Apa alasan golongan tua tidak mau tergesa gesa dalam memproklamasikan kemerdekaan?

Lihat Foto

Bettmann

Peristiwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu ditandai upacara penandatanganan di atas kapal perang USS Missouri di Teluk Tokyo, 2 September 1945. Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani mewakili pemerintah Jepang.

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dipicu oleh kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. 

Kekalahan Jepang memberi celah Indonesia untuk dapat segera memproklamasikan kemerdekaan. 

Sebelumnya, Jepang juga sudah memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Untuk memenuhi janji tersebut, Jepang membentuk dua buah badan, yaitu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 

Ketika Jepang menyerah terhadap Sekutu, mereka menyembunyikan berita ini dari Indonesia. 

Sampai akhirnya Sutan Sjahrir, salah satu tokoh golongan muda, mendengar kabar melalui sebuah radio bahwa Jepang telah menyerah tanpa alasan kepada Sekutu. 

Mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya

Golongan Muda menolak Proklamasi melalui PPKI

Pada 14 Agustus 1945 Jepang secara sembunyi-sembunyi telah menyerah kepada Sekutu.

Berita ini mereka sembunyikan agar Indonesia tidak mengetahui peristiwa itu. Semua alat komunikasi di Indonesia telah dikuasai oleh Jepang.

Namun, beberapa pejuang kemerdekaan, khususnya golongan muda, berhasil mengetahui info kekalahan Jepang.

Skip to content

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terwujud dengan dorongan para pemuda yang didukung oleh golongan tua. Sempat berbeda pendapat hingga terjadi Peristiwa Rengasdengklok, dua golongan tersebut lantas membulatkan tekad memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Oleh Vincentius Gitiyarko

Jumat, 14 Agustus 2020 07:00:34 WIBRabu, 18 Agustus 2021 15:08:03 WIB

KOMPAS/IMAN NUR ROSYADI Rumah millik Djiauw Kee Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok, Jawa Barat, menjadi tempat bersejarah karena sempat menampung Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah kedua pimpinan negara itu [...]

This entry was posted in Paparan Topik and tagged 17 Agustus, Agustusan, Dirgahayu RI 75, HUT RI 75, Kemerdekaan RI, proklamasi, Rengasdengklok.

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > Sejarah >

Discussion in 'Sejarah' started by gurumonica, Feb 8, 2016.

ads

(You must log in or sign up to reply here.)

ads

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > Sejarah >

Ahad , 30 Oct 2011, 10:30 WIB

Life

Presiden Soekarno

Rep: Agung Sasongko Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG - Jepang sudah menyerah. Sekutu memperoleh kemenangan. Lalu bagaimana Indonesia, tentunya harus segera menentukan nasibnya sendiri.Begitulah pemikiran para pemuda saat mendengar berita kekalahan Jepang.Mereka yang digawangi oleh Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh, berinisiatif melakukan pertemuan pada 15 Agustus 1945. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat meminta Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sayang, inisiatif itu ditolak.

Alwi Shahab, pemerhati sejarah, kepada rombongan 'Melancong Bareng Abah Alwi, Jejak Proklamator Soekarno-Hatta', mengatakan pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta berserta golongan tua menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI. Sementara, golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.

“Pemuda mengharapkan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh Jepang. Mereka tidak ingin kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari perjuangan Jepang,” kata dia.Penolakan Bung Karno dan Bung Hatta mengejutkan para pemuda. Mereka selanjutnya menculik keduanya selepas sahur pada 16 Agustus 1945. Mereka dibawa para pemuda menuju Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Golongan tua menolak memproklamasikan kemerdekaan secara terburu-buru sebab jika dilakukan secara tergesa-gesa akan menimbulkan konflik dengan tentara Jepang terutama konflik secara fisik. Konflik ini ditakutkan akan semakin menyengsarakan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Soekarno-Hatta (golongan tua) meminta kepada golongan muda seperti Wikana dan Darwis untuk memberikan mereka sedikit waktu untuk memastikan kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.

Sebagai tokoh-tokoh yang demokratis, golongan tua tahu akan hak dan kewajiban selaku pemimpin. Golongan tua (Soekarno-Hatta) berpendapat bahwa untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, perlu dibicarakan dengan PPKI agar tidak menyimpang dari ketentuan, serta juga mengkhawatirkan proklamasi kemerdekaan yang terlalu cepat akan menyebabkan adanya pertentangan dengan prajurit Jepang serta Soekarno belum yakin soal berita kekalahan Jepang karena baru saja bertemu dengan Jenderal Besar Terauchi.
 

Dengan demikian, alasan golongan tua menolak pendapat golongan muda yang ingin segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah menghormati hak dan kewajiban selaku pemimpin PPKI, mengkhawatirkan adanya pertentangan dengan prajurit Jepang dan belum yakin dengan kekalahan Jepang.

bhn makanan yg berasal dari hewan misalnya......a.daging b.sayuran c.buah-buahan d.padi​

bhn pakaian byk yg diambil dari hewan tertentu seperti...a.ulat sutra b.rami c.kapas d.serat kayu​

barang tambang yg diambil secara berlebihan dpt menyebabkan keseimbangan ekosistem menjadi...a.stabil b.tidak stabil c.lestari d.terjaga​

soal ada digambar yaaTolongin sayaaa Makasii​

sebutkan salah satu peristiwa adanya paham nasionalisme​

plss kerjakan soal no 1 samapai 5 rom 3 plsssbesok di kumpulin​

plsss tolong kerjakan no 1 samapai 5 rom 2 plss besok di kumpulin​

keterangan dari penyebaran berita proklamasi ke seluruh plosok negri​

pliss kak bantu butuh banget kak 1-5 kak​

manfaat hutan secara ekonomi​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA