Apa tujuan dari cerita beauty and the beast

Kamu ingin membaca cerita Beauty and the Beast dalam bahasa Indonesia? Nah, sekarang kamu telah berada di tempat yang tepat. Yuk, langsung saja baca kisah lengkapnya di artikel ini! Selamat membaca!

Beauty and the Beast alias Si Cantik dan Si Buruk Rupa adalah cerita dongeng yang ditulis oleh novelis asal Prancis, Gabrielle Suzanne Barbot de Villeneuve. Dongeng ini cukup mendunia, sehingga tersedia dalam beragam bahasa.

Wajar saja, ceritanya memang sangatlah menarik dan unik. Secara singkat, sinopsis cerita Beauty and the Beast adalah tentang seorang perempuan cantik jelita yang menjadi tawanan monster mengerikan. Awalnya, perempuan itu sangat takut pada sang monster.

Namun, lama-lama mereka semakin dekat dan saling mencintai. Kalau penasaran sama kelanjutan cerita Beauty and the Beast, tak perlu ke mana-mana lagi. Yuk, langsung saja kepoin cerita dan ulasan lengkap seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya berikut ini!

Pada zaman dahulu, di sebuah istana yang sangat megah, ada seorang pangeran yang sangat tampan. Akan tetapi, sifatnya sangatlah egois dan sering semena-mena terhadap rakyatnya.

Suatu hari, ada penyihir mendatangi istana itu. Ia ingin meminta salah satu bunga mawar yang ada di taman istana. Akan tetapi, sang Pangeran tak mengizinkan penyihir itu mengambil mawar.

“Kau tak boleh mengambil mawar itu! Wajahmu buruk, tak layak memiliki bunga yang cantik,” kata Pangeran yang jahat itu.

Sang Penyihir merasa sakit hati dengan ucapan itu. Dengan kekuatan sihirnya, ia mengutuk sang Raja menjadi monster yang mengerikan. Lalu, si Penyihir itu meninggalkan mawar yang telah diberi mantra.

“Karena kesombonganmu, aku mengutukmu menjadi makhluk mengerikan. Aku akan meninggalkan mawar berisi mantra ini. Kamu harus menemukan cinta sejati sebelum kelopak mawar terakhir terjatuh. Jika tidak dapat menemukannya, kamu akan menjadi monster selamanya,” ucap Penyihir itu.

Tak hanya Pangeran saja yang disihir, para pengawal istana pun juga terkena sihir. Mereka dikutuk menjadi benda-benda di istana, seperti teko, sapu, gelas, dan berbagai macam lainnya.

Baca juga: Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna

Bunga Desa Bernama Belle

Sementara itu, di sebuah desa, ada seorang perempuan yang teramat cantik bernama Belle. Tak hanya cantik saja, ia juga terkenal ramah, pintar, dan baik hati. Ia tinggal bersama dengan ayahnya yang sudah tua.

Belle gemar membaca buku dan bernyanyi. Ia punya cita-cita mempunyai petualangan yang seru seperti petualangan yang diceritakan di buku-buku kesukaannya.

Kepintaran dan kecantikan Belle membuat para pria jatuh hati padanya. Namun, tak ada satu pun pria yang membuatnya tertarik. Ada satu pria yang terus-terusan mengganggu dan gigih mendekati serta ingin menikahi Belle.

Nama pria itu adalah Gaston. Ia adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan di desa. Namun, ketampanannya tak cukup membuat Belle jatuh hati. Ditambah lagi, Gaston mempunyai kepribadian yang buruk. Ia sangat sombong dan kerap menyepelekan orang lain.

Suatu hari, Gaston melihat Belle sedang asyik membaca buku. Lalu, pria angkuh itu berkata, “Tidak pantas bagi seorang wanita membaca buku. Kau harusnya sibuk merias diri dan memasak di dapur. Jadi wanita tak perlu terlalu cerdas,” ucap Gaston.

Sontak perkataan itu membuat Belle tersinggung. Sehingga, ia kerap mengabaikan Gaston. Bagi wanita cantik ini, membaca adalah hal yang penting guna membuka dan memperluas wawasan.

Kepintaran Belle merupakan keturunan dari sang ayah, Maurice. Ayahnya adalah seorang penemu yang telah membuat beragam benda-benda bermanfaat baru. Penemuan terakhir Maurice adalah alat pemotong kayu otomatis.

Karena itu, ia mengikuti sebuah kontes pameran daerah yang pesertanya adalah penemu-penemu dari penjuru negeri. “Ayah, aku yakin kau bisa menjadi juara satu. Kau sangatlah pandai dan penemuanmu ini sangat berguna untuk para masyarakat,” ucap Belle menghibur ayahnya.

“Terima kasih, Anakku tersayang. Doakan ayahmu agar bisa memenangkan kontes ini. Selama Ayah pergi, jagalah dirimu baik-baik,” ucap sang Ayah.

“Baik, Ayah! Ayah bisa mengandalakanku. Aku bisa menjaga diri dengan baik,” ucap Belle menenangkan sang Ayah.

Maurice Tersesat di Sebuah Hutan

Keesokan harinya, Maurice berangkat menuju ke kontes menaiki kudanya. Sayangnya, ia tersesat di dalam sebuah hutan belantara. Ia tak yakin apakah jalan yang ia tempuh benar atau tidak.

Saat hari mulai gelap, tiba-tiba saja ada serigala yang mengejar Maurice. Ia lalu berlari sekuat tenaga agar terhindar dari serangan binatang buas itu. Kemudian, sampailah ia ke sebuah gerbang kastil. Para serigala itu tak berani mendekat.

Karena penasaran, Maurice pun memasuki pekarangan kastil itu dengan sangat hati-hati. Kastil itu tampak sangat sepi, tapi ia tetap takut jika ada makhluk mengerikan yang tinggal di dalamnya.

Ketika hendak membuka pintu kastil, tiba-tiba saja ada monster yang sangat mengerikan menghadangnya. Pria tua itu merasa ketakutan. Monster itu pun sebenarnya juga merasa tak aman.

Ia berpikir Maurice datang untuk memburunya. Karena itu, ia sangat marah dan mengunci Maurice ke dalam sebuah penjara. Merasa pemiliknya sedang tak aman, kuda milik pria itu pun berlari dari kastil menuju ke rumah.

Setibanya kuda itu di rumah, betapa terkejutnya Belle karena Maurice tidak menungganginya. Setelah sempat panik, Belle lalu menunggangi kuda itu dan memintanya tuk membawa ke tempat ayahnya berada.

Belle sangat terkejut ketika kuda itu membawanya ke sebuah kastil yang sangat besar, tapi kurang terawat. “Benarkah ayahku masuk ke dalam kastil ini?” ucap Belle pada kudanya. Kuda itu menganggukkan kepalanya.

Belle Menyelamatkan Ayahnya

Lalu, Belle masuk pelan-pelan ke kastil itu dan memanggil-manggil ayahnya. “Ayah, ayah! Kau di mana? Aku datang untuk menjemputmu,” teriaknya.

Betapa terkejutnya Belle karena ia melihat ayahnya di penjara. Ayahnya tak dapat bicara karena mulutnya disekap oleh sang Monster. Kedua tangan dan kakinya juga diikat.

Mendengar suara Belle, Monster itu pun mendekatinya. “Sedang apa kau kemari?” tanya Monster itu.

“Aku ingin membebaskan ayahku. Tolong biarkan ia pergi. Ia sudah terlalu tua. Sebagai gantinya, jadikan aku sebagai tawananmu,” ucap Belle memohon.

“Baiklah kalau begitu! Sebagai ganti ayahmu, kau harus menuruti segala permintaanku,” ucap Monster itu.

Sang ayah sempat menolak ide Belle. “Anakku, kenapa kau menggantikanku? Ayah sudah tua, biarkan ayah yang mati. Jangan dirimu,” ucap sang Ayah sambil menangis.

“Tak usah khawatir, Ayah. Aku akan tetap sehat dan tak akan mati. Ayah segeralah pulang, aku akan menyelamatkan diriku,” ucap Belle.

Dengan berat hati, sang Ayah pun pulang dengan kudanya dan meninggalkan Belle sendiri di kastil menyeramkan itu. Sepanjang perjalanan, sang ayah menangis karena tak sanggup meninggalkan anaknya.

Baca juga: Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya

Belle Bertemu Para Pengawal Kastil

Pada malam pertama tinggal di kastil, sepanjang malam Belle menangis. Ia tak tahu harus berbuat apa. Untung saja, Monster itu tak mengurungnya di dalam penjara. Ia tinggal di salah satu kamar kastil itu.

Bahkan, pangeran berwujud monster itu juga mengundang Belle untuk makan malam bersama. Akan tetapi, Belle menolak. Ia tak ingin berada dekat-dekat dengan si Monster.

Tiba-tiba saja, ada suara menyapa Belle di kamar. Wanita pintar itu terkejut karena suara berasal dari teko, jam dinding, lilin, dan sapu yang dapat bicara.

“Jangan menangis, Tuan Putri cantik. Kami akan senantiasa menemanimu saat kau di kastil ini,” ucap Teko.

“Kastil ini sangat ajaib. Bagaimana bisa sebuah teko bisa bicara?” tanya Belle keheranan.

Lilin lalu menjelaskan bahwa benda-benda yang bisa bicara di istana ini sebenarnya adalah pengawal yang mendapat kutukan dari penyihir jahat. Namun, mereka tak mengatakan bahwa sang Monster adalah pangeran yang sebenarnya berwajah tampan.

Mendengar cerita itu, Belle sangat sedih dan memeluk para pengawal kastil. Lalu, mereka menceritakan kisah-kisah lucu pada Belle agar ia tak sedih lagi. Wanita itu pun bisa tertawa lepas mendengar cerita para pengawal istana.

Ia melewatkan malam di kastil yang menyeramkan ini dengan cerita-cerita lucu para pengawal. Bahkan, ia sampai lupa kalau Monster mengajaknya makan malam bersama.

Karena Belle tak datang, Monster itu pun merasa frustasi. Pasalnya, ia berharap wanita itu bisa membebaskannya dari kutukan penyihir. Artinya, ia berharap Belle jatuh hati padanya.

“Kau harus bersabar, Tuan. Jika ingin dia jatuh cinta padamu, kau harus berbuat baik,” ucap Sapu saat mengetahui Monster mengaum karena frustasi.

“Mana bisa aku berbuat baik dengan tubuh dan wajahku yang menyeramkan ini?” tanya Monster kesal.

“Tuan pasti bisa,” ucap Sapu menyemangatinya.

Mawar Ajaib

Pada suatu malam, Belle berjalan-jalan mengelilingi kastil. Tak sengaja, ia menemukan mawar yang ditinggalkan oleh penyihir kejam. Karena penasaran, Belle mendekati mawar itu.

Beberapa kelopaknya sudah berjatuhan. Hanya tinggal sedikit kelopak yang masih berada di mawar itu. Karena penasaran, Belle hendak memegangya.

Saat hampir memegangnya, si Monster tiba-tiba muncul dan meraih mawar yang berharga itu. Ia lalu berteriak pada Belle dengan sangat kencang, “Kenapa kau kemari?”

“Maafkan aku, karena bosan. Aku jalan-jalan di kastil ini. Lalu, aku tersesat dan salah memasuki…” ujar Belle.

Ia belum mengakhiri penjelasannya, tapi si Monster berteriak padanya. “Aku tak mau mendengar ucapanmu! Sekarang keluarlah kau dari sini!” ucap Monster mengusirnya.

Belle lalu melarikan diri dari kastil. Ia menangis ketakutan. Tiba-tiba saja, ia diserang oleh serigala yang dulu sempat menyerang ayahnya. Belle berteriak meminta tolong.

“Tolong, tolong! Siapa pun, aku mohon tolonglah aku,” Belle berteriak minta tolong.

Karena belum jauh dari istana, si Monster mendengar suara teriakan itu. Ia lalu berlari ke arah sumber suara dan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Belle. Ia bertarung dengan serigala-serigala itu dengan sekuat tenaga.

Beruntung, ia berhasil membunuh para serigala dan menyelamatkan Belle. “Terima kasih, karena kau sudah menolongku,” ucap Belle terharu. Lalu, ia kembali ke kastil karena tak ingin menghadapi kejadian buruk lagi.

Sejak saat itu, Belle mulai melihat kebaik hati si Monster. Di istana, tak jarang mereka saling tersenyum dan menyapa. Walaupun si Monster terkadang menunjukkan sisi menyeramkan, Belle tetap percaya Monster adalah sosok yang baik hati.

Bahkan, wanita berambut coklat ini memberanikan diri untuk mendekati Monster untuk menyembuhkan luka di tangan akibat gigitan serigala. Meski berulang kali mengaung tak ingin diobati, Belle tetap memaksanya untuk menuruti perintahnya.

Monster Mengajak Makan Malam Lagi

Pada suatu hari, si Monster itu memberanikan diri untuk mengajak makan malam Belle. Kali ini, si Monster tidak mengajak dengan cara kasar. Secara halus dan pelan, ia memohon Belle untuk makan malam dengannya.

“Bell, malam ini, aku ingin mengajakmu makan malam. Maukah kamu makan malam denganku?” tanya si Monster.

“Baiklah, karena kau sudah menyelamatkanku. Aku akan menerima tawaranmu makan malam,” jawab wanita cantik itu.

Sebelum makan malam, Belle menemui para pengawal istana untuk meminta pendapat mereka. “Teman-teman, nanti malam aku menerima ajakan Monster untuk makan malam bersama. Apakah keputusanku salah?” tanya Belle.

“Hmmm, keputusanmu sudah benar Bell. Kamu tak salah. Sesekali, cobalah lihat kebaikan hati Tuan kami. Percayalah, ia tak akan menyakitimu,” ujar Sapu.

“Iya, Nona Cantik. Kami akan mengawasimu, jika Tuan kami berbuat kasar, kami akan melindungimu,” imbuh Teko.

“Terima kasih teman-teman,” ujar Belle.

Kemudian, sebuah lemari ajaib mendekati wanita cantik yang gemar membaca ini. “Bell, bukalah pintuku. Ada gaun cantik yang bisa kamu pakai untuk makan malam,” ujar Lemari.

“Emm, tapi, untuk apa aku memakai gaun cantik?” tanya Belle.

“Anggap saja, kamu memakai gaun cantik ini agar terlihat anggun dan mempesona. Siapa tahu, Tuan kami teralihkan oleh kecantikanmu,” ujar Lemari.

“Baiklah, Nona Lemari. Aku akan memakai gaun ini agar tampak cantik. Tujuanku adalah untuk membalas kebaikannya,” ujar Belle.

Makan Malam Bersama

Di sisi lain, si Monster sedang menunggu Belle di ruang makan. Ia tampak gugup dan gelisah. “Apakah ia akan datang?” tanyanya pada Lilin.

“Aku pikir ia akan datang, Tuan. Mungkin saat ini ia sedang bersiap-siap,” jawab Lilin.

“Menurutmu, sikap seperti apa yang harus aku tunjukkan pada Bell untuk memikat hatinya?” tanya Monster.

“Mungkin kau harus bersikap ramah dan lembut padanya. Cobalah untuk tersenyum,” pinta Lilin.

Saat Monster ternsenyum, Lilin pun tertawa. “Tuan, kenapa gigimu sangatlah tajam. Aku yakin Belle akan takut melihat senyumnya,” ucap Lilin keceplosan bercanda dengan tuannya.

Ia lalu tersadar bahwa leluconnya bisa saja menyakiti perasaan monster itu. “Ma.. maafkan aku, Tuan. Aku tak bermaksud membuatmu tersinggung,” ucap Lilin.

Tanpa disangka, respon Monster justru biasa saja. Ia bahkan tertawa dengan lelucon yang Lilin itu ucapkan. “Hahaha, iya benar saja. Taringku ini memang tampak menyeramkan. Kalau begitu, aku tak akan menunjukkan taring-taringku ini,” ucap Monster.

Lilin dan barang-barang hidup lainnya terkejut melihat respon si Monster. Mereka tak menyangka bila Tuan yang selama ini selalu bersikap kasar dan kerap marah, tiba-tiba tertawa.

“Emm, Tuan, bagaimana kalau kau nanti mengajak Bell untuk berdansa?” ujar Lilin.  “Barangkali hal itu bisa membuatnya jatuh hati,” imbuhnya.

Belum sempat Monster itu menjawab pertanyaan Lilin, Belle masuk ke ruang makan. Monster terkesima dengan kecantikannya. Mereka pun makan malam dengan tenang dan sesekali mereka bercanda tawa.

Berdansa dan Saling Memendam Perasaan

Usai makan malam bersama, Monster mengajak wanita cantik itu untuk berdansa. “Belle, emmm,” ucapnya ragu-ragu.

“Ada apa, Tuan? Kau mau membicarakan sesuatu,” tanya Belle penasaran.

“Sebenarnya, aku…” ucapnya terhenti.

“Ya?” jawab Belle ingin mengetahui ucapan Monster itu.

“Emm, aku ingin mengajakmu berdansa. Maukah kau berdansa denganku?” tanya Monster itu dengan wajah yang memerah.

“Hahahaha, ternyata kau ingin mengajakku berdansa? Wajahmu terlihat merah. Kau tampak lucu dan menggemaskan,” jawab Belle meledek.

Monster terlihat semakin malu. Ia lalu menjawab, “Jadi, maukah kau berdansa denganku?”.

“Tentu saja aku mau,” ucap Belle.

Mendengar jawaban Bell, tak hanya Monster yang bahagia, tapi seluruh pengawal istana yang dikutuk menjadi benda-benda itu pun turut berbahagia. Alunan musik romantis pun mulai terdengar. Kemudian, Monster dan Belle berpegang tangan untuk berdansa.

Sembari berdansa, Monster bertanya, “Belle, apa keinginanmu selama ini?” tanyanya.

“Keinginanku? Emm, tak banyak. Aku hanya ingin bisa membaca buku sebanyak mungkin. Lalu, aku akan berpetualang dengan buku-buku yang aku baca,” ucap Belle.

“Wah, mimpimu sangat luar biasa hebat,” jawab Monster.

Mengingat Gaston pernah berkata bahwa wanita tak seharusnya membaca buku, Belle merasa senang mendengar respon dari monster itu. Karena hari sudah semakin malam, mereka pun mengakhiri dansa dan kembali ke kamar masing-masing.

Mereka sangat menyukai momen makan malam ini. Bahkan, Monster tak bisa tidur. Ia jatuh cinta pada Belle dan berharap ia juga menyukainya.

Monster Mengizinkan Belle Pulang

Setelah makan malam dan dansa itu, Monster dan Belle semakin dekat. Setiap hari, mereka bermain bersama. Para pengawal istana pun ikut bahagia melihat kedekatan mereka.

Di suatu pagi yang cerah, tiba-tiba saja Monster meminta Belle untuk menutup matanya. “Belle, tutuplah matamu, aku akan menunjukkan sesuatu padamu,” ucap pria menyeramkan itu.

“Apa yang akan kau tunjukkan padaku? Kenapa aku harus menutup mata?” tanya Bell penasaran.

“Aku punya sesuatu yang akan membuatmu senang. Sekarang, tutuplah matamu dulu,” jawab pria itu.

“Baiklah,” ujar Belle sambil menutup matanya.

Lalu, pria itu membawanya ke sebuah ruangan tersembunyi di dalam istana. “Sekarang, bukalah matamu,” kata si Monster.

Saat membuka mata, betapa terkejutnya Belle melihat ruangan perpustakaan yang berisi buku-buku dengan berbagai macam judul. “Wah, banyak sekali bukunya. Aku tak menyangka kau punya perpustakaan seluas ini,” ucap Bell kagum.

“Iya, kau bebas membaca buku di sini. Kau bisa membacanya kapan pun kamu mau,” ucap Monster.

“Benarkah? Terima kasih banyak!” ucap Belle sambil memeluk Monster.

Sesaat setelah berpelukan, mereka tiba-tiba merasa canggung. Untuk mencairkan suasana, Monster mengambil salah satu buku dan meminta Belle untuk membacakannya.

Merindukan Sang Ayah

Setelah beberapa hari melalui hari dengan keceriaan, tiba-tiba saja raut wajah Belle tampak murung. Monster dan para pengawal mencoba menghiburnya, tapi ia tetap tampak sedih.

“Ada apa denganmu, Bel?” tanya Lemari.

“Emm, sebenarnya, aku ingin pulang,” ucapnya dengan raut wajah penuh kesedihan.

“Kenapa? Apa kau tak betah di sini? Apa kami berbuat kesalahan padamu? Atau, apakah Tuan kami menyakiti hatimu?” tanya Sapu bingung.

“Bukan begitu, teman-teman. Aku ingin pulang karena aku mencemaskan keadaan ayahku. Aku semalamam memikirkannya dan sangat merindukannya,” ucap Bell.

Para pengawal pun terdiam dan ikut merasakan kesedihan teman cantik mereka. Lalu, mereka mengadu pada si Monster. “Tuan, Belle murung karena ia merindukan ayahnya. Bagaimana kalau kita minta ayahnya untuk datang kemari?” ujar Lemari.

“Hmm, tidak mungkin. Dengan kondisi kita yang seperti ini, mana mungkin kita bisa masuk ke pedesaan,” ujar Monster.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Monster itu memutuskan untuk menyuruh Belle pulang ke rumahnya. “Belle, pulanglah ke rumahmu, temui ayahmu,” ucap Monster itu.

“Kalau kamu masih mau bertemu denganku, kembalilah kemari. Tapi, jika tak ingin kemari, aku tak akan memaksamu,” ucap sang Monster.

“Tapi, bukankah aku dulu pernah berjanji akan tinggal denganmu selamanya?” ucap Belle.

“Sudahlah, lupakan yang terjadi di masa lalu. Sekarang pulanglah dan temui ayahmu,” ucap Monster.

Kembali ke Desa

Dengan mengendarai kuda, Belle lalu kembali ke rumah. Ia pun memeluk ayahnya dengan sangat erat. “Ayah, aku sangat merindukanmu,” ujarnya.

“Anakku, akhirnya kau pulang juga. Aku sepanjang malam memimpikanmu. Setiap hari, aku datang ke hutan untuk mencari istana itu, tapi aku tak pernah menemukannya, maafkan ayahmu,” ujar sang Ayah.

“Tak mengapa ayah. Orang-orang di istana itu baik kepadaku. Bahkan, mereka punya perpustakaan yang sangat besar,” ucap Belle.

Rupanya, Gaston diam-diam mendengarkan ucapan Belle pada ayahnya. Ia merasa cemburu dan ingin menyerbu istana itu. “Tak bisa kubiarkan, aku harus menghancurkan istana tersebut,” ucap Gaston dalam hati.

Setelah semalaman di rumah, Belle pun ingin kembali ke istana pagi hari. “Ayah, aku ingin mengunjungi istana itu. Aku ingin membawakan buah-buahan ini untuk mereka. Bolehkah aku ke sana, Yah? Aku jamin aku bisa kembali ke rumah,” ujar Belle.

“Tentu saja, Nak. Berhati-hatilah di jalan.” ucap sang Ayah.

Belle pun mengendarai kuda dan menuju ke istana. Ternyata, Gaston dan para prajurit pun diam-diam mengikuti wanita itu. Mereka ingin menghancurkan istana dan membunuh monsternya.

Sesampainya di istana, Gaston tiba-tiba menyekap Belle. Para prajurit lalu berusaha menghancurkan istana. Namun, para pengawal istana berhasil menggagalkan upaya mereka. Kemudian para pengawal membebaskan Belle.

Kekuatan Cinta

Di sisi lain, Gaston datang menghampiri Monster dan menghunuskan panah tepat ke dadanya berulang kali. Monster itu melawan dengan sisa tenaganya. Namun, Gaston berhasil menghindar.

Sampai akhirnya, mereka tiba di puncak menara. Sang Monster mengaung dan mendorong Gaston hingga terjatuh dan mati. Karena panah masih menancap di dada, Monster tak kuasa menahan sakitnya. Darah tak berhenti mengalir.

Ia pun terkulai lemah. Belle lalu memeluk si Monster dan menangis. “Maafkan aku, Tuan. Kalau aku tak kemari, mungkin mereka tak mengikutiku. Kumohon bertahanlah, jangan tinggalkan aku,” ucap Bell sambil menangis terisak.

Dengan kekuatan terakhirnya, Monster itu pun berkata lirih, “Hiduplah dengan bahagia Belle, aku mencintaimu.” Lalu, Belle pun menjawab, “Aku juga mencintaimu,” ucapnya sambil memeluk Monster.

Saat Belle menjawab cinta si Monster, kelopak mawar terakhir pun terjatuh. Lalu, hujan bunga pun memenuhi udara. Tiba-tiba saja, si monster itu berubah menjadi pangeran tampan.

Benda-benda ajaib pun berubah menjadi manusia. Akhirnya, Belle menjadi permaisuri dari pangeran tampan itu. Istana pun berubah menjadi hangat dan ceria.

Baca juga: Cerita Rakyat Ular Kepala Tujuh dari Bengkulu & Ulasan Menariknya, Bukti Kerendahan Hati dan Keberanian Bisa Mengalahkan Kekejian

Unsur Intrinsik Cerita Beauty and the Beast

Cerita Beauty and the Beast sangatlah menarik, bukan? Nah, setelah membaca kisahnya yang romantis, yuk, baca dulu ulasan seputar unsur intrinsiknya berikut;

1. Tema

Inti cerita atau tema dari Beauty and the Beast adalah tentang pangeran yang dikutuk menjadi seorang monster. Agar bebas dari kutukannya, ia harus mendapatkan cinta dari seorang wanita.

2. Tokoh dan Perwatakan

Sumber: Beauty and the Beast – Autumn Publishing

Tokoh protagonis dalam cerita Beauty and the Beast adalah Belle dan Monster atau Pangeran. Belle atau biasa dipanggil Bell adalah gadis yang cantik, pintar, dan gemar membaca. Ia memiliki seorang ayah bernama Maurice.

Sebelum jadi Monster, Pangeran digambarkan menjadi sosok pemimpin yang angkuh. Karenanya, ia mendapat kutukan dari penyihir dan berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Saat menjadi Monster, ia memiliki sifat yang pemarah.

Namun, setelah bertemu Bell, sifatnya berubah. Ia menjadi sosok yang lembut dan baik hati. Oleh sebab itu, Bell yang cantik jatuh hati pada Monster alias si buruk rupa.

Sebuah cerita tak akan lengkap tanpa kehadiran tokoh antagonis yang karakternya bisa bikin geleng-geleng kepala. Tokoh antagonis dalam cerita Beauty and the Beast adalah Gaston.

Ia adalah pemuda desa yang sombong dan tengil. Bahkan, ia sempat merendahkan Bell dengan mengatakan bahwa wanita tak seharusnya membaca buku.

Cerita ini juga memiliki beberapa pemeran pendukung yang turut mewarnai kisahnya. Mereka adalah para pengawal istana yang dikutuk menjadi benda-benda ajaib, seperti Lemari, Sapu, Lilin, Teko, dan lain-lain.

3. Latar

Dalam cerita Beauty and the Beast ini, ada beberapa latar tempat yang disebutkan. Di antaranya rumah Bell dan Maurice, hutan belantara, dan istana tempat tinggal Monster. Di istana sendiri ada beberapa ruangan yang disebutkan, seperti ruang makan, kamar Bell, perpustakaan, dan pucuk menara.

4. Alur Cerita Beauty and The Beast

Alur cerita Beauty and the Beast adalah maju. Cerita berawal dari seorang pangeran yang dikutuk menjadi monster oleh penyihir karena kesombongannya.

Penyihir itu memberinya sekuntum bunga mawar merah yang kelopaknya akan berjatuhan secara berkala. Agar terbebas dari kutukan, Monster itu harus menemui cinta sejatinya sebelum kelopak bunga terjatuh semua.

Lalu, ada seorang pria tua yang memasuki istana Monster itu. Tanpa mendengarkan penjelasan pria itu, Monster langsung menyekap dan mengurungnya di penjara.

Mengetahui sang ayah dalam bahaya, Belle pun mendatangi istana dan menawarkan diri untuk menggantikan posisi sang ayah. Bell menjadi tawanan sang Monster dan tinggal di istana.

Singkat cerita, mereka pun semakin lama semakin dekat. Monster jatuh cinta pada Bell, dan menunjukkan sisi manisnya. Hal itu membuat Bell juga jatuh cinta.

Namun, ada pria bernama Gaston yang tak suka bila Bell menyukai pria selain dirinya. Dengan membawa beberapa prajurit, Gaston datang ke istana untuk menghancurkannya dan membunuh monster.

Ia menghunuskan panah tepat di dada Monster. Dengan sisa-sisa tenaganya, Monster itu berhasil membunuh Gaston. Namun, dirinya juga hampir tak berhasil selamat. Sebab, darah tak berhenti mengucur.

Tak ingin kehilangan pria yang ia cintai, Belle memeluk monster itu. Lalu, Monster mengatakan bahwa dirinya jatuh cinta pada Bell. Wanita itu lalu menjawab kalau ia juga mencintainya. Setelah itu, berubahlah sang Monster menjadi pangeran tampan dan mereka pun hidup bahagia.

5. Pesan Moral

Ada beberapa pesan moral dari cerita Beauty and the Beast. Pesan moral pertama, janganlah jadi pemimpin yang sombong. Jangan seperti pangeran dalam kisah ini, yang kemudian dikutuk menjadi monster karena kesombongannya.

Amanat berikutnya dari cerita Beauty and the Beast adalah jangan menilai seseorang dari penampilannya saja. Seperti halnya Bell yang tetap mencintai Monster menyeramkan. Ia sama sekali tak mempermasalahkan fisik pria yang dicintainya. Baginya, ketulusan hati dan kabaikannya adalah yang utama.

Selain itu, dari pengorbanan Belle, belajarlah untuk selalu menghormati orang tuamu. Ia rela menggantikan ayahnya menjadi tawanan Monster.

Selain unsur intrinsik, dari cerita Beauty and the Beast juga bisa kamu dapatkan unsur ekstrinsik yang melengkapi kisahnya. Di antaranya adalah nilai sosial, budaya, dan moral yang berlaku di masyarakat sekitar.

Baca juga: Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang

Fakta Menarik

Setelah membaca cerita dan unsur intrinsik Beauty and the Beast, kurang lengkap rasanya kalau kamu belum membaca fakta menariknya. Berikut ulasannya;

1. Diadaptasi Menjadi Film dan Animasi

Sumber: CNN Indonesia

Ada banyak film dan animasi yang mengangkat cerita Beauty and the Beast. Salah satunya adalah film berjudul sama, Beauty and the Beast, yang rilis pada tahun 2017.

Karakter Belle diperankan oleh Emma Watson, sementara pemeran Monster/Beast/si Buruk Rupa adalah Dan Stevens. Secara garis besar cerita dalam film tersebut hampir sama dengan kisah Beauty and the Beast di artikel ini. Namun, ada beberapa detail cerita yang berbeda.

Misalnya saja, dalam film ini, Bell mencoba berulang kali kabur. Namun, saat di hutan, ia mendapatkan serangan dari serigala. Beruntung, ia diselamatkan oleh si Monster. Sejak saat itu, Bell tak lagi mencoba kabur dan mulai membuka hatinnya untuk pria itu.

Kalau cerita Beauty and the Beast dalam artikel ini, Bell tak pernah mencoba kabur. Hanya saja, Monster sempat mengusirnya karena ia hampir menyentuh mawar ajaib.

Baca juga: Cerita Rakyat Putri Satarina dan Tujuh Bidadari dari Sulawesi Tenggara & Ulasannya, Kisah Kebaikan Hati Seorang Gadis

Sudah Puas dengan Cerita Beauty and the Beast?

Demikianlah cerita Beauty and the Beast beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dan puas dengan kisahnya? Kalau iya, yuk, bagikan kisahnya ke teman-temanmu.

Teruntuk yang ingin membaca kisah lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena di Poskata.com. Ada beberapa cerita menarik yang bisa kamu baca, seperti cerita dongeng Bunga Paling Berharga, dongeng Bunga Mawar yang Sombong, kisah Si Kerudung Merah, dan masih banyak lagi. Buat yang pengin baca cerita rakyat Nusantara, kanal ini juga punya beragam kisahnya, seperti asal-usul Kota Pandeglang, cerita Bawi Kuwu, asal mula Gunung Mekongga, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA