Apa kegunaan pangkal jembatan sebutkan bagian bagiannya

02 July 2018 08:51


Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk menghubungkan dua jalan yang  terputus karena adanya hambatan seperti aliran sungai, lembah yang curam, jurang, jalanan yang melintang, jalur kereta api, waduk, saluran irigasi dan lainnya. Bisa dibilang jika jembatan merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena dengan adanya jembatan dapat menyingkat waktu tempuh ke suatu tempat atau wilayah.

Dalam pembangunan jembatan tentunya dibutuhkan pondasi yang kuat dengan tujuan untuk menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah. Beberapa instrument yang biasa digunakan dalam pembangunan pondasi jembatan yaitu piezometer, inclinometer, PDA, dan lainnya.

Jenis pondasi yang biasa digunakan untuk konstruksi jembatan yaitu steel pile, reinforced concrete pile, precast prestressed concrete pile, composite piles, concrete cast in place. Dengan pondasi yang kuat maka jembatan bisa berfungsi dengan layak dan bisa menahan beban yang diterima.

Fungsi Jembatan

Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu :

Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)

Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana transportasi berbagai kendaraan seperti jembatan Ampera, Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.

Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)

Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota ataupun antar pulau.

Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge)

Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di setiap halte busway.

Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit. Bahan konstruksi setiap jembatan disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima jembatan.

Struktur pada Jembatan

Jika dilihat dari tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :

Jembatan Plat (slab bridge) : Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk menyalurkan beban mati ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem struktur.

Jembatan Plat Berongga (voided slab bridge) : plat beton prategang yang biasa digunakan untuk bentangan yang lebih panjang pada jembatan.

Jembatan Gelagar (girder bridge) : terdiri dari I girder, box girder dan U/V Girder.

Jembatan Rangka (truss bridge) : menyusun tiang-tiang jembatan yang berupa rangka membentuk segitig. Setiap sturktur truss yang terhubung harus ditekankan terhadap beban statis dan beban dinamis yang diterima oleh jembatan.

Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) : Sebuah jembatan yang terdapat struktur berbentuk setengah lingkaran dengan abutmen pada kedua sisinya.

Jembatan Gantung (Suspension Bridge) : Berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut. Seluruh beban yang lewat di atasnya ditahan oleh sepasang kabel penahan yang bertumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.

Jembatan Kabel ( Cable Stayed Bridge) : menggunakan kable baja yang kuat dan kokoh untuk menahan setiap beban yang melewati jembatan.

Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) : Pada system ini balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast), segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi (balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih dahulu.

Komponen yang Digunakan pada Jembatan

Bearing

Bantalan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada benda yang bergerak secara linear ataupun rotasi.

Expansion Joint

Komponen ini merupakan sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang disambungkan memiliki toleransi untuk bergerak.

Span

Bentangan yang berada antara dua intermediate pendukung, material yang digunakan untuk pembuatan span sangat beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya tergantung dari jenis beban yang diterima jembatan.

Struktur Atas Jembatan (Super Structures)

Trotoar

Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan utama, tujuannya agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara yang melintas.

Girder

Bagian pada struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah atau abutment.

Balok Diafgrama

Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.

Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)

Abutment

Bagian bawah jembatan yang berada pada kedua ujung pilar-pilar jembatan, fungsi dari abutment yaitu untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dll) dan beban mati ( beban gelagar, dll) pada jembatan.

Abutment terdiri dari beberapa bagian yaitu :

  • Dinding belakang (back wall)
  • Dinding penahan (breast wall)
  • Dinding sayap (wing wall)
  • Plat injak (approach slab)
  • Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
  • Tumpuan bearing
  • Pilar Jembatan
  • Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
  • Pier Head

Fungsinya untuk mengikat pile yang berperan sebagai pondasi bawah.

Konstruksi jembatan yang sudah selesai dibangun harus melewati tahap pengujian beban atau load test, tujuannya untuk mengetahui tingkat maksimum beban yang bisa diterima oleh jembatan. Selain itu, jembatan juga harus dipantau dengan structural health monitoring system (SHMS) agar ketika terjadi keretakan ataupun pergeseran bisa langsung diketahui.

PT Testindo sebagai perusahaan control dan monitoring system menyediakan layanan structural health monitoring system (SHMS) dan load test untuk jembatan (bridge). Testindo memiliki tenaga ahli dan berpengalaman serta didukung dengan instrument atau peralatan yang memadai.

Informasi pemesanan silakan hubungi kami di nomor telpon yang tertera di website ini atau bicara langsung dengan tim kami melalui fitur chating online yang ada di pojok bawah website ini.

Diposting oleh Dheny bastian April 18, 2017

Bangunan Atas Jembatan


Bangunan atas jembatan merupakan bangunan yang berfungsi menampung beban-beban yang di timbulkan oleh lalu lintas orang,kendaraan dan kemudian menyalurkan kepada bangunan bawah.Berikut ini adalah komponen-komponen bangunan atas jembatan :

1.Plat Lantai

Plat lantai merupakan komponen jembatan yang memiliki fingsi utama untuk mendistribusikan beban sepanjang potongan melintang jembatan dan beban-beban sepanjang bentang jembatan.

2.Gelagar induk

Gelagar induk merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mendistribusikan beban-beban secara longitudinal dan biasanya di desain untuk menahan lendutan.

3.Gelagar sekunder Gelagar sekunder terdiri dari gelagar melintang dan memanjang.gelagar melintang merupakan pingikat antar gelagar induk yang di desain untuk menahan deformasi melintang dari rangka struktur atas dan membatu pendistribusian bagaian dari beban vertical antara gelagar induk.

Bangunan Bawah Jembatan 


Bangunan bawah jembatan merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penerima / memikul beban  beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian disalurkan ke pondasi. Berikut ini adalah komponen-komponen bangunan bawah jembatan :

1.Abutment Abutment atau kepala jembatan adalah bagaian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas abutmen juga berfungsi sebagai penahan tanah. 2.Pilar Pilar atau pier merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada diantara kedua abutment. 3.Pondasi Pondasi berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkan ke tanah,secara umum pondasi dapat dibedakan sebagai berikut : -    Pondasi Langsung : Digunakan bila lapisan tanah pindasi yang telah diperhitungkan mampu memikul beban-beban diatasnya,terletak pada lokasi yang dangkal dari tanah setempat.

-    Pondasi Dalam : Digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu memikul beban letaknya cukup dalam, sehingga beban-beban harus disalurkan melalui suatu kontruksi penerus yang juga disebut tiang pancang dan pondasi sumuran.

Konstruksi Bangunan Atas [Superstructures]

Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaran, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.

Konstruksi bangunan atas meliputi:

1. Trotoar, yaitu jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Bagian dari trotoar meliputi:

  • Sandaran dan tiang sandaran
  • Peninggian trotoar
  • Konstruksi trotoar

2. Lantai kendaraan dan lapis perkerasan

3. Balok diafragma/ikatan melintang

4. Balok gelagar

5. Ikatan pengaku [ikatan angin, ikatan rem, ikatan tumbukan

6. Perletakan [rol dan sendi]

Konstruksi Bangunan Bawah [Substructures]

Bangunan bawah pada umumnya terletak di sebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.

Konstruksi bangunan bawah meliputi :

  1. Pangkal jembatan [abutment dan pondasi]
  2. Pilar [pile cap dan pondasi]

Konstruksi Jembatan – Jembatan merupakan salah satu jenis bangunan yang berfungsi untuk menghubungkan dua wilayah yang dipisahkan sungai ataupun jurang. Peran besar yang dimiliki jembatan ini menuntut pihak yang berkaitan untuk bisa membuat konstruksi jembatan yang tepat dan bisa menahan beban berat.

Kesalahan dalam konstruksi bisa berakibat fatal terhadap mobilitas orang yang melewatinya. Terlebih bentuk wilayah yang dihubungkan sangat beragam, sehingga model jembatan yang digunakan wajib menyesuaikan kondisi area tersebut.

Apa itu Jembatan?

Secara umum, jembatan adalah konstruksi yang dibuat untuk menjadi alat penyeberangan yang menghubungkan dua wilayah terpisah. Dengan adanya jembatan, maka dua wilayah yang dipisahkan oleh sungai, jurang, bahkan lautan bisa terhubung dan dilewati orang di atasnya.

Jembatan Pertama Kali Dikenal pada Masa?

Konstruksi pada jembatan ini pertama kali dibuat pada masa kekaisaran Roma. Pada zaman itu, jembatan masih dibuat dengan bentuk yang sangat sederhana, tanpa ada campur tangan teknologi. Misalnya menggunakan kayu panjang yang kuat sebagai jembatan.

Beberapa jembatan khas kekaisaran Roma yang masih sering ditemui adalah jembatan gerbang yang bentuknya melengkung, serta jembatan mortal dan batu bata.

Fungsi Jembatan

Jika melihat dari awal mula diciptakannya hingga saat ini, ada beberapa fungsi jembatan yang sangat bermanfaat bagi manusia, di antaranya:

  • Penghubung dua jalan yang terpisah.
  • Sebagai alat bantu mobilitas pada jalan yang dipisahkan oleh rintangan.
  • Alat penyeberangan.

Jenis-Jenis Konstruksi Jembatan

Untuk menyesuaikan kondisi dan wilayah yang akan dihubungkan, jembatan dibuat dengan konstruksi yang beragam. Ini dilakukan agar kekuatan dari jembatan tersebut bisa maksimal dan bebas dari kondisi ambruk.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis struktur konstruksi untuk jembatan:

1. Beam Bridge

Konstruksi khusus jembatan yang satu ini paling banyak ditemui di berbagai daerah, khususnya pada area yang dipisahkan oleh air sungai. Dari tampilannya saja orang bisa menebak bahwa jembatan ini menggunakan bahan utama beton sebagai tiang penyangga dan pegangannya.

Padahal, selain beton jembatan ini juga sering menggunakan bahan baja sebagai tiang tancapnya. Model jembatan yang berbentuk garis lurus horizontal ini, biasanya digunakan untuk menghubungkan area yang tidak terpisah terlalu jauh, yakni kisaran 5 hingga 10 meter.

2. Truss Bridge

Sumber: machines4u.com.au

Jembatan ini tergolong unik dan estetik dari segi tampilannya. Konstruksi bangunannya tidak membutuhkan tiang penyangga untuk menopang berat beban yang ada di atasnya. Namun kekuatannya tidak perlu diragukan, karena tersusun dari kerangka yang berbentuk segitiga.

Posisi kerangka menyerupai segitiga ini akan menyebarkan titik beban ke seluruh bagian jembatan. Jadi, kalau ada beban berat di atasnya tidak ada bagian jembatan yang anjlok karena terkena tekanan pada satu titik.

Bahan kerangka yang digunakan juga sangat kuat yakni memakai baja. Karena tidak ada penyangga di bawahnya, maka jembatan truss bisa dibuat dengan beragam variasi bentuk. Bahannya yang kuat membuat jembatan ini bisa diaplikasikan pada area berjarak 50 sampai 100 meter.

3. Arch Bridge

Sumber: rubricaingenieria.com

Arch Bridge atau jembatan lengkung ini adalah satu-satunya jembatan yang merupakan peninggalan konstruksi kekaisaran Roma. Sesuai namanya, penyangga utama pada jembatan arch berbentuk melengkung dan terhubung antara area yang satu dengan area di seberangnya.

Pada bagian atas penyangga yang melengkung ini, akan dipasang tiang vertikal yang menopang langsung bagian jembatan sebagai mobilitas. Karena terdiri dari 2 penyangga dasar dan penghubung, tidak heran jika kekuatannya sangat baik.

Bahkan jembatan melengkung ini bisa dipasang pada area yang berjarak 100 sampai 300 meter. Sayangnya, model yang lebih hemat bahan konstruksi ini hanya bisa diaplikasikan pada tanah yang sangat kuat sebagai dasar untuk menancapkan penyangga.

4. Suspension Bridge

Sumber: automotive-exports.com

Jembatan suspension lebih dikenal masyarakat sebagai jembatan gantung. Istilah ini digunakan sesuai dengan cara aplikasinya, yakni digantung. Namun, sebagai media untuk menggantungkan kabel, pada titik tertentu jembatan tetap dibuat tiang sebagai media penyangga kabel.

Pada tiang yang dibuat dengan ukuran sangat tinggi inilah dikaitkan kabel yang berfungsi menggantung jembatan agar lebih kokoh. Jadi, bobot jembatan dipikul oleh kabel bukan tiang penyangga di bawahnya.

Dengan struktur ini, maka jembatan gantung termasuk salah satu konstruksi yang paling kuat. Biasanya digunakan untuk menghubungkan area yang jaraknya sangat jauh, yakni mencapai 1400 meter. Contohnya adalah jembatan Suramadu yang ada di Jawa Timur dan dipisahkan lautan.

Bagian-bagian Konstruksi Jembatan

Untuk membangun jembatan, ada beberapa tahap konstruksi yang harus dilakukan dengan sistematis. Secara keseluruhan, bagian-bagian konstruksi pada jembatan dibedakan menjadi 2, yakni bagian atas dan bagian bawah.

Konstruksi Jembatan Bagian Atas

Jembatan bagian atas adalah yang terhubung langsung dengan beban yang menyeberangi jembatan. Untuk mendukung peran ini, ada beberapa struktur konstruksi bagian atas, di antaranya:

  • Trotoar, yaitu bagian yang terletak di masing-masing sisi jalan sebagai ruang untuk pejalan kaki yang melewati jembatan.
  • Slab kendaraan, yakni bagian penahan beban yang dijadikan tempat lalu lintas kendaraan.
  • Girder, yaitu salah satu bagian atas jembatan yang posisinya melintang ataupun tegak lurus.
  • Balok diafragma, yang membantu membuat girder lebih kaku agar tidak terpengaruh dengan gaya beban yang posisinya melintang.
  • Sendi, yang berada di bawah jembatan untuk menumpu beban dari jembatan yang membentang.
  • Tumpuan, berupa karet yang berfungsi meredam benturan pada jembatan agar tidak mudah hancur.

Konstruksi Jembatan Bagian Bawah

Konstruksi bagian bawah lebih berupa penyangga yang menjadi tumpuan utama jembatan. Pada bagian ini, ada beberapa struktur yang wajib dibuat yaitu:

  • Bagian pangkal jembatan, yang berfungsi sebagai dinding penahan pada tanah.
  • Pilar, yang posisinya ada di tengah jembatan untuk menyebarkan beban ke seluruh Pondasi jembatan.
  • Drainase, untuk mengalirkan air hujan ke luar dari area jembatan agar tidak tergenang dan merusak strukturnya.
  • Pondasi, yang meneruskan beban pada jembatan ke dasar tanah.

Walaupun sekilas bentuk jembatan terlihat biasa saja, namun di dalamnya terdapat konstruksi jembatan yang harus dibuat dengan teliti. Bahkan untuk memaksimalkan pemilihan modelnya, harus ada survei lokasi untuk mengukur jarak pasti dan kekuatan tanah sebagai penyangga jembatan.

Video yang berhubungan