Apa kata kunci pada judul bacaan di atas hikmah dibalik musibah virus corona

Jakarta (29/4) -- Bulan Ramadan kali ini adalah Ramadan kedua yang dijalankan dalam suasana pandemi Covid-19. Masih adanya wabah menyebabkan berbagai tradisi di bulan Ramadan masih dibatasi, seperti salat tarawih dengan pembatasan jamaah, sampai tidak diperbolehkannya mudik lebaran.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Allah SWT menciptakan keadaan yang tidak menyenangkan ini dengan menyisipkan hikmah di baliknya.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber secara daring pada acara
Khotmil Quran Dalam Rangka Peringatan Malam Nuzulul Quran 1442 H yang diadakan Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, pada Kamis (29/4).

"Karena pasti Allah setiap membuat kejadian pasti di baliknya ada hikmah. Dan hanya orang yang beriman, orang yang bertakwa yang bisa mengambil hikmah dengan sebaik-baiknya," ujar Muhadjir.

Menko PMK mengajak umat islam untuk mengambil hikmah pandemi Covid-19. Di antaranya yaitu dengan selalu disiplin protokol kesehatan, serta meraih hikmah Ramadan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT .

"Marilah pada kesempatan ini kita betul-betul menjadi umat yang bisa mengambil hikmah dari wabah dengan terus mematuhi hidup yang disiplin terhadap kesehatan. Terutama mematuhi protokol kesehatan, selalu menggunakan masker, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan," pesannya.

"Serta kita harus meningkatkan toleransi, gotong-royong, ta'awun, dan terus menunjung tinggi asma Allah SWT," pungkas Muhadjir. (*)

Tidak sedikit orang yang mengeluh dan bertanya-tanya, kapan wabah Covid-19 itu berakhir? Ungkapan pertanyaan tersebut tidak jarang  disampaikan secara emosional. Mungkin karena merasa jenuh, merasa terbelenggu dengan situasi dan tidak sebebas ketika belum ada wabah Covid-19. Tidak jarang pula orang langsung berspekulasi bahwa wabah covid itu hanya dibuat dan merupakan konspirasi.

Sah-sah saja dan tidak ada yang melarang ketika kita berspekulasi. Yang menjadi masalah, ketika kita sibuk mempertahankan opini yang sifatnya  spekulatif dan berdebat yang tiada berujung, tetapi justru malah melunturkan kewaspadaan kita terhadap wabah Covid-19  sehingga kita menjadi abai terhadap situasi, yakni adanya wabah covid-19 yang sangat berbahaya bagi keselamatan manusia. Padahal  wabah covid itu ada, merupakan fakta yang mematikan. Berdasarkan data, sudah banyak yang meninggal karena Covid-19, baik itu masyarakat biasa maupun tenaga medis. Oleh karena itu, kita harus membanggun kesadaran bersama dan jangan sampai abai terhadap keberadaaan wabah Covid-19. Kita harus peduli secara bersama-sama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Dalam situasi wabah Covid-19 yang tiada kepastian kapan berakhirnya seperti saat ini, kita memang harus sabar. Yang kita hadapi dan kita lawan adalah sesuatu yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang, yakni virus. Kata kuncinya adalah  sabar untuk menghadapinya. Di samping itu, kita harus tetap optimis bahwa wabah Covid-19 ini pasti akan berakhir dan  kita harus mengambil hikmah dari peristiwa ini.  Di  balik musibah,  pasti ada hikmah yang bisa kita ambil. Itu ungkapan yang sudah sering kita dengar dari  petuah  orang-orang bijak. Begitu pula dengan wabah Covid-19 ini, jika kita mau bersabar, menghilangkan ego dengan sikap rendah hati dan  mau instropeksi, tentu banyak hikmah yang bisa kita petik.

Adapun hikmah yang bisa kita petik dari wabah Covid-19 adalah sebagai berikut. Pertama, kita menjadi sadar bahwa manusia di bumi ini terasa kecil, lemah, dan tidak berdaya menghadapi kuasa Tuhan. Wabah Covid-19 merupakan salah satu bukti kemahakuasaan Tuhan. Kita sebagai manusia tidak sepantasnya  berwatak sombong, merasa hebat, paling pandai, paling tahu segalanya, paling kuasa sehingga tidak mau menerima kebenaran pihak lain, atau bahkan malah mengecilkan dan meremehkan pihak lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaklah tawadhu, selalu mengedepankan sikap rendah hati dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, dengan adanya wabah Covid-19 bisa dipakai sebagai bahan instropeksi terhadap integritas diri kita masing-masing. Kita bersama-sama bisa melihat diri kita sendiri-sendiri, apakan diri kita termasuk orang yang mempunyai kepedulian atau malah sebaliknya kita menjadi manusia yang acuh tak acuh, cuwek, tidak berdisiplin, tidak sabar, dan malah mengabaikan aturan yang ada.

Ketiga, bahwa  masalah sesulit apa pun bisa diselesaikan asal kita ada kesadaran bersama untuk saling atau bahu membahu mengatasi masalah. Ini seperti adanya wabah Covid-19 yang kita alami bersama. Wabah ini bisa selesai atau minimal bisa ditekan  kalau kita bersama-sama mempunyai kesadaran untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan cara  memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan atau menjaga jarak. Keempat, dengan adanya wabah Covid-19 ini, kita menjadi terlatih untuk hidup berdisiplin. Dengan kita patuh memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tentu kita akan terbiasa hidup berdisiplin menjaga kesehatan sehingga akan meningkatkan kualitas hidup kita.

Kelima, tumbuhnya sikap religiusitas, yaitu selalu berdoa untuk keselamatan diri, keluarga, masyarakat bangsa dan negara, serta  terbiasa  bersyukur di tengah-tengah wabah Covid-19 yang mematikan ini karena diri kita dan keluarga terhindar dari wabah yang mematikan tersebut. Keenam, dengan adanya wabah Covid-19, kita diminta menjaga diri dari wabah tersebut dengan cara tetap berada di rumah kalau memang tidak terpaksa harus keluar rumah karena ada suatu keperluan yang sangat penting. Bahkan, dengan mewabahnya Covid-19  ini kita diminta bekerja di rumah. Keluarga yang selama ini kehidupannya bagaikan mesin, mendapatkan momentum  kehangatan, yakni kumpul bersama untuk berdiskusi, saling curhat, atau hanya  sekedar untuk bercanda. Jadi, situasi seperti ini secara tidak langsung kita mendapatkan pengalaman, yakni  pentingnya membangun komunikasi dalam keluarga secara intensif sehingga tercipta kehangatan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga.

Ketujuh, dengan adanya wabah Covid-19 ini, manusia terpicu untuk berpikir keras mencari terobosan bagaimana agar wabah ini  cepat berlalu. Negara-negara di dunia  berlomba-lomba  melakukan riset untuk menciptakan vaksin yang mampu menangkal virus Covid-19. Dilatarbelakangi karena adanya wabah Covid-19, UGM juga  menemukan alat pendeteksi Covid-19 yang diberi nama GeNose. Ini menunjujkkan bahwa dengan adanya wabah Covid-19  menumbuhkan kreativitas berkarya sehingga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang. Di samping itu, untuk masyarakat kecil yang terdampak secara ekonomis, banyak yang mencari terobosan untuk mengatasi himpitan ekonomi agar kebutuhan hidup bisa terus tercukupi. Kedelapan, adanya wabah Covid-19, memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan sosial masyarakat karena hampir semua lini kehidupan terkena dampak dari wabah tersebut. Salah satu contoh yang terkena imbas Covid-19 adalah   banyaknya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja sehingga pendapatan keluarga menjadi terhenti. Fenomena tersebut menumbuhkan kesadaran bersama,  yakni budaya gotong royong. Kalau kita mencermati kehidupan di kampung-kampung, banyak masyarakat yang menggalang ketersediaan bahan pokok untuk mencukupi  kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara Sedekah Mulia yang ditempatkan di tempat-tempat khusus, dan orang yang membutuhkan bebas mengambil  secara gratis. Ini memberikan hikmah bagi kita bahwa sesulit apa pun keadaan kalau kita ada empati, ada kepedulian bersama, dan mau berkurban, masalah-masalah dalam kehidupan sosial masyarakat bisa teratasi.

Marilah, kita hadapi situasi yang serbasulit saat ini dengan sabar dan terus kita bangun kesadaran bersama untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 sambil kita memetik hikmah di balik merebaknya wabah virus Covid-19. Semoga, di ujung tahun 2020 atau memasuki tahun baru 2021 ini merebaknya wabah virus Covid-19  bisa segera berakhir.

(Suhardana Tim Satgas Covid-19 SMA Negeri 1 Sleman)

Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 SD Halaman 3, 4, 5, 6 Buku Tematik Pembelajaran 1 Subtema 1

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban buku tematik tema 6 kelas 6 halaman 3, 4, 5, 6 kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Buku Tematik Tema 6 untuk SD kelas 6 edisi revisi 2018 ini berjudul Menuju Masyarakat Sejahtera.

Subtema 1 dalam Buku Tematik ini berjudul Masyarakat Peduli Lingkungan.

Kunci jawaban ini ditujukan kepada orang tua atau wali sebagai pedoman dalam mengoreksi hasil belajar anak.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 SD Halaman 60, 61, 62, 63 Buku Tematik Pembelajaran 3 Subtema 2

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 SD Halaman 53, 55, 56, 57 Buku Tematik Pembelajaran 2 Subtema 2

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri.

Setelah itu, gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Berikut kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 pembelajaran 1 Subtema 1 halaman 3, 4, 5, 6 yang Tribunnews.com kutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:

Kunci jawaban Tema 6 Kelas 6 halaman 3

Amatilah beberapa gambar kegiatan warga masyarakat di kampung "Damai" berikut!

Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima anak. Kemudian, diskusikan pertanyaan berikut!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA