Apakah memakai pakaian basah bisa menyebabkan paru paru basah?

Ilustrasi. (foto-net)

Cuaca panas, aktivitas olahraga membuat kita dengan keringat. Keringat yang berlebih membuat baju yang dikenakan menjadi basah.

Bukan hanya itu saja, hujan yang datang secara tiba-tiba saat beraktivitas juga bisa membuat baju dan tubuh menjadi basah terkena air hujan. Terkait dengan baju basah, ternyata masih banyak mitos di masyarakat mengenai memakai baju basah yang keliru.

Dr. Warigit Dri Atmoko, Sp.PD, M.Kes mengatakan, beberapa mitos dan fakta mengenai pemakaian baju basah. Salah satu yang sering diyakini bahwa memakai baju basah bisa menyebabkan orang masuk angin. Menurutnya, hal itu adalah mitos.

“Dunia kedokteran tidak ada istilah masuk angin. Jika seseorang menggunakan baju basah, bisa menurunkan daya tahan tubuh, yang bisa mengakibatkan gangguan kekebalan tubuh,” katanya, dalam program Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin, 5 November 2018.

Dia juga membantah mengenakan baju bisa bisa menyebabkan diare. Menurutnya, tak ada korelasi langsung mengenakan baju basah dengan diare, namun potensi terkena virus dan bakteri penyebab diare bisa saja terjadi.

Selain itu, mengenakan baju basah yang kabarnya bisa menyebabkan paru-paru basah, Warigit menegaskan bahwa itu hanya sekadar mitos belaka. Dia mengatakan, penyebab paru-paru basah beragam, yakni TBC, pneumonia, gagal jantung, hingga penyakit autoimun.

Namun menurutnya, mengenakan baju basah dan tidak segera menggantinya dapat menyebabkan penyakit kulit. Dan masalah kulit yang sering dialami adalah akibat jamur.

“Ketika baju basah dan lembap mengakibatkan bakteri dan jamur, sehingga menyebabkan peradangan, kulit merah, ruam. Apalagi ketika seseorang memiliki bakat alergi,” tuturnya.

Selain penyakit kulit, malas mengganti baju basah bisa menyebabkan daya tahan tubuh terganggu. Ketika seseorang membiarkan dirinya menggunakan baju yang basah akibat kehujanan atau olahraga maka tubuh menjadi lembap dan bakteri atau virus berkembang sehingga menyerang ketahanan tubuh.

“Intinya setelah olahraga atau kehujanan, segeralah mengganti baju menjadi yang kering dan hangat atau mandi. Jangan sampai suhu tubuh turun (tidak ganti baju basah), karena kalau turun akan ganggu kekebalan tubuh,” ujar Warigit. (viva.co.id)

Jakarta -

Insiden baju balap terbuka dialami rider MotoGP Fabio Quartararo di momen-momen akhir balapan Catalunya 2021. Meski mengaku tak sengaja, insiden itu membuatnya terkena penalti.

Terkait insiden tersebut, rider asal Prancis ini mengaku tidak sengaja. Ia juga sudah berusaha membetulkannya, tetapi gagal.

Terlepas dari kontroversi apakah seharusnya ia harus didiskualifikasi, ada anggapan bahwa naik motor dengan baju terbuka bisa bikin paru-paru basah. Benar nggak sih?

"(Naik motor tidak pakai baju), tidak menyebabkan paru-paru basah," jelas dr Erlang Samoedro, SpP(K), Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), saat dihubungi detikcom Senin (7/7/2021).

Kalau bukan karena naik motor dengan baju terbuka, lalu apa sih faktor risiko paru-paru basah?

Siapa pun bisa terkena penyakit pneumonia, tetapi banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan sakit dan menderita penyakit yang lebih parah.

Dikutip dari laman Health Line, berikut ini adalah kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terjangkit paru-paru basah atau pneumonia:

  • Bayi sejak lahir sampai usia 2 tahun
  • Orang yang berusia 65 tahun ke atas
  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau penggunaan obat-obatan, seperti steroid atau obat kanker tertentu
  • Orang dengan kondisi medis kronis tertentu, seperti asma, fibrosis kistik, diabetes, atau gagal jantung
  • Orang yang baru saja mengalami infeksi saluran pernapasan, seperti pilek atau flu
  • Orang yang baru saja atau sedang dirawat di rumah sakit, terutama jika mereka sedang atau menggunakan ventilator
  • Orang yang pernah mengalami stroke, kesulitan menelan, atau memiliki kondisi yang menyebabkan imobilisasi
  • Orang yang merokok, menggunakan jenis obat tertentu, atau minum alkohol dalam jumlah berlebihan
  • Orang yang pernah terpapar iritasi paru-paru, seperti polusi, asap, dan bahan kimia tertentu

Simak Video "KuTips: Do's & Don'ts Memainkan Singing Bowl Buat Healing"



(ayd/kna)

Suara.com - Setelah olahraga, tentunya tubuh akan berkeringat dan membuat baju basah. Dalam latihan intensitas tinggi, biasanya pakaian olahraga akan basah kuyup oleh keringat. Jika demikian, sebaiknya Anda mengganti baju terlebih dahulu sebelum istirahat usai olahraga.

Sebab, beristirahat dengan tetap memakai baju basah tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan. Dilansir dari Livestrong, pakaian olahraga yang basah keringat ini bisa membuat Anda lebih rawan masalah kulit.

"Kelembapan pakaian yang berkeringat dapat dengan mudah menahan bakteri. Dengan tidak mengganti pakaian atau mandi, bakteri ini bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan masuknya jerawat," dokter kulit yang berbasis di Miami, Annie Gonzalez, MD.

Berbagai bentuk jamur tumbuh subur di lingkungan yang lembap. Itu sebabnya memakai pakaian yang basah keringat terlalu lama bisa menyebabkan infeksi jamur merah, gatal atau terbakar di lipatan kulit manapun di tubuh Anda.

Baca Juga: Ketimbang Tidur, Beraktivitas Fisik Justru Lebih Ampuh Redakan Lelah Lesu

Tak cuma masalah kulit, beristirahat dengan baju basah usai olahraga bisa meningkatkan risiko infeksi genital.

Ilustrasi berkeringat. (Elements Envato)

Menurut Johns Hopkins Medicine, duduk dengan pakaian basah dapat mengganggu jamur alami di vagina dan di sekitar penis, menyebabkan rasa terbakar, gatal atau keluarnya cairan.

Untuk menghindari efek samping tersebut, baiknya segera mandi setelah tubuh sudah terasa dingin dan memakai pakaian kering yang bersih.

"Jika latihannya ringan, seperti yoga atau peregangan, dan orang tersebut tidak mengeluarkan banyak keringat, kemungkinan besar mereka tidak akan dirugikan dengan tetap mengenakan pakaian olahraga sedikit lebih lama," kata Dr. Gonzales.

"Tetapi jika latihannya intens, seperti latihan interval intensitas tinggi, mengganti pakaian basah harus dilakukan segera setelahnya," tambahnya.

Baca Juga: Mikha Tambayong Unggah Foto Selfie, Netizen Salfok Sama Perutnya

Siapa pun yang secara teratur mengalami jerawat di tubuh harus sangat rajin melepas pakaian yang basah berkeringat dan mandi sesegera mungkin. Anda juga dapat memilih pakaian olahraga yang ringan dan menyerap (seperti serat mikro atau katun) yang akan menghilangkan keringat dari tubuh Anda.

Ilustrasi menjemur pakaian basah di dalam ruangan (Yeko Photo Studio / Fashion photo created by Racool_studio / Freepik)

Bobo.id - Di musim hujan seperti ini, kadang-kadang pakaian yang dicuci sulit keringnya, nih.

Ini karena cuaca sering mendung, sehingga jemuran pakaian atau handuk jadi tidak terkena panas sinar matahari.

Tapi meski kita perlu mengeringkan pakaian atau handuk yang basah, hindari mengeringkannya di dalam rumah, teman-teman.

Sebabnya, ternyata menjemur pakaian atau handuk yang basah dalam ruangan bisa berisiko menyebabkan gangguan pada paru-paru.

Mengapa begitu, ya? Yuk, kita simak penjelasannya!

Mengapa Tidak Baik Menjemur Pakaian atau Handuk Basah dalam Ruangan?

Bersumber dari Kompas.com, pakaian dan handuk basah yang dijemur dalam ruangan bisa meningkatkan kelembapan dalam ruangan hingga 30 persen.

Nah, udara yang lembap bisa memicu spora jamur berkembang biak. Misalnya spora jamur Aspergillus Fumigatus.

Jamur Aspergillus diketahui bisa menganggu tenggorokan, menyebabkan sinus, hingga menyebabkan gangguan pada paru-paru.

Menurut Profesor David Denning dari National Aspergillosis Centre di Manchester, pakaian basah mengandung dua liter air yang dilepaskan dalam ruangan.

Baca Juga: Hindari Terlalu Lama Pakai Handuk Berkali-kali, Ini Waktu yang Tepat untuk Mencuci Handuk

Page 2

Ilustrasi menjemur pakaian basah di dalam ruangan (Yeko Photo Studio / Fashion photo created by Racool_studio / Freepik)

Bagi sebagian orang yang kondisi tubuhnya sehat, kemungkinan tubuhnya bisa melawan infeksi jamur.

Namun, berbeda dengan orang yang memiliki kondisi gangguan pernapasan seperti asma atau orang yang memiliki sistem imun lemah.

Orang dengan kondisi asma bisa mengalami batuk-batuk akibat jamur di udara ruangan yang lembap itu.

Sementara, orang yang memiliki sistem imun lemah bisa mengalami aspergillosis paru, yang merupakan infeksi jamur pada paru-paru.

Di samping itu, kelembapan udara yang terlalu tinggi di ruangan juga bisa memicu perkembangbiakan tungau debu di rumah.

Menurut Dr Nick Osborne, peneliti kesehatan lingkungan dari University of New South Wales, ruangan di rumah yang lembap dan berjamur bisa memicu asma pada orang yang sehat dan bisa menimbulkan gejala yang lebih buruk pada orang yang sudah memiliki kondisi asma.

Selain pakaian basah yang baru dicuci atau handuk basah yang dikenakan setelah mandi, kita juga mungkin menggantungkan pakaian yang basah terkena hujan di kamar. Ini juga bisa memicu ruangan menjadi lembap.

Jika rumah tidak memiliki sistem pertukaran udara yang baik, kelembapan itu bisa menumpuk di ruangan dan mengembun pada jendela dan di dalam dinding.

Ini bisa membuat tungau debu berkembang biak di tempat yang lembap itu. Ditambah lagi, ada aroma yang bisa muncul di udara dalam ruangan.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Noda Tinta pada Pakaian, Cukup Pakai Bahan yang Ada di Rumah

Page 3

Ilustrasi menjemur pakaian basah di dalam ruangan (Yeko Photo Studio / Fashion photo created by Racool_studio / Freepik)

Cara yang Baik Mengeringkan Pakaian Basah dan Handuk Basah

Cara mengeringkan pakaian basah dan handuk basah tentunya dijemur di luar rumah, di bawah sinar matahari saat cuaca cerah, teman-teman.

Jika di rumah tidak ada tempat untuk menjemur pakaian di bawah sinar matahari, mesin pengering pakaian juga bisa digunakan untuk membantu mengeringkan pakaian.

Namun, jika pakaian basah dan handuk basah terpaksa harus dijemur di dalam ruangan, Profesor David Denning menyarankan kita untuk menjemur pakaian itu jauh dari kamar tidur dan ruang tamu.

Selain menghindari menjemur pakaian basah atau handuk basah di dalam ruangan di rumah, cara lain untuk mencegah ruangan lembap serta bebas jamur dan tungau adalah menjaga ventilasi di rumah terjaga baik.

Baca Juga: Supaya Kamar Bebas Tungau, Coba Cara Mengusir Tungau Ini, yuk!

Yuk, lihat video ini juga!

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA