Sebagian dari kamu mungkin belum mengetahui cara merawat anak kucing yang tepat. Mengurus anak kucing memang bukanlah perkara mudah dan perlu kehati-hatian. Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena ada beragam cara merawat anak kucing yang bisa kamu lakukan.
Merawat anak kucing tidak bisa dilakukan sembarangan. Ini karena anak kucing yang baru lahir berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, infeksi, misalnya pneumonia hingga kedinginan atau hipotermia.
Cara Merawat Anak Kucing Sesuai Usianya
Berikut ini adalah tips merawat anak kucing kesayanganmu sesuai usianya:
Anak kucing baru lahir
Induk kucing biasanya akan merawat dan menyusui anak-anaknya hingga mereka berusia sekitar 4 minggu. Namun, bila induk kucing tidak bisa menyusui karena kondisi tertentu, kamu bisa memberikan susu formula khusus untuk anak kucing.
Saat hendak memberikan susu untuk anak kucing, sebaiknya hindari pemberian susu sapi yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Ini karena susu sapi mengandung gula laktosa yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan kucing, sehingga berisiko menyebabkan gangguan pencernaan pada kucing.
Selain itu, pastikan induk kucing beserta anak-anaknya tetap hangat. Caranya, sediakan tempat yang nyaman, kemudian lapisi dengan beberapa handuk atau kain yang mudah dibersihkan dan dikeringkan.
Untuk membersihkan kotorannya, kamu bisa menggunakan kapas yang telah dibasahi air hangat. Jangan lupa untuk memakai sarung tangan dan mencuci tangan setelah membersihkan kotoran anak kucing, ya.
Anak kucing usia 4 minggu
Saat memasuki usia 4 minggu, sebagian anak kucing umumnya sudah mulai mengonsumsi makanan padat. Agar mereka terbiasa dengan makanan tersebut, kamu bisa mencampurnya dengan sedikit makanan kaleng khusus untuk anak kucing dan susu formula.
Tak hanya itu, saat berusia 4 minggu biasanya anak kucing sudah bisa berjalan dan ini menjadi waktu yang tepat bagi kamu untuk mulai mengajarkannya buang air kecil atau buang air besar di litter box.
Caranya mudah, kamu hanya cukup meletakkan litter box di sekitar mereka. Nantinya, mereka akan beradaptasi dan terbiasa buang air kecil maupun buang air besar di tempat tersebut dengan sendirinya.
Anak kucing usia 6–8 minggu
Pada usia ini, anak kucing sudah bisa diberi vaksin agar kesehatannya tetap terjaga. Dengan pemberian vaksin kucing, anak kucing kesayanganmu bisa terlindungi dari infeksi virus dan bakteri penyebab penyakit. Biasanya, pemberian vaksin dilakukan setiap 3–4 minggu hingga anak kucing berusia 16 minggu.
Anak kucing usia 8–24 minggu
Ketika anak kucingmu mencapai usia ini, kamu sudah bisa melakukan perawatan (grooming), misalnya dengan memandikan dan memotong kukunya. Jika ragu melakukannya, kamu bisa menggunakan jasa pet groomer di pet shop untuk membersihkan tubuh hewan kesayanganmu ini.
Di usia ini, anak kucing kesayanganmu juga sudah bisa diajak bermain. Kamu bisa mulai dengan berbagai mainan kucing, seperti mengejar dan menangkap bola. Dengan begitu, mereka akan tetap bugar dan aktif.
Saat memberikannya mainan, sebaiknya pilih mainan yang aman dan dibuat khusus untuk anak kucing. Hindari mainan yang tajam atau berukuran kecil dan mudah tertelan, seperti boneka atau mainan yang banyak manik-manik.
Nah, itulah cara merawat anak kucing yang bisa kamu lakukan sesuai dengan usianya. Namun, bila masih bingung, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter hewan untuk mengetahui lebih jauh cara tepat dalam merawat anak kucing kesayanganmu.
Terakhir diperbarui: 18 Agustus 2022
Sama seperti manusia, demam pada kucing menimbulkan sejumlah gejala, seperti berikut ini.
1. Kehilangan Nafsu Makan dan Minum
Kucing yang demam biasanya akan kehilangan nafsu makan. Ini menjadi tanda yang paling mudah dikenali.
Demam bisa memengaruhi metabolisme, yaitu kemampuan tubuh kucing dalam mengolah zat gizi makanan. Secara tidak langsung, hal ini menurunkan nafsu makan hewan peliharaanmu.
Selain kehilangan nafsu makan, demam menyebabkan kucing jarang minum. Kondisi ini bisa membuat hewan peliharaanmu mengalami dehidrasi.
Artikel Lainnya: Segudang Manfaat Sehat Memelihara Hewan di Rumah
2. Lesu
Kucing yang sehat cenderung bergerak aktif dan lincah. Sebaliknya, kucing yang demam menjadi lebih pendiam.
Kucing akan terlihat lemas, murung, dan tidak aktif bergerak. Penyebab utamanya karena minimnya asupan makanan membuat hewan peliharaanmu kekurangan energi.
Selain itu, kucing yang kurang aktif bergerak bisa jadi tanda bahwa dia sedang mengalami depresi akibat peningkatan suhu tubuh yang dialami.
3. Lebih Sering Tidur
Untuk mengisi energinya, kucing memerlukan tidur. Namun, kucing yang mengalami demam cenderung lebih sering tertidur.
Karena merasa tidak nyaman, kucing yang demam juga lebih sering bersembunyi.
Artikel Lainnya: Bahaya Penyakit dari Kucing
Cara Mengobati Kucing Demam
Satu-satunya cara untuk mengetahui kucing demam adalah dengan mengecek suhu tubuhnya. Caranya, dengan memasukkan termometer ke dalam anus kucing.
Apabila suhu tubuh kucing lebih dari 39 derajat Celcius dan gejala demamnya berlangsung lebih dari 24 jam, sebaiknya bawa hewan peliharaanmu ke dokter hewan. Dokter hewan akan memeriksa penyebab kucing demam.
Selanjutnya dokter hewan akan merekomendasikan pengobatan berdasarkan penyebabnya.
Penting untuk diingat, jangan pernah memberikan obat kucing demam tanpa arahan dokter hewan. Soalnya, beberapa obat demam bisa meracuni kucing.
Artikel Lainnya: Tanda Kucing Hamil yang Perlu Kamu Ketahui
Mengetahui cara mengobati kucing demam penting agar hewan peliharaanmu terhindar dari komplikasi penyakit berbahaya. Untuk mengetahui penyebab demam, konsultasikan langsung dengan dokter hewan, ya!
Konsultasi lebih cepat dan mudah juga bisa kamu lakukan melalui fitur Tanya Dokter di KlikDokter. Dokter hewan kami siap menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu!
Yuk, #JagaSehatmu dan hewan peliharaanmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan hewan lainnya.
(ADT/NM)
Referensi:
- Journal of Feline Medicine and Surgery. Diakses 2022. Pyrexia in cats: Retrospective analysis of signalment, clinical investigations, diagnosis and influence of prior treatment in 106 referred cases.
- Journal of Feline Medicine and Surgery. Diakses 2022. Pyrexia in cats: new data to inform clinical decision-making.
- Journal of Feline Medicine and Surgery. Diakses 2022. Clinical and laboratory features of cats with feline infectious peritonitis.
Ditinjau oleh drh. Andyka Bayu Prasetyo