Apa itu sambat dan misuh

Apa itu sambat dan misuh
Ilustrasi: Rama Zetizen

Zetizen.com - Pernah nggak sih pas lagi nongkrong sama teman se-geng, tiba-tiba ada yang misuh? Kalau kamu yang dikatain, wajar sih kalau tersinggung. Misuh emang dipahami sebagai kata-kata kotor yang diucapkan saat marah, kesal atau refleks ketika menghadapi “what the hell”-moment.  Tapi kalau ditilik lebih dalam, misuh punya makna lebih dari sekadar mengumpat. Berikut tiga fungsi misuh yang nggak kamu sadari. (raf/sam)

Jadi Ciri Khas Budaya Lokal

Tiap wilayah emang punya budaya  masing-masing, termasuk kebiasaan misuh. Misuh bisa dibilang sebagai salah satu wujud budaya yang menciri-khaskan suatu wilayah. Contohnya di Surabaya. Denger-denger, sih, obrolan Arek Suroboyo nggak asik kalau nggak ditambahin kata-kata c*k! Urang Medan juga mengenal kata buj*ng untuk menumpahkan kekesalannya. Ternyata, nggak hanya bahasa daerah di Indonesia yang bermaca-macam, ya!. Tapi juga umpatannya!

Bentuk Sapaan

Selain mengumpat, misuh juga bisa menunjukkan keramahan kita. Jangan kaget kalau tiba-tiba disapa teman dengan kata misuh. Siapa tahu itu adalah salah satu cara untuk menunjukkan kedekatan hubungan kalian. Sama halnya dengan mengganti kata Bro, Sob, atau guys. That’s why, jangan keburu marah kalau ada temanmu yang tiba-tiba misuh ke kamu.

Bentuk Guyonan

Misuh juga bisa diartikan sebagai guyonan loh. Karena saking dekatnya kamu dengan temanmu, misuh bisa dijadikan bagian dari bahan bercandaan. Well, tapi jangan lupa kalau hal ini Cuma berlaku untuk teman sebaya. Jangan sampai kamu bercanda sama orang tua atau guru lalu keceplosan misuh. Ups!

Ilustrasi Media Sosial. Foto: pixabay.com

Sambat merupakan kata dalam bahasa Jawa yang sering muncul di media sosial. Kata sambat sangat mudah dipadukan dengan bahasa Indonesia hingga terlihat unik dan menimbulkan kesan gaul.

Merujuk buku Kamus Indonesia-Jawa oleh Sutrisno Sastro Utomo, sambat artinya mengeluh. Kata sambat biasa digunakan oleh warganet di media sosial bersamaan dengan curahan masalah yang sedang dihadapi.

Contohnya: “Biarinlah gw kebanyakan sambat, sial banget hari ini. Udah bangun kesiangan, ditambah kelupaan bawa dompet.”

Dari contoh tersebut, bisa dilihat bahwa kata “sambat” dapat menggantikan kata “mengeluh” dalam sebuah kalimat.

Ilustrasi Media Sosial. Foto: pixabay.com

Istilah Mengeluh dalam Bahasa Jawa

Dalam bahasa Jawa, ada banyak istilah yang bisa menggantikan kata mengeluh. Berikut istilah mengeluh lain dalam bahasa Jawa yang disadur dari buku Kamus Indonesia-Jawa oleh Sutrisno Sastro Utomo.

1. Mengeluh

Dalam bahasa Jawa, mengeluh dapat diungkapkan dengan kata ngresula, nggresula, ngadhuh, bekah-bekuh, mbekos, ngeluh, ngesah, pasambat, sesambat, ngalualah, ngangluh, ngaruhara, ngathuh, dan nggresah.

2. Mengeluh dalam hati

Mengeluh dalam hati dapat diungkapkan dengan istilah grunengan, grunag-gruneg, grunegan, dan grundelan.

3. Mengeluh karena menderita

Mengeluh karena menderita diungkapkan dengan istilah sesambat dan ngresula.

4. Mengeluh karena sakit

Mengeluh karena sakit diungkapkan dengan istilah gembrek-gembrek.

5. Mengeluh secara terus menerus

Mengeluh secara terus menerus disebut dengan istilah nggrantang.

Ilustrasi Kamus. Foto: pixabay.com

Kata Bahasa Jawa Lainnya

Ketertarikan orang untuk mempelajari atau mengenal bahasa Jawa memang meningkat dari tahun ke tahun. Itu karena banyaknya penggunaan bahasa Jawa di media sosial.

Bagi yang juga ingin belajar, berikut deretan kata dalam bahasa Jawa dan artinya yang bisa dipelajari, dikutip dari buku Kamus Gaul Bahasa Jawa-Indonesia karya Sukamto I.T.N.

  • Piro/pinten artinya berapa

  • Sakdhet saknyet artinya langsung bertindak tanpa pikir panjang

  • Sakjane artinya sebenarnya

  • Bali artinya kembali/pulang

  • Awut-awutan artinya acak-acakan

  • Mangkat artinya berangkat