Apa yang dimaksud dengan urtikaria

Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Akan tetapi, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu.

Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh—baik karena olahraga maupun mandi air panas—yang membuat Anda berkeringat dapat memicu gatal-gatal.

Saat berkeringat, tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel. Asetilkolin ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam.

5. Alergi tungau debu

Alergi terhadap tungau debu rumah juga bisa menjadi penyebab biduran. Tumpukan debu yang terkumpul pada sudut-sudut rumah menyediakan tempat tinggal yang nyaman bagi kutu mikroskopik ini.

Debu merupakan kumpulan partikel sisa dari berbagai macam hal, mulai dari rerontokan daun kering, sel kulit mati, tanah, bangkai serangga, sisa makanan, serat, dan sampah lainnya.

Tungau hidup dari sel-sel kulit mati yang Anda lepaskan setiap hari. Itu sebabnya, beberapa area favorit hewan kecil ini yaitu kasur, seprai, sela-sela jahitan pinggir kasur, bantal, hingga koleksi boneka anak Anda.

6. Stres

Penelitian menunjukkan bahwa stres merupakan biang keladi dari berbagai penyakit fisik dan mental. Stres dapat memicu masalah kulit, apalagi jika berlebihan. Itu karena sistem kekebalan tubuh yang menurun.

Stres dan amarah dapat membuat tubuh melepaskan histamin. Akibatnya, tubuh memberikan respons peradangan dengan memunculkan bentol merah seperti biduran.

Biasanya saat Anda stres, gejala lain juga dapat mengikuti seperti produksi keringat berlebih. Jika Anda berada pada lingkungan yang panas, lembap, atau sirkulasi udaranya tidak lancar, keringat akan terperangkap dalam lapisan kulit.

Akibatnya, kondisi tersebut akan menimbulkan biang keringat pada kulit yang terasa gatal. Biang keringat tidak membahayakan, tetapi sampai betulan hilang biasanya Anda membutuhkan waktu setidaknya dua minggu.

Bila Anda mengalami urtikaria kronis akibat suhu panas atau penyakit, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut. Dokter mungkin akan menyarankan resep antihistamin untuk mengurangi gejala yang timbul.

Sementara bila kemungkinan disebabkan oleh kondisi stres, kendalikan stres Anda dengan beberapa cara seperti berolahraga, latihan pernapasan, serta meditasi.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana mendiagnosis biduran (kaligata, urtikaria)?

Mulanya, Anda harus melakukan pemeriksaan fisik serta menjawab beberapa pertanyaan dari dokter terkait gejala yang Anda rasakan.

Anda mungkin diminta untuk menuliskan kegiatan sehari-hari Anda serta obat-obatan, herbal, dan suplemen yang Anda konsumsi.

Dokter mungkin juga akan memberi pertanyaan mengenai makanan dan minuman apa saja yang Anda konsumsi, lokasi munculnya kaligata, dan berapa lama luka menghilang.

Untuk mengonfirmasi penyakitnya, dokter akan merujuk Anda untuk menjalani tes darah dan tes alergi.

Bagaimana cara mengobati kondisi ini?

Umumnya, kaligata tidak perlu diobati hingga beberapa hari. Pada beberapa kasus, dokter akan memberi obat alergi antihistamin guna mengurangi rasa tidak nyaman.

Pilihan lainnya yakni tablet steroid untuk menangani kasus urtikaria yang parah secara jangka pendek. Di bawah ini berbagai obat biduran yang biasa diresepkan dokter.

1. Antihistamin

Mengonsumsi pil antihistamin sebagai obat biduran menjadi cara efektif untuk mencegah gatal-gatal.

Selain itu, antihistamin juga memblokir pelepasan histamin oleh tubuh yang menjadi pemicu kemunculan gejala biduran. Biasanya dokter akan meresepkan berbagai antihistamin seperti:

Jika keempat jenis antihistamin tersebut tidak cukup membantu, dokter bisa saja meningkatkan dosisnya. Selain itu, dokter akan mencoba jenis antihistamin lain dengan efek mengantuk agar rasa gatal terhindar dengan tidur.

Beberapa obat untuk meredakan biduran yang menyebabkan kantuk, antara lain Chlorphenamine (CTM), hydroxyzine pamoate (Vistaril), dan doxepin (Zonalon).

Jangan lupa untuk memberitahu dokter jika Anda sedang dalam kondisi hamil dan menyusui, memiliki kondisi medis lain, atau sedang mengonsumsi obat tertentu.

Biduran atau Urtikaria adalah ruam kemerahan yang muncul pada kulit yang biasanya dikarenakan reaksi dari suatu alergi. Namun, kondisi ini juga dapat dipicu oleh beberapa hal lain seperti stres, efek samping dari obat, gigitanserangga, suhu yang terlalu dingin atau panas, dan infeksi.

Biduran bisa dikatakan menjadi penyakit yang sering terjadi pada wanita dan pria di semua umur. Namun, tingkat keparahan dari Urtikaria berbeda-beda tergantung dari penyebabnya.

Gejala Utikaria

Biduran memiliki gejala yang dapat dilihat secara kasat mata. Kulit berwarna kemerahan, adanya tonjolan seperti benjol kecil dikulit dan terasa sangat gatal biasanya menjadi salah satu gejala dari urtikaria. Urtikaria dapat muncul di salah satu bagian tubuh kemudian menyebar.

Urtikaria bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya obatobatan, makanan, gigitan serangga, infeksi, psikis, inhalan atau bahan kimia, spora, udara, bahkan faktor genetik.

Urtikaria memang tidak berbahaya selama penyebabnya tidak menimbulkan efek samping seperti pusing, bengkak di area mata atau mulut, sesak napas hingga lemas. Jika sudah dirasa adanya efek samping tersebut, Anda disarankan untuk segera meminta pertolongan medis. Gejala ini menunjukkan reaksi alergi yang parah dan perlu penanganan segera.

Penanganan yang dapat dilakukan di rumah (Uticaria Treatment)

Jika urtikaria tidak disertai gejala lain dan gatal yang dirasakan tidak berat, Anda melakukan hal berikut sebagai penanganan pertama:

1. Jauhi faktor pemicu Urtikaria

Kenali apa yang memicu Urtikaria terjadi, seperti pastikan makanan yang dikonsumsi aman dan cek kembali kondisi psikis Anda, jika berada di kondisi stres maka lakukan relaksasi untuk mengurangi stres.

2. Gunakan kompres dingin

Tempelkan sesuatu yang dingin pada area kulit Anda yang timbul urtikaria untuk meringankan iritasi dan meredakan rasa gatal. Gunakan sebongkah es yang dilapisi dengan handuk dan menempelkannya ke area Utikari selama 10-15 menit.

3. Jaga suasana sejuk

Suhu ruangan yang panas dapat membuat rasa gatal semakin parah. Saat urtikaria sedang timbul, Anda dapat menggunakan pakaian yang tipis dan longgar, serta berbahan nyaman dan dapat menyerap keringat. Pastikan suhu udara ruangan agar tetap sejuk dan nyaman.

Hindari terkena paparan sinar matahari secara langsung atau mandi air panas, untuk mencegah kekambuhan biduran.

Penanganan medis lebih lanjut

Jika gejala yang Anda alami semakin memburuk atau tidak berkurang, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mencegah adanya komplikasi yang bisa ditimbulkan seperti sesak napas.

Untuk membuat perjanjian dengan tim dokter spesialis kulit Royal Dermatology & Aesthetic kami, Anda dapat klik di sini

Konsultasi

Biduran disebabkan oleh reaksi alergi terhadap zat tertentu atau alergen. Ketika terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan histamin dan melawan zat yang dianggap sebagai ancaman tersebut. Akibatnya, muncul gejala biduran, seperti ruam atau bentol kemerahan.

Biduran terbagi menjadi biduran akut dan biduran kronis, seperti dijelaskan berikut ini:

Biduran Akut

Jenis biduran ini terjadi kurang dari 6 minggu. Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada faktor-faktor yang diduga memicu biduran akut, antara lain:

  • Serbuk sari, tungau, debu, dan bulu hewan
  • Sengatan atau gigitan serangga
  • Makanan atau minuman, seperti kacang, makanan laut, telur, atau susu
  • Infeksi virus, seperti ISPA atau hepatitis
  • Infeksi bakteri, seperti abses gigi atau sinusitis
  • Obat-obatan, seperti antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan aspirin
  • Bahan tertentu, seperti lateks, cat kuku, sabun, atau deterjen

Biduran Kronis

Biduran kronis berlangsung lebih dari 6 minggu dan penyebabnya lebih sulit ditentukan dibanding biduran akut. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan gangguan medis, seperti penyakit tiroid, kanker, penyakit celiac, dan vitiligo.

Selain kondisi medis tertentu, ada beberapa faktor yang diduga dapat memperparah biduran kronis, yaitu:

  • Cuaca panas atau dingin
  • Konsumi minuman beralkohol
  • Infeksi virus
  • Kebiasaan mengenakan pakaian ketat
  • Obat-obatan, seperti aspirin atau ibuprofen
  • Alergi makanan atau bahan pengawet makanan

Terakhir diperbarui: 14 Maret 2022

“Gatal-gatal akibat biduran alias urtikaria bisa terjadi dalam jangka panjang atau kronis. Ya, kondisi ini dalam medis disebut istilah urtikaria kronis. Faktor pemicunya ada banyak, mulai dari berkeringat, cuaca dingin, hingga penyakit autoimun.”

Halodoc, Jakarta – Bayangkan mengalami gatal dan bentol-bentol akibat biduran atau urtikaria, tentu rasanya tidak nyaman. Kondisi ini bahkan bisa jadi lebih mengganggu lagi bila terjadi jangka panjang atau kronis. Disebut urtikaria kronis karena gejala gatal dan bentol bisa bertahan hingga enam minggu atau lebih. 

Bila kamu mengalami kondisi ini, penting untuk memahami apa saja faktor yang bisa jadi pemicu kekambuhan gejala. Dengan begitu, kamu bisa mengambil langkah untuk menghindarinya. Lantas, apa saja faktor yang bisa jadi pemicu urtikaria kronis? Yuk simak pembahasannya!

Baca juga: Biduran Kambuh setiap Malam, Apa Penyebabnya?

Berbagai Faktor Pemicu Urtikaria Kronis

Meskipun kamu mungkin sudah mengetahui pemicu umum, seperti alergi terhadap serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan kerang, ada beberapa faktor lain yang juga bisa memicu, tetapi jarang disadari, yaitu:

Bisakah mengalami alergi terhadap keringat sendiri? Ya, kata Miriam Anand, MD., ahli alergi dari Allergy Associates and Asthma di Tempe, Arizona. Meskipun penyebab gatal-gatal yang dipicu oleh olahraga terkadang dianggap sebagai peningkatan panas tubuh, yang sebenarnya memicu gatal-gatal saat berolahraga adalah keringat. 

Apakah itu berarti kamu harus melewatkan olahraga jika mengidap urtikaria kronis? Belum tentu. Bicaralah dengan dokter jika kamu menduga ini mungkin salah satu pemicu. Dokter biasanya akan merekomendasikan untuk mengambil dosis antihistamin sebelum berolahraga untuk membantu mencegah kekambuhan. 

Stres dapat memainkan peran utama dalam banyak penyakit fisik dan mental, termasuk urtikaria kronis. Hal ini memicu kekambuhan, sekaligus memperburuk kondisi. 

Baca juga: Ketahui Jenis Obat yang Ampuh Mengatasi Biduran

  1. Pewarna dan Pengawet Buatan

Menurut penelitian yang diterbitkan pada Juni 2013 di Indian Journal of Dermatology, biduran dapat dipicu oleh beberapa bahan tambahan makanan, termasuk pewarna buatan, zat penyedap, dan pengawet. 

Namun, intoleransi makanan yang memicu gatal-gatal tidak dapat diuji semudah alergi makanan biasa, karena mekanisme dasarnya berbeda. Jika kamu menduga bahwa pola makan kamu mungkin menjadi pemicu biduran, dokter mungkin meresepkan diet eliminasi, untuk menguji intoleransi makanan.

Paparan suhu dingin dapat menjadi pemicu urtikaria kronis, pada beberapa orang. Selain cuaca, pemicu terkait dingin lainnya termasuk makanan dingin dan kolam renang. Bagi orang yang alergi terhadap dingin, berendam seluruh tubuh di kolam renang, khususnya, dapat memicu reaksi parah yang tidak hanya melibatkan gatal-gatal tetapi juga syok anafilaksis.

Menurut American Osteopathic College of Dermatology, sekitar setengah kasus urtikaria kronis disebabkan oleh sistem kekebalan yang menyerang jaringan tubuh sendiri (juga dikenal sebagai autoimunitas). 

Penyakit tiroid adalah kondisi autoimun yang paling sering dilaporkan pada orang dengan urtikaria kronis, diikuti oleh rheumatoid arthritis dan diabetes tipe 1. Sebuah studi yang diterbitkan pada September 2013 di European Journal of Dermatology menemukan bahwa penyakit Celiac juga dikaitkan dengan kondisi ini.

Baca juga: Biduran karena Udara Dingin, Dapatkah Disembuhkan?

Namun, belum diketahui dengan jelas apakah penyakit tersebut menyebabkan urtikaria atau apakah kecenderungan orang tersebut untuk mengalami reaksi autoimun yang menyebabkannya. 

Itulah beberapa faktor yang bisa jadi pemicu biduran atau urtikaria kronis. Pemicu potensial lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah panas dan memperparah kulit dengan menggaruknya atau menekannya (misalnya, dengan mengenakan pakaian ketat atau duduk di permukaan yang keras).

Catatlah kapan dan di mana gejala berkembang atau memburuk. Hal ini membantu kamu dan dokter untuk menemukan petunjuk dan menentukan pemicu. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa tidak diketahui penyebabnya hingga secara bertahap menghilang dengan sendirinya seiring waktu.

Bila kamu mengalami urtikaria kronis, bicarakanlah lebih lanjut dengan dokter. Kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, guna memeriksakan kondisi urtikaria yang kamu alami.

Referensi: Everyday Health. Diakses pada 2021. 7 Surprising Triggers of Chronic Hives. WebMD. Diakses pada 2021. What Is Chronic Idiopathic Urticaria (Hives)? Health Central. Diakses pada 2021. Let’s Talk About the Causes of Chronic Hives.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA