Apakah isi kandungan qs Ali Imran 3 156

Surah Ali-Imran, Foto: Dok. Umma.id

Beberapa ayat dalam Alquran memiliki asbab turunnya atau memiliki latar belakang peristiwa. Namun, ada juga ayat al-quran yang tidak memiliki sebab turunnya atau biasa dikenal dengan "Asbabun Nuzul".

Seperti Surah Ali-Imran ayat 159 ini, kebetulan memiliki kisah dibalik peristiwa turunnya. Ingin tahu selengkapnya? simak penjelasannya di bawah ini!

Sebelumnya, mari simak bunyi dan arti dari surah Ali-Imran 159:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

"Maka berkat rahmat dari Allah engkau (Muhammad) harus berlaku lemah lembut kepada mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar. Sehingga mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka serta mohonkanlah ampun untuk mereka, kemudian bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Maka apabila Engkau telah membulatkan tekat, bertawakallah kepada Allah. sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."

Kisah dibalik Peristiwa Turunnya Ali-Imran 159

Menurut Imam Abu Bakar, diambil dari kisah Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwassalam di saat perang badar. Pada waktu itu, Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwassalam mengajak Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk bermusyawarah terkait tawanan perang badar.

Abu Bakar memberikan usulan kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwassalam agar para tawanan dikembalikan lagi kepada keluarganya dengan syarat membayar tebusan. Sedangkan usulan Umar bin Khattab agar para tawanan dihukum dan yang mengeksekusi adalah keluarganya sendiri.

Menanggapi usulan dua sahabat, Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwassalam mengalami kesulitan dalam pendapat mana yang mau digunakan. Maka sebab itu turunlah ayat Ali-Imran ayat 159, sehingga Nabi Muhammad mengambil pendapat Abu Bakar Ash-shidiq.

Kandungan Surah Ali-Imran ayat 159

Berdasarkan Tafsir Al Azhar karangan Buya Hamka, tafsir Al Munir karangan Wahbah Az Zuahaili, dan tafsir Alqurani menjelaskan tentang isi kandungan yang ada di dalam ayat 159 surat Al-Imran, diantaranya sebagai berikut:

  • Allah telah menganjurkan kepada hamba-Nya agar senantiasa memaafkan serta mengutamakan jalan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga musyawarah menjadi prinsip dalam mengambil suatu keputusan apapun

  • Ayat ini juga menjelaskan tentang akhlak Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwassalam yang sangat agung yakni memilih jalan musyawarah, pemaaf, dan lemah lembut.

  • Barangsiapa yang bertawakal akan senantiasa di sayangi oleh Allah.

  • Barangsiapa yang ingin memiliki hati yang lemah lembut, maka memohonlah kepada Allah agar selalu mendapatkan rahmat-Nya

  • Barangsiapa yang memiliki hati yang kasar, maka manusia akan menjauh darinya.

Itulah kisah beserta isi kandungannya Surah Ali-Imran 159. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Banyak sekali hikmah yang terdapat dalam Alquran, misalnya seperti yang ada dalam surat Ali Imran ayat 159. Banyak yang menyorotinya sebagai ayat yang menganjurkan memiliki akhlak yang baik.

Hasil penelitian Profetika Jurnal Studi Islam menunjukkan, nilai-nilai akhlak yang tercermin di dalamnya adalah lemah lembut, pemaaf, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan manusia, beriman kepada Allah SWT dan pertolongan-Nya.

Baca Juga: Surat At Tahrim Ayat 6, Ini Bacaan Lengkap dan Maknanya, Yuk Amalkan!

Bacaan Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Surat Ali Imran (آل عمران) merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Penamaan surat ini didasarkan pada adanya kisah keluarga Imran, ayah Maryam yang merupakan ibu kandung Nabi Isa AS.

Surat ini disebut juga Az Zahraawan, karena kedua surat ini memberi petunjuk bagi pembacanya kepada kebenaran dengan cahaya agung. Selain surat ini, surat Al-Baqarah juga termasuk di dalamnya.

Berikut ini adalah bacaan Surat Ali Imran Ayat 159 beserta tulisan Arab, latin dan artinya:

ADVERTISEMENT

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

(Fabimaa rohmatim minalloohi linta lahum. Walau kunta fadhdhon gholiidhol qolbi lanfadldluu min haulik. Fa’fu ‘anhum wastaghfirlahum wasyaawirhum fil amr. Fa,idzaa azamta fatawakkal ‘alallooh. Innallooha yuhibbul mutawakkiliin)

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali Imran: 59).

Baca Juga: 17 Bacaan Surat Pendek dari Juz Amma, Yuk Ajak Si Kecil untuk Menghafal!

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Dirangkum dari beberapa sumber dan juga tafsir, ada beberapa hal mengenai tafsir dari surat Ali Imran ayat 159, yakni:

1. Lemah Lembut Adalah Rahmat Allah SWT

Poin pertama dari Surat Ali Imran ayat 159 ini adalah karakter Rasulullah SAW yang lemah lembut adalah karena rahmat dari Allah SWT.

Sayyid Qutb menjelaskan, manusia selalu membutuhkan seseorang yang penuh kasih sayang, wajah yang teduh dan ramah, cinta dan kasih sayang, serta jiwa yang penuh kelembutan.

Sifat yang baik tersebut menurut Sayyid Qutb, mengisyaratkan bahwa sikap lemah lembut harus dimiliki oleh setiap mukmin, terlebih lagi jika dirinya adalah seorang pemimpin.

Dalam Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili mengutip hadits, namun yang benar adalah atsar dari Umar bin Khattab:

إنه لا حلم أحب إلى الله من حلم إمام ورفقه ولا جهل أبغض إلى الله من جهل إمام وخرقه

Artinya: “Tidak ada sikap lembut yang lebih dicintai Allah dari sikap lembut dan murah hati seorang pemimpin. Dan tidak ada sikap kasar lagi angkuh yang lebih dibenci Allah dari sikap kasar dan arogansi seorang pemimpin,”

ADVERTISEMENT

2. Menjauh dari Sifat Kasar

Poin selanjutnya dari Surat Ali Imran ayat 159 adalah menjelaskan akibat bersikap keras dan kasar. Dalam ayat tersebut, kata fadhdhan (فظا) berasal dari kata al fadhdh (الفظ) yang artinya keras.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maknanya adalah keras dan kasar dalam berbicara. Ini adalah sikap yang secara fitrah dibenci oleh manusia.

Jika pemimpin memiliki kata-kata kasar dan keras hati, manusia akan menjauhinya. Kalaupun ada yang mendekat, biasanya hanya karena takut dan terpaksa.

3. Seni Memaafkan dan Sikap Demokratis

Kandungan lain dari Surat Ali Imran adalah perintah untuk memaafkan dan memohon ampun, serta bermusyawarah.

Meski sebagian kaum muslimin berbuat salah, Allah SWT memerintah Rasulullah SAW untuk memaafkan mereka dan memohonkan ampunan kepada-Nya.

Allah juga memerintahkan untuk mengajak mereka bermusyawarah.”Islam menerapkan prinsip musyawarah dalam sistem pemerintahan. Sehingga Rasulullah sendiri melakukannya,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran.

Begitu banyak contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dalam sejarah. Sehingga dalam istilah modern, Rasulullah sangat demokratis dan tidak otoriter.

Beliau mengajak para sahabat untuk bermusyawarah, kecuali dalam hal yang telah ditetapkan sebagai wahyu dari Allah SWT.

Melihat pentingnya musyawarah atau syuro, Buya Hamka ketika menafsirkan Surat Ali Imran ayat 159 ini, membuat sub judul ‘syuro sebagai sendi masyarakat Islam.’

4. Tawakkal Menyikapi Hasil Musyawarah

Surat Ali Imran ayat 159 juga memerintahkan umat Islam untuk bertawakkal, terutama setelah melaksanakan musyawarah.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Yakni apabila engkau bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu dan kamu telah membulatkan tekadmu, hendaklah kamu bertawakkal kepada Allah.”

Jika musyawarah telah menghasilkan keputusan, pegang keputusan itu dan bertawakkallah kepada Allah SWT.

Jangan risau dengan hasilnya, jangan menyalahkan musyawarah jika ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, sepanjang sudah menjalankan hasil musyawarah itu.

Tawakkal membuat seorang mukmin tidak menyalahkan hasil musyawarah, dan tidak mengungkit pendapatnya yang ditolak saat musyawarah. Orang yang tawakkal ini dicintai oleh Allah SWT.

Baca Juga: Surat Yusuf untuk Ibu Hamil, Benarkah Bisa Membuat Bayi Terlahir Rupawan?

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159

Foto: Orami Photo Stock

Beberapa kandungan dari surat Ali Imran ayat 159 yakni:

  • Rasulullah memiliki sifat lemah lembut dan sifat itu disebabkan oleh rahmat Allah.
  • Manusia menyukai pribadi yang lemah lembut, sebaliknya membenci kata-kata kasar dan sikap keras hati. Manusia akan menjauh dari orang yang suka berkata kasar dan hatinya keras.
  • Rasulullah memiliki akhlak yang agung, di antaranya adalah pemaaf, suka bermusyawarah dan tawakkal.
  • Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar memaafkan orang lain dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
  • Ketika musyawarah telah menghasilkan keputusan, maka harus dilaksanakan dengan dilandasi tawakkal kepada Allah SWT.
  • Allah SWT mencintai orang-orang yang bertawakkal.

Demikian bacaan, tafsir, dan juga kandungan dari Surat Ali Imran ayat 159. Semoga dapat bermanfaat dan memberi dorongan agar memiliki akhlak yang mulia.

Sumber

  • //journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/1851
  • //umma.id/article/share/id/1002/296538
  • //bincangsyariah.com/khazanah/tafsir-surat-ali-imran-ayat-159-kasih-sayang-nabi-muhammad-saw/
  • //worldquran.com/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA