Apakah kemajuan teknologi membantu memudahkan pelaksanaan dalam beribadah?

Allah Tuhan yang Mahakuasa mengirim manusia diletakkan di muka bumi ini memiliki tujuan. Ada dua tujuan utama yang harus dilaksanakan oleh manusia, yaitu beribadah dan melaksanakan mandat mengelola alam raya atau khalifah fil ard.

Jangka waktu penugasan rata-rata selama 63 tahun. Ada yang lebih dari itu, antara 70-90 atau mungkin 100 tahun, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Setelah selesai melaksanakan tugas kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Di dalam beribadah, diperlukan sikap tunduk, patuh, taat, dan merasa rendah tidak punya daya kekuatan apa pun. Segala yang menempel dan menyertai dirinya hanya milik Allah Swt. dan akan kembali kepada-Nya. Sikap yang ditampilkan didasari penuh rasa cinta terhadap Tuhannya, terpancar dari aktivitas sehari-hari memperlakukan seluruh makhluk hidup di bumi.

Dalam melaksanakan ibadah penuh dengan kenyamanan dan kenikmatan. Menghindari segala godaan yang berupaya menjauhkan diri dari yang Maha Agung. Terdapat di dalam surah alquran surah Al-Baqarah [2]: 90, artinya, “Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan.”

Sebagai pengemban tugas khalifah di atas bumi ini, secara umum peran yang harus dilakukan adalah mengelola, memakmurkan, atau membangun segala sumber daya alam dan sumber daya manusia sesuai dengan tata kelola yang ditetapkan oleh Allah Swt.

Untuk memerankan tugas ibadah dan kekhalifahan itu, manusia dibekali akal pikiran. Akal pikiran ini menumbuhkan ilmu pengetahuan yang selanjutnya melahirkan karya-karya praktis yang dapat memudahkan dalam pelaksanaan tugas mulia itu. Hasil karya manusia berupa penemuan dan pengembangan alat-alat atau teknologi. Dengan demikian, teknolgi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari agar manusia memiliki keterampilan untuk merancang, membuat alat-alat dan metode agar kebutuhan dan pekerjaan manusia dapat dicapai lebih mudah, efektif, dan efisien serta dapat mengatasi berbagai permasalahan kehidupan sehari-hari.

 Fungsi akal manusia sifatnya terbatas pada mengubah, merekayasa, dan memanfaatkan benda-benda material yang telah tersedia di hamparan alam raya ini. Sedangkan alam raya itu telah disediakan oleh Allah Maha Pencipta untuk umat manusia. Agar digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan dan kebaikan bersama.

Seluruh material kebutuhan manusia itu telah diatur sesuai hukum dan ketentuan yang telah ditetapkan. Semua tunduk pada sunnatullah. Bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang (QS Al-Haj [22]: 18). Allah Swt. pula yang mengendalikan lautan yang sangat luas itu agar manusia dengan kapalnya dapat berlayar untuk mencari karunia-Nya (QS Al-Jasiah [45]: 12).

 Perkembangan teknologi sekarang sangat dahsyat. Teknologi berbasis perangkat lunak atau software dan teknologi berbasis mesin. Keduanya telah sangat dirasakan manfaatnya. Amat menguntungkan ummat manusia. Para generasi umat Islam patut didorong agar mereka akrab, berkiprah, dan berkontribusi dalam pengembangan teknologi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai fungsi ibadah. Keunggulan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kemajuan pengusaan teknologi.

 Sayangnya, manusia modern sekarang ini banyak yang lalai. Jiwanya terjangkit rasa sombong, cenderung menempatkan dirinya sebagai penakluk dan penguasa alam. Setelah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tumbuhnya industrialisasi dalam berbagai bidang, perilaku manusia makin jauh dari ketentuan nilai-nilai akhlak. Seperti yang disinyalir oleh Prof. Muhaimin, guru besar Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim Malang, bahwa negara-negara yang telah mengalami kemajuan secara material dengan keberhasilan industrialisasi masyarakatnya cenderung mengandalkan rasionalitas, efisiensi, teknikalitas, individualitas, mekanistis, materialistik, dan kurang memercayai hal-hal yang bersifat sakral dan keakhiratan.

Contoh konkret yang sangat terasa dampak negatif dari teknologi sekarang ini adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan media sosial yang disediakan dalam aplikasi digital itu, berbagai macam informasi yang bernuansa permusuhan dengan kata-kata kasar dan hoaks bertebaran setiap saat. Kalau disimak, bahasa dan ungkapan yang digunakan di media sosial itu sangat jauh dari nilai-nilai akhlak dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebelum masalah ini semakin runyam yang sangat dikhawatirkan sampai mengganggu persatuan umat serta keutuhan NKRI, sebaiknya seluruh komponen masyarakat segera berhenti saling olok dan menyebar berita bohong.

 Sangat elok jika dalam penggunaan teknologi itu segera kembali sesuai dengan batasan nilai-nilai kesopanan dan akhlak agama. Kita juga harus segera menyadari bahwa bukankah segala apa yang yang diperbuat oleh umat manusia sekecil dan seringan apa pun kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Semoga Allah menyelamatkan umat dan bangsa Indonesia. (redaksi lazsisNF).

Jakarta (PHU) – Kemajuan teknologi yang dialami saat ini menuntut para pembimbing ibadah haji dan umrah untuk mampu melakukan pengembangan, inovasi dan terobosan terkait materi manasik, teknik pelayanan, serta kompetensi yang dimiliki. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief pada saat membuka secara resmi kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Angkatan VI Tahun 2022 Kerjasama Ditjen PHU, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) DPW Provinsi DKI Jakarta, pada Rabu (19/01) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

“Kemajuan teknologi dan fenomena digitalisasi dalam pelaksanaan umrah dan haji yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi saat ini menuntut pembimbing ibadah haji dan umrah untuk mampu berinovasi serta membekali diri dengan penguasaan teknologi informasi yang dapat membantu memudahkan pelaksanaan ibadah haji dan umrah,” terang Hilman.

Ia pun berharap dengan adanya kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah ini dapat menjawab tantangan tersebut dan mendorong agar kegiatan serupa terus digalakkan. “Kami memohon agar pelaksanaan acara sertifikasi pembimbing ibadah haji yang kita laksanakan mampu menjawab semua tantangan tersebut. Jumlah pembimbing ibadah yang ada juga masih kurang dan jauh dari angka ideal, sehingga kami mendorong agar pelaksanaan sertifikasi saat ini terus digalakkan,” tambah Hilman.

Ketua FK KBIHU Provinsi DKI Jakarta M. Machdum yang turut hadir mengajak para pembimbing manasik haji dan umrah untuk mengikuti program sertifikasi. Ia menganalogikan sertifikat yang diperoleh dari program sertifikasi layaknya Surat Izin Mengemudi (SIM) yang harus dimiliki oleh pengendara bermotor. “Tidak akan diakui jadi pengemudi jika tidak memiliki SIM. Begitu juga dengan pembimbing manasik, jika tidak bersertifikat, juga tidak diakui. Lebih dari itu, ada ilmu pengetahuan yang diperoleh yang tentunya bersinergi dengan pekerjaan kita,” terangnya.

Turut hadir KaKanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar. Ia menekankan pentingnya pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah khususnya di wilayah DKI Jakarta. “Bagi saya ini sangat penting, DKI Jakarta diharapkan dapat menjadi barometer bagi semua provinsi lain dalam hal pembimbingan manasik, agar jemaah dapat mencapai 3 predikat mabrur yakni thayyibul kalam (santun dalam bertutur kata), ifsya’us salam (menebarkan kedamaian) dan ith‘amut tha‘am (memiliki kepedulian sosial),” jelasnya.

Kegiatan yang diselenggarakan hingga 26 Desember 2022 ini juga akan menghadirkan Dirjen PHU Hilman Latief sebagai salah satu narasumber pada materi terkait Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

Teknologi semakin mempermudah kita (kaum Muslim) beribadah. Coba, bayangkan bila tidak ada kendaraan roda dua, empat, pesawat dan kapal. Untuk mencapai Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji perlu pengorbanan jiwa dan raga. Teknologi pertama yang paling canggih adalah jenis kapal layar untuk kesana. Makanya, kakek kita pergi haji ke Mekkah menamakannya dengan 'belayar' atau 'berlayar' karena menggunakan kapal layar. Kemudian, menggunakan kapal laut dan saat ini pesawat terbang. Begitupun ketika tiba di Jeddah, sudah senang menggunakan kendaraan mobil dan bus yang lebih praktis dan lebih cepat dari pada 'nunggang' onta. (Namun, ada faham-faham kaum 'tekstualis' yang tidak mau menggunakan teknologi tersebut dan karena alasan Nabi saw tidak menggunakan hal tersebut sehingga dia lebih memilih berjalan kaki ketimbang naik kendaraan, misalnya karena Nabi saw tidak menggunakannya. Saya sering saksikan seseorang yang berpakaian khas dengan ikat kepala ala 'salafy' yang berjalan kaki menuruni kawasan puncak hingga ke bawah. Tentu saja bagi yang tidak kuat, gempor sampai di Ciawi). Islam sebenarnya tidak gitu-gitu amat kalee!

Dan terlalu banyak disebutkan disini kemudahan berkat kecanggihan teknologi bagi umat Islam dalam beribadah. Salah satu contoh adalah membaca Al-Qur'an. Saya sangat mengetahui bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia belum bisa membaca kitab suci Al-Qur'an dengan benar. Bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Bahkan yang penampilannya kaya Arab, pakai gamis, namun baca Al-Qur'annya masih banyak yang berantakan makhraj dan tajwidnya. Juga tidak sedikit yang dipanggil Ustaz (saya temukan di HK yang bacaannya masih blentang-blentong.  Alias parah. Apalagi yang lain). Demikian fakta yang saya tahu.

Teknologi khusus yang membuat model dan tatacara membaca Al-Qur'an digital sudah banyak beredar. Biasa dikenal dengan 'The Qur'an Read Pen'. Metode ini sangat membantu bagi yang belum lancar membaca Al-Qur'an. Karena dengan menggunakan pen khusus yang cukup ditempelkan ke mushaf Al-Qur'an maka akan muncul bacaan ayat dari Qari tertentu. Cukup banyak Qari internasional yang dimasukkan disitu.

Diantara yang saya tahu tentang Al-Qur'an digital Read Pen itu adalah produksi Buraq Enterprises co. Terdapat didalamnya bukan hanya Mushaf Al-Qur'an, namun juga ada kitab Shahih Imam Bukhari, ada kamus dan qaidah bacaan serta doa-doa zikir dan lain sebagainya. Saya sudah mencobanya, dan hasilnya cukup bagus. Saya menganjurkan kepada keluarga Muslim yang belum lancar membaca Al-Qur'an untuk menggunakan 'belajar membaca Al-Qur'an' dengan teknologi sejenis itu. Tentu saja dia sebaagai guru ngaji. Karena memang biasanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah berumur baru mulai belaajr, biasanya lebih banyak lupanya ketimbang ingatnya. Artinya, lebih banyak tidak bisanya ketimbang bisanya; dan hal lain yang menjadi kendala yang membuat tidak produktif dan maju pembelajarannya adalah banyaknya kesibukan dan segudang alasan lain yang tidak perlu. Terakhir, ada rasa gengsi sama ustaz. Jadi, alangkah baiknya, beli saja Al-Qur'an digital yang menggunakan pen itu untuk membantu cara membacanya. Bagi yang sudah lancar, bisa langsung menggunakan Al-Qur'an digital yang bisa diunduh dari berbagai internet.

Jadi, nantinya kerjaan guru ngaji tergusur donk? Tidak juga. Untuk anak-anak tetap diperlukan karena dengan metode ngaji pada guru tetap lebih membekas seumur hidupnya; lagi pula harga Al-Qur'an pen itu masih mahal; belum tentu terjangkau oleh kebanyakan umat Islam, khususnya kalangan bawah.

salam damai,


Lihat Nature Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA