Apa maksud perumpamaan bendahara yang tidak jujur

RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, MINGGU 5 APRIL 2020

465. PERUMPAMAAN TENTANG BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR

Oleh: E. Gunawi Sp.

FIRMAN TUHAN:
Kitab Injil Lukas 16:1-9.

Shalom. Puji Tuhan! Marilah kita naikkan ibadah, doa, ucapan syukur, hormat, pujian, penyembahan, persembahan dan pelayanan untuk kemuliaan nama-Nya. Karena Tuhan Yesus sudah melimpahkan kasih setia dan kasih karunia-Nya dengan sangat luar biasa bagi kita.

Oleh sebab belas kasihan-Nya, maka kita bertemu lagi dengan Renungan Harian Kristen Terbaru edisi hari ini. Judul renungan kita yaitu: PERUMPAMAAN TENTANG BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR. Firman Tuhan yang menjadi dasar renungan kita dicatat dalam Kitab Injil Lukas 16:1-9.

Pengantar
Sungguh! Kita sangat bersyukur karena kita memiliki Tuhan Yesus yang dahsyat dan ajaib. Tuhan Yesus yang kita sembah, kita puji, kita muliakan dan kita banggakan memberi kita didikan, ajaran dan nasihat melalui “Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur” yang dicatat dalam Kitab Injil Lukas 16:1-9.

Melalui perumpamaan tersebut, Tuhan Yesus mendidik, mengajar dan menasihati kita untuk memetik pelajaran dari sikap dan perilaku bendahara yang tidak jujur. Yaitu bendahara yang dituduh dan akan dicopot dari jabatannya, karena ia menghambur-hamburkan harta milik tuannya.

Dalam perumpamaan-Nya Tuhan mengisahkan bahwa bendahara tidak jujur yang akan dicopot jabatannya itu merasa kuatir dan takut akan masa depannya. Karenanya, ia memanggil orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Ia berpikir harus berbuat baik kepada mereka yang berhutang kepada tuannya. Supaya mereka juga akan berbuat baik kepadanya, ketika ia sudah berhenti dari jabatannya sebagai bendahara. Lalu ia mengurangi hutang mereka, dengan menyerahkan surat hutang yang lama dan kemudian membuat surat hutang yang baru.

Dalam perumpamaan ini, Tuhan Yesus menyatakan bahwa tuan yang sudah dirugikannya itu justeru memuji kecerdikan bendahara yang tidak jujur. Karena ia sudah berbuat sesuatu yang cerdik. Dan Tuhan Yesus pun mengingatkan mereka, para murid-Nya, supaya mengikat persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur. Supaya apabila mamon itu tidak dapat menolong lagi, mereka diterima di dalam kemah abadi.

Dalam Kamus Alkitab, kita mendapati bahwa mamon berasal dari bahasa Kasdim, yang berarti rumah harta benda atau kekayaan. Kata mamon juga dipakai untuk mempribadikan kekayaan. Mamon juga merupakan transliterasi dari kata Aram mamona, yang artinya kekayaan atau keuntungan.

Bendahara yang dituduh menghamburkan milik tuannya
Kali ini, Tuhan Yesus Kristus memberikan pengajaran dan nasihat-Nya kelada para murid-Nya dan banyak orang dengan menggunakan perumpamaan. Tuhan Yesus menyatakan kepada mereka bahwa ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Bendahara tersebut diberinya otorita atau kewenangan untuk mengurus semua harta miliknya.

Namun kemudian, kawan-kawannya melaporkan bendahara tersebut kepada tuannya. Bahwa ia, bendahara itu, menghambur-hamburkan miliknya. Hal demikian dinyatakan dengan Firman Tuhan sebagaimana tercantum dalam Kitab Injil Lukas 16:1. Alkitab menyatakan kepada kita: “Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.”

Memberi pertanggungan jawab
Dengan adanya laporan tersebut, tuan itu lalu memanggil bendaharanya. Kemudian ia bertanya kepadanya apakah yang didengarnya tentang dia itu benar atau tidak benar. Karenanya, tuan itu meminta kepadanya untuk memberi pertanggungan jawab atas urusannya. Karena tuan itu tidak akan mengizinkannya lagi bekerja sebagai bendahara.

Simak dan perhatikanlah Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Injil Lukas 16:2. Di sini, Tuhan berfirman kepada kita: “Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah
pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.”

Dia mencari solusi
Kemudian daripada itu, dalam Kitab Injil Lukas 16:3, Tuhan berfirman: “Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.”

Di sini, menurut Fiman Tuhan ini, kita mendapati bahwa permintaan tuannya untuk memberikan pertanggungan jawab segala urusannya, tidak mendorong dirinya untuk menyiapkan dan membereskan segala urusannya. Akan tetapi justeru mendorong dirinya berpikir apa yang harus dilakukannya, jika tuannya memecatnya dari jabatannya sebagai bendahara. Ia berpikir bahwa dirinya tidak dapat mencangkul di ladang, dan kalau mengemis dia merasa malu.

Dia mencurangi tuannya
Bendahara itu terus berpikir mengenai apa yang akan diperbuatnya. Ia ingin ada orang yang akan menampung dirinya di rumah mereka, apabila ia dipecat oleh tuannya dari jabatan bendahara. Beginilah bunyi Firman Tuhan yang ditulis dalam Kitab Injil Lukas 16:4: “Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.”

Oleh sebab itu, maka ia kemudian memanggil orang-orang yang berhutang kepada tuannya seorang demi seorang. Pada waktu ia berhadapan dengan orang yang berhutang kepada tuannya, ia menanyakan berapa jumlah hutangnya kepada tuannya. Hal demikian dinyatakan dalam Kitab Injil Lukas 16:5-7.

Dikisahkan oleh Tuhan Yesus bahwa bendahara itu menyerahkan surat hutang yang lama kepada orang yang berhutang seratus tempayan. Lalu ia memintanya duduk dan membuat surat hutang lain pada saat itu juga: “Lima puluh tempayan.” Dengan cara ini, ia sudah merugikan dan mencurangi tuannya lima puluh tempayan. Suatu jumlah yang tidak sedikit, karena ia hal itu berarti ia menyisihkan separuh untuk orang itu.

Ia melakukan hal yang sama kepada orang yang berhutang seratus pikul gandum kepada tuannya. Bendahara itu kemudian memberikan surat hutangnya yang lama, dan memintanya untuk membuat surat hutang baru: “Delapan puluh pikul.” Berdasarkan perbuatannya ini, bendahara itu merugikan tuannya sebanyak dua puluh pikul gandum. Artinya, ia menyisihkan seperlima dari gandum yang harus dikembalikan kepada tuannya untuk orang yang berhutang.

Tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur
Pada ayat Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Injil Lukas 16:8, Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang di luar nalar kita. Di sini, Tuhan Yesus menyatakan kepada kita bahwa tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu dan mengahmburkan dan mencuranginya.

Sang tuan berpikir bahwa bendahara itu telah bertindak dengan cerdik. Bahkn ia tidak merasa dirugikan atau dicurangi. Dan karenanya, ia memujinya. Mengapa? Sebab, menurut perumpamaan tersebut, anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Bahwa dalam hal curang mencurangi, orang-orang dunia lebih cerdik daripada orang-orang benar dan orang-orang percaya.

Demikianlah bunyi Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Injil Lukas 16:8: “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”

Sesungguhnya, siapakah gerangan orang dunia yang dapat dan mau memuji seseorang yang jelas-jelas bersalah, curang, culas dan korup? Seorang tuan dari dunia manakah yang mau memuji orang yang mencuri atau menggelapkan harta bendanya? Siapakah orangnya yang mau memuji seseorang yang menyelewengkan atau mengorupsi uang dan harta miliknya, kalau bukan Tuhan Yesus?

Di sinilah kita dapat memetik makna pengajaran-Nya yang di luar akal manusia dan di luar hikmat dunia. Bahwa hikmat Alllah mengajari kita untuk meneladani Yesus Kristus, Tuan dari segala tuan, sebagai Pribadi Yang Mahapengampun, sebagai Pribadi Yang Mahapemurah, serta sebagai Pribadi Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang.

Sejatinya, Tuhan sudah memilih, menetapkan dan memberi kita kepercayaan kepada kita sebagai bendahara harta milik kita selama menumpang hidup di dunia untuk sementara. Yaitu harta milik kita yang bersifat harta benda duniawi maupun harta sorgawi.

Sebagai bendahara harta benda duniawi, kita wajib mengelola seluruh kekayaan duniawi kita sebagai anugerah Tuhan. Kita wajib mengelolanya dalam kehidupan kita, isteri, suami, anak, cucu, mertua, menantu dan keluarga untuk segala kebaikan dan kebajikan kita sesuai dengan firman-Nya, serta untuk melayani Tuhan dengan baik, lebih baik dan sangat baik.

Sementara sebagai bendahara harta sorgawi, kita wajib mengelola didikan, ajaran, belas kasihan, kasih setia dan kasih karunia Firman Tuhan yang sudah kita dengar, kita baca, dan kita terima dengan berlimpah-limpah. Bahkan kita wajib mengelola sukacita dan damai sejahtera Tuhan yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita dengan berkelimpahan, sesuai dengan Firman Tuhan. Kita wajib mengelola semuanya itu dengan baik, lebih baik dan sangat baik pula.

Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon
Akhirnya, marilah kita simak dan kita perhatikan Firnan Tuhan yang ditulis dalam Kitab Injil Lukas 16:9. Alkitab menyatakan: “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”

Di sini, melalui Firman-Nya, Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya dan orang- orang Israel pada zaman itu dan kita pada zaman sekarang, agar kita mengikat persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur. Supaya kita mengikat dengan harta dan kekayaan duniawi selama kita hidup di dunia untuk sementara. Mengapa? Supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kita diterima di dalam kemah abadi, kemah Tuhan di sorga.

Dalam perkataan lain, supaya kita mengelola dan menggunakan harta benda atau kekayaan untuk kita, isteri, suami, anak, cucu, mertua, menantu dan keluarga dengan baik dan bijak, lebih baik dan bijak, serta sangat baik dan bijak dalam nama-Nya. Supaya kita mengelola harta kekayaan kita untuk melayani Firman-Nya dengan setulus hati dan segenap jiwa.

Berbahagialah kita
Berbahagialah kita yang sudah dengan tulus, lebih tulus dan sangat tulus mengelola semua didikan, ajaran, kasih setia dan kasih karunia-Nya yang berkelimpahan bagi kita, karena Dia sudah melimpahkan semua itu bagi kita dengan penuh belas kasihan.

Berbahagialah kita yang mengelola dengan baik, lebih baik dan sangat baik semua harta kekayaan duniawi sebagai anugerah Tuhan dalam kehidupan kita, isteri, suami, anak, cucu, mertua, menantu dan keluarga untuk kebaikan dan kebajikan kita sesuai dengan firman-Nya, karena Dia sudah menyediakan bagi kita upah besar di sorga.

Berbahagialah kita yang melakukan kewajiban sebagai bendahara harta sorgawi yang penuh sukacita dan damai sejahtera dengan beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, memuliakan, menyembah, memberi persembahan dan melayani Firman-Nya, karena Dia sudah menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera di sorga.

JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA