi mainan, peralatan makan, atau handuk dengan orang lain yang sedang sakit.
  • Rutin bersihkan rumah dan benda-benda yang ada di kamar tidur anak, seperti sprei, selimut, dan mainannya.
  • Lengkapi imunisasi anak.

ISPA pada anak memang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama bila daya tahan tubuh anak baik. Namun, bila gejalanya tidak juga membaik setelah beberapa hari dan semakin memburuk, segera periksakan anak ke dokter.

Terakhir diperbarui: 25 Januari 2022

Kenapa orang Bisa Kena ISPA?

Apa penyebab penyakit ISPA? Kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Baik pernapasan atas maupun bawah dapat terserang infeksi, namun paling sering terjadi pada bagian pernapasan atas.

Siapa yang sering terkena penyakit ISPA?

Ini 7 Orang yang Berpotensi Terkena ISPA.
Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun..
Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat, seperti jantung bawaan atau penyakit paru-paru..
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah..
Bayi yang berada dalam tempat ramai..
Orang-orang di usia pertengahan..

Apakah penyakit ISPA itu menular?

Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor penjamu dan faktor lingkungan.

ISPA pada anak Apakah menular?

Saat anak didiagnosis terkena ISPA, maka ia wajib mendapatkan penanganan. ISPA bisa menular dan menyebar dari orang ke orang dengan menghirup percikan dari batuk atau bersin.