Apa yg dimaksud dengan protein hewani dan protein nabati

Protein merupakan salah satu nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jadi protein berperan banyak dalam pembentukan sel, membangun, memperbaiki, dan memelihara struktur serta jaringan tubuh. Meski begitu, protein tidak mampu disimpan dalam tubuh selayaknya karbohidrat dan lemak. Dengan demikian, makanan kaya protein diperlukan oleh tubuh setiap harinya.

Terdapat dua sumber protein, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein hewani dan protein nabati sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.  Untuk itu, untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan antara protein hewani dan protein nabati, serta mana yang lebih sehat, baik untuk keseluruhan kesehatan maupun pembentukan otot?

Protein hewani adalah protein yang bisa kita dapatkan dari hewan, meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa), daging unggas (daging ayam, daging bebek), seafood, serta telur dan susu.

Kelebihan dari protein hewani:

  • Mempunyai asam amino yang lebih lengkap
  • Memiliki mutu gizi yaitu protein vitamin dan mineral yang baik
  • Kandungan gizi lebih banyak
  • Mudah diserap oleh tubuh

Kekurangan dari protein hewani:

  • Lebih banyak mengandung lemak jenuh
  • Kolesterol tinggi (kecuali ikan)
  • Kolesterol dan lemak jenuh diperlukan oleh anak-anak, namun tidak demikian untuk orang dewasa. pada orang dewasa, konsumsi kolesterol dan lemak jenuh harus dibatasi

Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan. Sumber protein nabati dapat berasal dari sayuran, buah-buahan, hingga kacang-kacangan. Protein nabati paling banyak dapat anda peroleh dari tahu, tempe, susu kedelai, oatmeal, kacang hijau, kacang polong, almod, jagung, asparagus, brokoli, bayam, kembang kol, jamur, alpukat dll.

Zat besi jenis heme, merupakan zat besi yang rata-rata terkandung di dalam sumber protein hewani, terutama pada daging sapi. Zat besi heme ini lebih mudah diserap di dalam tubuh dibandingkan dengan zat besi yang berasal dari tanaman.

Seng atau zinc adalah zat mineral yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, serta memperbaiki jaringan. Seng banyak ditemukan di daging sapi, hati sapi, dan daging kambing. Seng juga terkandung di beberapa jenis sayuran berdaun hijau tua, namun penyerapannya tidak sebaik sumber protein hewani.

Namun, beberapa sumber protein hewani dapat menyebabkan penyakit jantung

Daging merah, seperti daging sapi merupakan sumber protein yang baik untuk tubuh. Namun telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa mengonsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, bahkan kematian muda.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa masalahnya bukan pada daging merah, lebih tepatnya daging merah yang sudah melalui proses olahan atau produk makanan olahan. Penelitian yang melibatkan sebanyak 448.568 partisipan menunjukkan bahwa daging olahan telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dini.

Sedangkan penelitian lain yang diikuti oleh 34 ribu perempuan membuktikan jika konsumsi daging merah yang terlalu banyak berpeluang lebih tinggi untuk terkena gagal jantung.

Walaupun begitu, sumber protein lain seperti daging ayam tanpa kulit dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit jantung hingga 27%. Oleh karena itu, lebih baik memilih sumber protein hewani yang segar dan tanpa lemak, seperti daging sapi tanpa gajih atau lemak, ikan, dan daging ayam tanpa kulit.

Manfaat mengonsumsi protein hewani dan nabati

Pemilihan protein hewani yang baik akan menimbulkan dampak baik pula untuk kesehatan. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study yang menyatakan bahwa mengonsumsi daging ayam, ikan, dan susu yang rendah lemak sangat berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Tidak hanya itu, penelitian yang melibatkan 4 ribu laki-laki juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi ikan secara rutin setidaknya satu porsi dalam seminggu memiliki 15% risiko lebih rendah untuk terkena berbagai penyakit jantung.

Sama seperti protein hewani, protein nabati juga memiliki banyak manfaat dan dampak baik bagi kesehatan. Seperti yang ditunjukkan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi sayur-sayuran memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsi sayur.

Tidak hanya itu, berbagai sumber protein nabati seperti kacang kedelai, kacang merah, dan berbagai kacang-kacangan lainnya juga dianggap mampu untuk menurunkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2, menjaga berat badan, dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Jadi, lebih baik protein hewani atau protein nabati?

Kedua jenis protein ini sama-sama baik dan diperlukan untuk tubuh. Namun yang perlu diperhatikan adalah beberapa sumber protein hewani memiliki jumlah lemak yang juga tinggi sehingga hal tersebutlah yang meningkatkan peluang terkena penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Pemilihan sumber protein yang tepat serta jumlah yang seimbang dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat dan fungsi tubuh bisa berjalan normal.

Apa yang dimaksud dengan protein hewani?

Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, meliputi daging sapi, daging kambing, daging ayam, daging bebek, seafood, serta telur. Keunggulan protein hewani adalah memiliki komposisi asam amino esensial lebih lengkap dibandingkan protein nabati.

Apa yang dimaksud protein hewani dan contohnya?

Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa), daging unggas (daging ayam, daging bebek), seafood, serta telur dan susu.

Apa yang dimaksud protein nabati dan contohnya?

Berbagai pilihan sumber protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tanaman, seperti sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Apa Beda protein hewani dan protein nabati?

Protein hewani mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Walau protein nabati seringkali tidak selengkap sumber hewani, tetapi protein nabati dapat menurunkan risiko stroke, penyakit jantung, dan kematian dini yang lebih rendah.”