Tanda petik dua (“…”) dengan tanda petik tunggal (‘…’) terlihat serupa tapi tak sama. Kedua memiliki perbedaan yang signifikan dalam pemakaiannya pada kalimat. Salah satu penggunaan tanda petik dua adalah mengapit petikan langsung dari pembicaraan dialog. Sedangkan penggunaan tanda petik tunggal adalah untuk mengapit makna dan juga terjemahan. Untuk penggunaan tanda petik dua dan tanda petik tunggal yang lebih detail, sila simak penjelasan berikut.
Perbedaan Penggunaan Tanda Petik Dua dan tanda Petik Tunggal
Penggunaan Tanda Petik Dua dan Tanda Petik Tunggal
A. Tanda Petik Dua (“…”)
1. Mengapit Petikan Langsung
Tanda petik dua digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan naskah dan bahan tulis lainnya.
Contoh:
- “Dia pergi setelah mengantarkan makanan ini,” kata kakak.
- Sila ketiga Pancasila berbunyi, “Persatuan Indonesia.”
2. Mengapit Judul, Syair, Puisi, Karangan dan Bab Buku
Penggunaan tanda petik dua adalah untuk mengapit judul, syair, puisi, karangan, atau bab buku yang terdapat dalam kalimat.
Contoh:
- Artikel “Kesehatan Jasmani” dapat terdapat pada majalah olahraga tersebut.
- Ayo kita nyanyikan lagu “Indonesia Raya”!
- Film “Kartini” merupakan kisah nyata yang diangkat dari Raden Ajeng Kartini.
Tahukah kamu?
Aturan Penggunaan Tanda Titik Dalam Bahasa Indonesia
3. Mengapit Istilah Ilmiah
Penggunaan tanda petik dua adalah untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata-kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
- Tidak dianjurkan memberikan “salam tempel” kepada petugas.
- Celana “pensil” menjadi mode yang sedang tren akhir-akhir ini.
- Ayah mengendarai motor “bebek” ke kantor setiap hari.
4. Mengakhiri Petikan Langsung
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
Advertisement
- Ibu berkata, “Semoga hari ini cerah.”
- Dian menjawab, “Tidak, segala sesuatunya tidak berjalan baik hari ini.”
5. Mengapit Kata atau Ungkapan Dengan Arti Khusus
Tanda baca penutup mata bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang digunakan dengan arti khusus pada akhir kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
- Dia sangat keras kepala sehingga dijuluki “Si Kepala Batu.”
Tahukah kamu?
Penggunaan Tanda Koma Yang Benar Dalam Bahasa Indonesia
6. Ditulis Sama Tinggi
Tanda petik pembuka dan penutup pada pasangan ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
7. Pengganti Kelompok Kata
Tanda petik dapat digunakan sebagai pengganti kelompok kata di atasnya dalam penyajian bentuk daftar.
Menurut EYD, tanda petik ganda lebih banyak fungsinya daripada tanda petik tunggal. Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit
- petikan langsung dari naskah atau bahan tertulis lain,
- judul karangan, bab, dll.,
- istilah ilmiah yang kurang dikenal, serta
- kata yang mempunyai arti khusus.
Tanda petik tunggal hanya digunakan untuk mengapit
- makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing, dan
- petikan yang berada dalam petikan lain.
Yang menarik untuk dicermati adalah urutan penulisan tanda baca penutup (atau penjeda) dan tanda petik pada akhir suatu petikan. Untuk tanda petik satu, aturannya jelas dan hanya satu: tanda petik satu penutup diletakkan sebelum tanda baca lain. Untuk tanda petik dua, ada dua cara, yaitu
- tanda petik dua diletakkan setelah tanda baca penutup untuk petikan langsung, dan
- tanda petik dua diletakkan sebelum tanda baca penutup untuk selain petikan langsung (judul, istilah, makna khusus).
Berikut contoh-contoh penggunaan tanda petik dua, tanda petik satu, dan kombinasinya dengan tanda baca lain.
Aturan tanda kutip untuk karya-karya seperti buku cukup memusingkan. The Associated Press menggunakan tanda kutip, tetapi the Chicago Manual of Style merekomendasikan cetak miring, dan the MLA Handbook pernah merekomendasikan garis-bawah, lalu menggantinya dengan cetak miring pada edisi 2009 mereka.