Apa dasar sebuah organisasi atau perusahaan melakukan sebuah promosi

Di artikel yang lalu, kita sudah membahas mengenai promosi jabatan dari sisi karyawan. Nah, berlanjut nih kali ini, kita masih akan bahas mengenai promosi karyawan, tapi dari sisi perusahaan–yang umumnya diwakili oleh divisi HR.

Jadi, apa saja yang biasanya menjadi pertimbangan pihak perusahaan untuk memutuskan apakah sekarang saatnya memberikan promosi karyawan? Mari kita lihat satu per satu.

Seorang karyawan yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan, pastilah ia akan bertahan dalam kontribusinya untuk tugasnya dalam waktu yang lama. Semakin lama ia berkecimpung di bidang yang sama, di perusahaan yang sama, maka logikanya ia akan mencapai level keahlian tertentu.

Promosi karyawan yang diberikan pada karyawan yang loyal akan memberikan kesempatan regenerasi karyawan. Yang loyal dan ahli mendapatkan posisi jabatan lebih tinggi, sedangkan ada tenaga kerja baru yang akan menggantikannya di posisi sebelumnya.

Regenerasi berarti ada penyegaran baru, dan bisa jadi bisa mengubah konsep bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik.

Inisiatif akan sangat diperlukan dalam team work. Kalau ada salah seorang atau beberapa karyawan yang kurang inisiatif, sudah pasti laju pekerjaan akan terhambat.

Agar selalu punya inisiatif, seorang karyawan harus mampu melakukan self-motivation. Kalau ia tidak bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kinerja, wah … sudah pasti stuck deh. Satu orang karyawan stuck, yang lain akan kena juga imbasnya.

Karena itu self-motivation itu penting, agar karyawan mau berusaha untuk lebih baik lagi.

Seseorang yang akan diserahi tanggung jawab dan wewenang lebih tinggi sudah pasti akan menghadapi permasalahan yang juga lebih kompleks dan rumit. Jika ia tidak punya kemampuan untuk mencari solusi yang terbaik untuk setiap masalah yang muncul, maka itu berarti ia tidak kompeten diserahi tanggung jawab yang lebih besar.

Tak hanya mampu menyelesaikan masalah, sikap solutif berarti juga harus kreatif, dan terbuka terhadap masukan dari orang lain.

Ada perusahaan yang mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu untuk bisa memberikan promosi karyawan ke jenjang karier yang lebih tinggi. Ini ada kaitannya dengan tingkat kompetensi karyawan itu sendiri juga. Harapannya–sudah pasti–dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, maka karyawan tersebut diharapkan punya pemikiran yang lebih baik.

Dengan pemikiran yang lebih baik, sudah pasti ia akan mampu diserahi tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi.

Komitmen secara profesional ada kaitannya loyalitas karyawan, seperti yang sudah disebutkan di poin pertama di atas.

Jika seorang karyawan dianggap kurang menunjukkan komitmen secara profesional–sering bolos kerja, tidak membereskan pekerjaan sesuai target, ataupun melakukan tindakan indisipliner lainnya–pasti tidak akan dianggap layak untuk mendapatkan promosi jabatan.

Sudah bisa dibayangkan, nantinya saat ia mendapatkan tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar, ia juga nggak akan perform, kan? Jadi, wajar rasanya, jika perusahaan berpikir berkali-kali untuk memberikan promosi karyawan padanya.

Tak hanya dibutuhkan keahlian tertentu untuk bisa mendapatkan promosi karyawan, keterampilan berkomunikasi juga menjadi salah satu hal pertimbangan penting bagi perusahaan.

Dan, nggak bisa dimungkiri ya, kalau soft skill yang berupa keterampilan berkomunikasi yang baik ini tidak dimiliki oleh semua orang. Kadang pun, satu orang bisa berkomunikasi dengan baik dengan si A, tapi tidak demikian halnya ketika ia harus berkolaborasi dengan si B.

Tak hanya mampu berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerjanya yang lain, seorang karyawan yang layak mendapatkan promosi adalah mereka yang juga bisa berkomunikasi dengan baik dengan pihak di luar perusahaan–terutama jika si karyawan tersebut nanti akan menangani pelanggan secara langsung, misalnya seperti di bagian marketing. Wah, kemampuan komunikasi menjadi pertimbangan utama deh.

Pastinya, kemampuan manajemen menjadi yang terpenting dari semua pertimbangan perusahaan untuk bisa memberikan promosi  karyawan.

Tak hanya mampu mengelola kinerja dalam divisinya sendiri, seorang karyawan yang hendak dipromosikan juga harus punya manajemen diri pribadi yang baik. Karena jika tidak, hal ini akan berimbas pada kinerjanya secara profesional di kantor.

Apa contoh manajemen diri yang baik ini? Misalnya saja, kemampuan si karyawan untuk mengelola keuangan pribadinya. Kesehatan keuangan pribadi karyawan berkaitan erat dengan performa profesionalnya lo!

Itu dia 7 pertimbangan yang biasanya mendasari keputusan perusahaan untuk memberikan promosi karyawan.

Terkait dengan poin nomor 7, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk membantu karyawan Anda meningkatkan kemampuan manajemen pribadinya. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 13 are not shown in this preview.

Promosi Jabatan adalah pemindahan karyawan dari suatu posisi atau jabatan, ke posisi atau jabatan lebih tinggi dengan gaji, fasilitas, tanggung jawab, dan peluang lebih besar. Biasanya kesempatan untuk promosi pada waktu suatu organisasi mengadakan perluasan kegiatan, atau bila ada karyawan yang mencapai usia pensiun, atau mengundurkan diri. Namun kadang-kadang ada pula karyawan yang dipromosikan ke jabatan yang sengaja diciptakan, karena kemampuan khusus yang dimilikinya.[1]

Promosi Jabatan Militer Angkatan Darat di US

Pertimbangan untuk Promosi. Ada dua pertimbangan umum yang dipakai dalam menentukan promosi, yakni masa kerja atau senioritas, dan kemampuan atau kompetensi. Pada masa lalu senioritas sering menjadi pertimbangan utama, karena karyawan yang telah bekerja lebih lama diakui kesetiaannya, serta dianggap lebih matang dan berpengalaman.[2] Pertimbangan demikian hingga kini masih berlaku dalam perusahaan keluarga, terutama perusahaan milik golongan keturunan Cina dan perusahaan-perusahaan tradisional Jepang.

Pada masa kini, kompetensi dan potensi dinilai sebagai faktor lebih penting dalam menentukan promosi. Atas pertimbangan tersebut organisasi-organisasi masa kini lebih suka merekrut tenaga-tenaga muda yang mampu dan potensial untuk dikembangkan. Tetapi karena masa kerja dan senioritas tidak mungkin diabaikan, sebagian perusahaan mengaitkan kedua unsur tersebut dalam praktek menetapkan promosi. Sebuah survei yang diadakan oleh redaksi majalah Personnel Journal pada tahun 1979 menyimpulkan bahwa sebagian besar (74%) dari organisasi yang ikut serta dalam survei memakai senioritas sebagai pertimbangan kedua. Artinya, bila ada beberapa calon dengan kemampuan dan potensi yang sama, pilihan jatuh kepada yang paling senior.

Menetapkan Calon yang Berhak Mendapatkan Promosi. Langkah pertama dalam menetapkan siapa yang akan mengisi lowongan yang tersedia adalah menetapkan apakah calon akan direkrut dari luar atau mengadakan promosi dari antara karyawan yang ada. Langkah selanjutnya adalah memilih karyawan yang cocok untuk di promosikan. Cara penetapan calon yang ideal adalah secara terbuka dan adil, yakni dengan membuat kebijakan tertulis tentang peluang-peluang promosi bagi tiap karyawan.

Artikel bertopik manajemen ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

  1. ^ Lumbantoruan, Magnalena; Suwartoyo, B. (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis & Manajemen. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. hlm. 215–216.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ Implementasi keputusan Menpan No.18/Menpan/1998 tentang angka kredit bagi jabatan pustakawan, IRWAN dan Dr. Hary Gunarto, M.Sc.EE, Thesis S2 Univ. Gadjah Mada (1998).

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promosi_jabatan&oldid=18927340"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA