Apa itu average down saham

Ada banyak strategi yang bisa Anda lakukan untuk memaksimalkan keuntungan investasi. Salah satu diantaranya adalah dengan melakukan strategi averaging atau pemerataan. Strategi averaging adalah strategi pembelian sebuah saham secara bertahap baik ketika harga saham tersebut sedang turun maupun sedang naik. 

Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal tapi dengan rata-rata biaya minimal. Selain itu, strategi ini diterapkan karena umumnya investor membeli saham secara mencicil di berbagai level harga.

Kelebihan menggunakan strategi ini adalah, Anda tidak perlu menghitung keuntungan investasi di masing-masing harga dan hanya cukup membandingkan harga rata-rata saat Anda membeli dengan saat ini saja. 

Strategi averaging terbagi menjadi dua yaitu average down dan average up. Dalam artikel kali ini, penulis hanya fokus membahas strategi average down saja. Pahami cara menghitung average down di bawah ini dan terapkan dalam investasi Anda agar keuntungan yang Anda peroleh bisa maksimal. 

Pengertian Average Down

Average down adalah strategi averaging yang diberlakukan dengan membeli sebuah saham secara bertahap ketika harga saham tersebut turun. Sebaliknya, average up adalah strategi pembelian saham ketika harga saham tersebut perlahan-lahan naik. 

Seperti yang telah tertulis di atas, secara umum strategi ini diterapkan untuk menghasilkan keuntungan maksimal dengan biaya minimal. Selain itu, strategi ini diberlakukan untuk memudahkan investor dalam menghitung keuntungan.

Selain pada saham, Anda juga bisa menerapkan strategi ini pada instrumen lain yang tentunya pergerakan harganya fluktuatif dan bisa Anda amati seperti, reksa dana, ETF dan lain sebagainya. 

Rumus dan Contoh Average Down

Rumus average down saham adalah:

Average down = ((harga1 x lot1)+(harga2 x lot2)+ (harga3 x lot3)+…. (hargaN x lot N)) : Total lot

Dimana nilai harga1 lebih tinggi daripada harga2 dan seterusnya. 

Contoh:

Perusahaan X memiliki saham dengan harga per lembar sebagai berikut:

Harga1 = 500

Harga2 = 450

Harga3 = 400

M, adalah seorang investor yang percaya bahwa permintaan saham perusahaan X akan naik lagi sehingga dia membeli saham perusahaan tersebut meskipun saat ini harga saham itu sedang mengalami penurunan. Untuk mengatasinya, M memberlakukan strategi average down sebagai berikut:

Lot1 = 100 lembar

Lot2 = 200 lembar

Lot 3 = 300 lembar

Dengan demikian, nilai average down yang diterapkan x adalah:

Average down =  ((500 x 100)+ (450 x 200) + (400 x 300)): 100+200+300 

= (50.000+90.000+12.000) : 600

= 152.000 : 600

= 253. 

Jadi, rata-rata biaya yang harus dikeluarkan  oleh M untuk membeli 1 lembar saham perusahaan X adalah sebesar 253 rupiah. Tentu harga ini jauh lebih rendah daripada harga aslinya. 

Katakanlah, perkiraan M tentang kenaikan harga saham X benar. Beberapa saat kemudian harga saham perusahaan tersebut naik menjadi 600 rupiah per lembar. Maka, keuntungan yang diperoleh X adalah:

Keuntungan X = (600 x 600) – (253 x 600) =  360.000- 152.000= 208.000

Bayangkan jika M telah membeli saham perusahaan ini ketika harga 500 rupiah per lembar. Maka, keuntungan yang didapatkan hanyalah:

Keuntungan X = (600 x 600) – (500 x 600) = 360.000 -300.000 = 60.000

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk melakukan strategi average down, Anda harus mengamati dan mencatat setiap pergerakan harga dari saham yang Anda ingin beli. Untungnya saat ini ada Microsoft Excel dan aplikasi spreadsheet yang lain yang bisa Anda gunakan untuk menghitung nilai ini secara otomatis.

Lain daripada itu, banyak aplikasi investasi saham yang sudah menyediakan fitur average down ini secara otomatis sehingga Anda tidak perlu menghitungnya secara manual. 

Contoh Menghitung Average Down Di Microsoft Excel

Harga Saham Jumlah Lembar Saham Yang Dibeli Harga x lot Average yang berlaku
1,000 500 500000 2
950 550 522500 1.857142857
900 600 540000 1.727272727
850 650 552500 1.608695652
800 700 560000 1.5

Diceritakan A membeli saham perusahaan Y dengan mekanisme average down sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel 1 di atas. Awalnya, A membeli 500 lembar saham di harga 1000 per lembar begitupun seterusnya sampai A bisa memiliki saham perusahaan Y sebanyak 3000 lembar. 

Karena menerapkan strategi average down, jadi A memiliki saham perusahaan Y sebanyak 3000 lembar dengan rata-rata harga 1500 per lembar. Anda bisa mencari average total dengan membagikan total jumlah harga saham dengan total jumlah saham yang dibeli. 

Cara Menerapkan Strategi Average Down

Strategi ini memang terlihat mudah. Namun demikian, strategi average down tidak bisa diterapkan sembarangan. Untuk menerapkan strategi ini, Anda harus melakukan empat hal yaitu:

1. Mengamati pergerakan harga saham selama beberapa waktu

Tujuannya adalah supaya Anda memiliki gambaran umum kira-kira saham yang Anda incar bisa naik atau turun berapa persen. Dengan melakukan hal ini, Anda bisa menetapkan kira-kira Anda akan membeli sebuah saham ketika harganya turun berapa persen dan akan tahu apakah harga saham tersebut berpotensi untuk naik kembali atau tidak dan kalaupun naik kira-kira sampai berapa. Tahap ini penting untuk dilakukan agar penerapan strategi ini bisa tepat sesuai keinginan Anda. 

2. Menerapkan strategi average down ketika harga tidak jatuh terlalu banyak

Tujuannya adalah agar potensi keuntungan yang bisa dimaksimalkan semakin tinggi. Sebaliknya, jangan menerapkan strategi ini dengan membeli saham yang selisih penurunan harganya rendah sebab itu artinya potensi keuntungan yang bisa Anda peroleh akan mengecil. 

3. Memastikan bahwa harga saham tersebut bisa kembali naik

Tentu Anda akan merugi jika Anda terus membeli saham yang harganya terus menurun menggunakan sistem average down. Sebab ini justru akan membuat investasi Anda merugi. 

4. Tentukan jumlah lot maksimum dan harga minimum

Ini bertujuan untuk membatasi pembelian saham Anda. Memang, jika harganya terus turun Anda bisa membeli saham dalam jumlah yang lebih banyak. Namun Anda perlu ingat bahwa penurunan harga saham ini bisa terjadi cukup lama, sehingga alih-alih membeli Anda harus tahu kapan harus berhenti membeli. 

Singkatnya, penerapan strategi average down dan average up harus disiapkan secara matang dan tidak bisa simultan. Agar penghitungan average down atau average up yang Anda lakukan bisa lebih akurat, Anda bisa menggunakan aplikasi kalkulator saham yang saat ini banyak tersedia di internet. 

Setelah melakukan strategi ini dengan tepat, Anda bisa menentukan harga jual saham tersebut dan menunggu sampai akhirnya harga saham tersebut naik ke level yang Anda inginkan.

Kesimpulan

Average down adalah strategi investasi yang memanfaatkan penurunan harga sebuah instrumen demi mendapatkan keuntungan maksimal. Strategi ini hanya bisa diterapkan untuk instrumen yang harganya diperkirakan bisa naik kembali sehingga penerapan strategi ini harus disiapkan sematang mungkin. 

Bagaimana cara hitung average down saham?

Perhitungan average down mengacu pada perbedaan harga dalam saham yang sama dengan rumus sebagai berikut: Average down = {(harga1 x lot 1) + (harga 2 x lot 2) + (harga 3 x lot 3) +… } Dalam menghitung average down, besaran dan harga saham lot harus semakin rendah daripada sebelumnya.

Kapan saat yang tepat untuk average down?

Average down adalah situasi ketika para investor membeli saham secara bertahap di saat harganya sedang turun. Sesuai dengan terjemahannya, average down berarti merata-ratakan kebawah. Ketika harga sedang turun, investor justru membeli lagi untuk memperkecil kerugian.

Apa itu average price saham?

Averaging Saham atau Avg saham adalah sebuah strategi investasi yang dilakukan investor untuk membeli saham secara bertahap saat harga saham sedang turun. Ini dilakukan supaya harga rata-rata saham yang dimiliki menjadi lebih rendah sehingga dapat mengecilkan kerugian (floating loss).

Apa itu cut loss di saham?

Pengertian Cut Loss Saham Mengutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cut loss adalah istilah yang digunakan ketika investor menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga belinya.