Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Saat ini, kamu mungkin sedang semangat-semangatnya bekerja untuk mencari uang. Tapi, pernahkah kamu berpikir bahwa akan ada saatnya kamu harus pensiun karena sudah tidak berada di usia produktif lagi? Untuk menghadapi saat tersebut, kamu harus sudah menyiapkan biaya-biaya pensiun dini. Guna mengetahui berapa biaya yang diperlukan, kamu harus tahu cara perhitungan pensiun dini.

Tak hanya itu, sebelum memutuskan pensiun dini, kamu juga harus tahu apa yang akan kamu lakukan setelah pensiun. Jangan sampai kamu menyesal ketika sudah mengambil keputusan pensiun dini karena masih ada keluarga yang harus kamu perhatikan. Berikut akan MoneyDuck jelaskan mengenai pensiun dini, mulai dari definisi, jenis-jenisnya, hingga cara menghitungnya.

Apa itu Perhitungan Pensiun Dini?

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Meski sudah sering mendengar istilah pensiun dini, apakah kamu sudah tahu definisi pensiun dini? Pensiun dini adalah pekerja yang memutuskan untuk mengalami pensiun dipercepat. Pensiun dini biasa dilakukan 10 tahun lebih awal dibandingkan usia pensiun pada umumnya. Apabila waktu pensiun umumnya pada usia 55 tahun, maka usia pensiun dini dimulai dari 45 tahun. Nah, jika kamu memutuskan untuk pensiun lebih awal, perhitungan pensiun dini akan membantu kamu untuk mendapatkan pesangon atau dana pensiun dari perusahaan terakhir tempatmu bekerja.

Baca Juga: Asuransi Pensiun Terbaik: Jaminan Keuangan di Masa Tua

Jenis-jenis Pensiun

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Sebelum membahas perhitungan pensiun dini, kamu perlu mengenal apa saja jenis pensiun yang ada. Apabila kamu sudah memutuskan pensiun, artinya kamu tidak akan lagi menerima gaji bulanan dari tempat kerja, sehingga kamu harus mencari pendapatan lain, contohnya passive income. Jenis-jenis pensiun ada empat, yaitu pensiun normal, dipercepat, ditunda, dan cacat.

1. Pensiun Normal

Pensiun normal adalah pensiun yang paling banyak dikenal orang. Pensiun jenis ini adalah pensiun bagi karyawan swasta maupun BUMN yang memang sudah mencapai usia pensiun alias sudah tidak berada di usia produktif lagi. Usia pensiun akan diterapkan oleh masing-masing perusahaan, namun umumnya ketika karyawan atau pegawai sudah mencapai usia 55 tahun.

2. Pensiun Dipercepat

Pensiun dipercepat atau pensiun dini merupakan jenis pensiun di mana karyawan berhenti bekerja sebelum memasuki usia pensiunnya. Hal tersebut bisa diputuskan oleh pihak perusahaan atau karyawan itu sendiri. Alasan perusahaan memensiunkan karyawannya secara dini adalah karena ingin mengurangi jumlah pegawai. Namun, apabila karyawan yang memutuskan ingin pensiun dini, maka harus mencari alasan yang tepat agar pihak perusahaan dapat menyetujuinya.

3. Pensiun Ditunda

Ada juga jenis pensiun yang unik, yaitu pensiun ditunda. Pensiun ditunda adalah pensiun bagi karyawan yang belum mencapai usia pensiun maupun usia pensiun dini, sehingga pembayaran dana pensiunnya akan ditunda. Sampai kapan pembayaran dana pensiunnya ditunda? Sampai karyawan tersebut berada di usia pensiun dini atau pensiun, sehingga sang karyawan harus bersabar untuk menunggu waktu tersebut tiba.

4. Pensiun Cacat

Pensiun cacat adalah jenis pensiun yang tidak berkaitan dengan batas usia, melainkan berhubungan dengan kondisi fisik dan mental seseorang. Apabila karyawan mengalami cacat fisik atau mental karena sebuah kecelakaan atau sejenisnya yang mengakibatkan tidak bisa bekerja lagi, maka pihak perusahaan akan memensiunkan karyawan tersebut.

Syarat Pensiun Dini Karyawan Swasta

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Tidak semua karyawan akan mendapatkan pesangon pensiun dini. Tentunya, pihak perusahaan swasta atau BUMN akan menerapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi karyawan sebelum memutuskan pensiun dini. Persyaratan yang dimaksud biasanya sudah tertera pada kontrak kerja yang telah disetujui kedua belah pihak, sehingga keduanya harus tunduk pada aturan tersebut. Berikut beberapa syarat pensiun dini karyawan swasta maupun BUMN:

  • Berusia minimal 45 tahun sampai 50 tahun;
  • Minimal masa kerja 10 tahun, 15 tahun, atau 20 tahun, tergantung perusahaan;
  • Menyerahkan surat permohonan pensiun dini;
  • Surat keterangan status perkawinan;
  • Surat nikah;
  • Kartu Keluarga;
  • Surat keterangan daftar keluarga; dan
  • Pas foto terbaru ukuran 3x4 cm.

Pertimbangan Sebelum Memutuskan Pensiun Dini

Ada yang lebih penting daripada perhitungan pensiun dini, yaitu mempertimbangkan hal-hal sebelum melakukan pensiun dini. Mengapa hal tersebut penting? Tentu saja karena berhubungan dengan kelangsungan hidup kamu selanjutnya. Kamu tidak bisa mengambil keputusan untuk pensiun dini tanpa persiapan yang matang, apalagi jika kamu ada tanggungan lain. Berikut pertimbangan yang harus kamu perhatikan sebelum pensiun dini.

1. Kondisi Finansial

Pertimbangan pertama adalah kondisi finansial saat ini dan kondisi finansial mendatang. Kamu harus sudah siap secara finansial, jika ingin memutuskan pensiun dini. Sehingga, diharapkan kamu sudah memiliki tabungan atau memiliki bisnis lain saat masih bekerja. Kesiapan finansial sangat penting karena setelah pensiun, kamu tidak akan mendapatkan gaji bulanan seperti biasanya.

2. Sumber Penghasilan Setelah Pensiun Dini

Pertimbangan kedua adalah sumber penghasilan setelah pensiun dini. Mungkin kamu sudah memiliki tabungan yang banyak, namun bagaimana jika itu semua belum cukup? Apalagi, jika kamu masih perlu bayar tagihan dan banyak tanggungan lainnya? Nah, kamu bisa menggunakan tabungan untuk berinvestasi agar bisa mendapat passive income saat sudah pensiun. Contoh investasi yang bisa kamu gunakan adalah investasi saham, emas, properti, reksa dana, forex, hingga kripto.

3. Aktivitas Setelah Pensiun Dini

Saat bekerja, kamu pasti sudah memiliki rutinitas di setiap harinya, namun ketika sudah pensiun, semua itu akan berubah. Lantas apa yang akan kamu lakukan setelah pensiun? Apakah beristirahat dan berkumpul dengan keluarga atau melakukan hal lainnya? Pastikan kamu sudah merencanakan kegiatan saat sudah pensiun agar kamu tidak bosan, apalagi jika saat bekerja kegiatanmu sangat padat. Jangan sampai kamu merasakan kesepian setelah pensiun.

Baca Juga: Peraturan Pensiun PNS dan Perubahannya dalam PP Terbaru

Kesalahan Saat Memutuskan Pensiun Dini

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan karyawan saat memutuskan akan pensiun dini. Kesalahan pertama adalah tidak menyediakan keuangan dengan baik. Jika dirasa keuangan belum cukup untuk pensiun dini, maka segera urungkan keinginan tersebut. Kesalahan kedua adalah tidak ada kegiatan jelas setelah pensiun yang akhirnya kamu hanya membuang-buang waktu saja. Terakhir adalah tidak adanya motivasi diri setelah pensiun, ingat bahwa pensiun bukan berarti kamu menjadi orang malas, tapi kamu harus tetap beraktivitas agar tetap sehat.

Cara Perhitungan Pensiun Dini

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Perhitungan pensiun dini cukup mudah, yang sulit adalah bagaimana cara mengumpulkan uang tersebut. Guna menghitung dana pensiun dini, kamu hanya berfokus pada pengeluaran bulanan, umur berapa kamu akan pensiun, dan usia harapan hidup. Kita simulasikan bahwa pengeluaran bulanan kamu Rp5.000.000 dan kamu ingin pensiun dini di usia 45 tahun. Saat ini, kamu berusia 30 tahun dan masih bekerja dengan gaji bulanan Rp20.000.000. Maka, berapakah dana pensiun dini yang harus dimiliki jika usia harapan hidupmu adalah 85 tahun dan berapa tabungan dana pensiun yang perlu dikumpulkan per bulannya?

  • Dana pensiun dini = Rp5.000.000 x 12 x (85 tahun - 45 tahun)
  • Dana pensiun dini = Rp60.000.000 x 40
  • Jadi, dana pensiun dini yang harus dikumpulkan = Rp2.400.000.000
  • Besar tabungan per bulan = Rp2.400.000.000 : (45 tahun - 30 tahun) : 12 bulan
  • Besar tabungan per bulan = Rp160.000.000 : 12
  • Jadi, besar tabungan per bulan = Rp13.333.333

Perbedaan Pensiun Dini dan PHK

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Kamu pasti bertanya-tanya apakah pensiun dini itu sama dengan PHK karena sama-sama merupakan pemutusan kerja karyawan? Jadi, pensiun dini masuk ke dalam kategori PHK. Jika PHK merupakan keputusan dari pihak perusahaan, sedangkan pensiun dini bisa merupakan keputusan karyawan itu sendiri maupun pihak perusahaan. Ketentuan pensiun dini biasanya diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama dan ada banyak faktor yang melatarbelakangi keputusan tersebut, misalnya masalah finansial perusahaan atau kemampuan karyawan yang tidak bisa memenuhi ekspektasi perusahaan, yang jelas syarat utama untuk pensiun dini adalah sudah lama bekerja pada perusahaan tersebut, bisa belasan bahkan puluhan tahun.

Baca Juga: Seluk Beluk Dana Pensiun, Seberapa Mendesak Kita Perlu Menyiapkannya

Jadi, Finansialmu Sudah Siap untuk Pensiun Dini?

Apakah pensiun dini sama dengan PHK?

Itulah penjelasan mengenai perhitungan pensiun dini. Sudahkah kamu menghitung dana pensiun dini? Apabila kamu butuh bantuan mengenai manajemen keuangan, kamu bisa tanyakan kepada Expert MoneyDuck melalui layanan Konsultasi Gratis. Ketika terhubung, kamu juga bisa bertanya terkait produk keuangan, seperti investasi, tabungan, asuransi, kartu kredit, kartu debit, hingga pinjaman. MoneyDuck akan selalu hadir untuk menyediakan produk keuangan yang kamu butuhkan!

Apa beda PHK dan pensiun dini?

Perbedaan Pensiun Dini dan PHK Sebenarnya, pensiun dini masuk dalam kategori PHK atau pemutusan hubungan kerja. Akan tetapi karyawan atau pihak perusahaan juga bisa mengajukan pensiun dini. Sedangkan PHK diputuskan oleh perusahaan berdasarkan aturan yang berlaku.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan pensiun dini?

Pensiun dini adalah permohonan pemberhentian tugas atas permintaan sendiri sebelum memenuhi batas usia untuk pensiun.

Apakah seorang karyawan yang pensiun dapat disebut mengalami PHK?

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENSIUN? Pensiun adalah saat dimana seorang pekerja berhenti bekerja karena usianya sudah lanjut atau sudah memasuki masa tua. Pada saat itu, aturan perundang-undangan mengatur dapat dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena alasan pekerja memasuki usia pensiun.

Kenapa perusahaan mengadakan pensiun dini?

Pensiun dini dibuat untuk mengurangi jumlah karyawan khususnya karyawan yang memenuhi kriteria pensiun dini, agar pengeluaran perusahaan dapat lebih efisien dan bersaing dengan kompetitor lainnya.