KOMPAS.com - Bayi jatuh dari tempat tidur, kursi, sofa, atau meja ganti popok merupakan salah satu momen yang bikin deg-degan.
Kendati kaget, para pengasuh dan orangtua yang mendapati situasi ini tak boleh panik berlebihan.
Upayakan untuk tetap tenang agar bisa melihat tanda-tanda cedera dengan cermat dan memberikan pertolongan pertama pada bayi.
Baca juga: Gejala Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi, Anak, dan Dewasa
Pertolongan pertama bayi jatuh dari tempat tidur
Di kebanyakan kasus, bayi jatuh dari tempat tidur biasanya tidak menyebabkan cedera serius.
Dilansir dari Today’s Parent, saat pertama mendapati bayi jatuh dari tempat tidur, segera amati respons bayi.
Jika bayi menangis lalu kondisinya jadi lebih tenang dan normal setelah dipeluk, kemungkinan bayi baik-baik saja.
Tapi, jangan lengah. Tetap amati kondisi bayi yang baru jatuh dari tempat tidur setidaknya dua hari ke depan.
Melansir Medical News Today, orangtua dan pengasuh juga wajib segera memanggil layanan darurat kesehatan ke rumah tanpa mengangkat bayi apabila si kecil:
- Pingsan
- Banyak mengeluarkan darah
- Muntah sampai kejang
- Kepala ada benjolan, memar, atau cedera lain
Baca juga: Hipotiroid Kongenital pada Bayi: Gejala dan Penyebabnya
Kapan perlu waspada saat bayi jatuh dari tempat tidur?
Para orangtua maupun pengasuh wajib waspada apabila ada tanda-tanda bayi membutuhkan pemeriksaan medis setelah jatuh dari tempat tidur. Antara lain:
- Menangis terus menerus
- Rewel
- Muntah
- Tampak pusing, bisa dikenali dari tubuh yang limbung saat merangkak atau jalan
- Pergerakan kaki, tangan, punggung, atau bagian tubuh lain tidak normal
- Mengantuk terus menerus
- Biasanya terkadang rewel jadi diam terus-menerus
Baca juga: Kapan Bayi Boleh Belajar Berenang?
Bayi di bawah usia empat bulan umumnya lebih rentan mengalami cedera kepala karena bagian tengkoraknya lebih rawan dibandingkan bayi di atas usia empat bulan.
Jadi, pastikan orangtua dan pengasuh segera membawa bayi yang jatuh dari tempat tidur ke layanan kesehatan terdekat apabila ada tanda-tanda di atas.
Jika bayi muntah atau kejang, balikkan tubuh bayi dengan hati-hati dan pastikan untuk menjaga bagian leher bayi tetap lurus saat membalikkan tubuh bayi.
Bayi yang jatuh dari tempat tidur perlu diobservasi dokter apabila kondisinya tidak stabil dan kurang sehat.
Selain itu, dokter biasanya juga merekomendasikan pemeriksaan X-ray atau CT scan untuk melihat ada tidaknya kemungkinan cedera.
Baca juga: Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?
Jenis cedera pada bayi yang jatuh dari tempat tidur
Terdapat beberapa kemungkinan cedera pada bayi yang baru jatuh dari tempat tidur, antara lain:
- Gegar otak
- Tengkorak retah atau patah
- Kerusakan otak
Pastikan orangtua atau pengasuh segera mencari pertolongan medis terdekat apabila bayi yang jatuh dari tempat tidur pingsan, napas jadi cepat atau melambat, keluar cairan dari hidung atau telinga, ubun-ubun menonjol, kejang, luka serius, muntah, dan menangis tak terkendali.
Baca juga: Cara Menghilangkan Lidah Putih pada Bayi sesuai Penyebabnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kebanyakan
trauma kepala pada anak merupakan trauma kepala ringan tanpa komplikasi yang berarti. Secara garis besar, trauma kepala bisa dibagi dua, yakni trauma kepala luar dan trauma kepala dalam.
Sesungguhnya, jatuh adalah bagian tidak terpisah dari proses tumbuh kembang anak dan umumnya hanya merupakan cedera luar yang ringan di luar tengkorak. Sedangkan trauma kepala dalam melibatkan tengkorak, pembuluh darah, atau otak.
Untungnya, jatuh atau benturan kepala di masa kanak-kanak hanya mencederai bagian luar kepala. Bisa saja tampilannya menakutka,n tetapi sebenarnya kondisinya tidak mengancam jiwa. Sedangkan trauma kepala dalam, implikasinya jauh lebih serius karena bisa menyebabkan perdarahan atau memar otak.
Nah, jatuh dari tempat tidur, jatuh terjerembab, atau terpeleset, umumnya tidak menyebabkan trauma. Kepala (bukan tulang tengkorak) kaya akan pembuluh darah. Jadi, luka robek kecil sekalipun membuat perdarahannya ‘deras’.
Lalu, benturan kepala sering menyebabkan timbulnya benjolan.
Benjolan ini terjadi akibat bocornya pembuluh darah (vena) di bawah kulit kepala, serta akan mengecil perlahan-lahan dalam hitungan hari atau minggu.
Hubungi dokter, jika hal ini dialami bayi kecil, anak kehilangan kesadaran (meski hanya dalam waktu singkat), menangis terus menerus, mengeluh sakit kepala dan sakit tengkuk, muntah kuat berulang-ulang, sulit dibangunkan, sulit ditenangkan, dan berjalan dengan aneh.
Bila bayi atau anak sadar dan perilakunya tak banyak berubah dari perilaku kesehariannya, kompres es atau tempelkan cold pack pada bagian kepala yang terbentur selama 20 menit dan diulang setiap 3 - 4 jam. Jika Anda menggunakan es batu, bungkus es dengan handuk kecil. Es yang ditempelkan langsung ke kulit bisa menyebabkan cold injury di kulit.
Amati anak secara ketat selama 24 jam berikutnya. Segera hubungi dokter bila ada gangguan napas atau ada perubahan ‘warna’ pada anak (tampak pucat). Jika napas dan tampilannya normal, biarkan anak tidur. Kalau Anda cemas, bangunkan anak dan lihat reaksinya. Bila anak tidak bisa dibangunkan, telepon dokter.
Apa upaya pencegahan yang harus dilakukan? Ciptakan rumah yang aman bagi anak. Di atas usia 2 - 3 bulan, selalu ada risiko jatuh dari tempat tidur. Idealnya, bayi tidur di boks bayi. Saat bayi diletakkan di tempat tidur orang tua, jangan pernah lengah sekejap pun. Dalam hitungan menit, bayi bisa berubah posisi, termasuk jatuh.