Anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi harus berhati-hati dalam menjaga

6 dari 6 halaman

Selalu menjaga kebersihan vagina adalah hal utama untuk mencegah keputihan pada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membasuh vagina si kecil dari arah depan ke belakang.

Tindakan tersebut bertujuan agar mikroorganisme berbahaya yang bersemayam di anus tidak berpindah ke vagina. Jangan lupa untuk mengeringkan vagina setelah dibasuh.

Rumah Mini Bentuk Gelombang, Interiornya Mungil tapi Nyaman

Bersihkan dengan benar setelah buang air besar

Walaupun dirasa tidak berhubungan, membersihkan area anus dengan benar setelah si Kecil BAB dapat membantu mencegah keputihan. Sisa kotoran setelah BAB dapat menyebabkan iritasi sehingga menimbulkan keputihan. Oleh karena itu, setelah anak BAB, bantu dirinya untuk cebok hingga bersih dan jangan lupa untuk langsung keringkan.

Biasakan anak cuci tangan

Tangan yang kotor dapat mengandung zat yang bersifat iritatif, bakteri, dan berbagai hal lain yang dapat menyebabkan keputihan. Karena itu, biasakan anak selalu mencuci tangannya hingga bersih sebelum menyentuh area kelamin.

Hindari penggunaan sabun untuk bersihkan vagina

Walaupun mencuci tangan dan tubuh perlu menggunakan sabun agar bersih, area kelamin tidak memerlukannya. Membersihkan area kelamin cukup menggunakan air bersih.
Jika ingin menggunakan sabun, batasi hanya menyabuni area luar kelamin. Area dalam kelamin sebaiknya hanya dibasuh air.

Untuk mencegah keputihan pada anak, hindari mandi berendam dalam air sabun. Sabun yang bersifat iritatif dapat menimbulkan peradangan sehingga timbul keputihan.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Mommies yang punya remaja perempuan, sudah siaga menanti anak gadis menstruasi pertama kali, atau malah belum ada persiapan sama sekali?

Menstruasi pertama kali, atau disebut juga menarche, terjadi di usia 10-14 tahun. Ini adalah tanda di mana anak perempuan berada pada masa remaja menuju dewasa. Wow banget, nggak, sih? Rasanya baru lahir kemarin tapi sekarang sudah mau beranjak dewasa!

Kalau mommies sudah bekali si gadis dengan pengetahuan seputar menstruasi, sebelum ia mengalami menstruasi pertama kali, mungkin cukup aman ya. Si gadis bisa menghadapinya dengan tenang. Tapi kalau mommies belum sempat membekali apa-apa, bisa jadi anak lebih panik dan bingung. Bisa-bisa momen pertama menstruasinya terasa suram. Duh, jangan sampai, ya! Lalu, bekal apa yang orang tua wajib sediakan saat anak menstruasi pertama kali?

1. Beri informasi seputar menstruasi

Untungnya, kebanyakan orang tua zaman sekarang sudah mulai memberi edukasi seputar menstruasi ketika anak sudah masuk pra remaja. Namun, tak ada salahnya untuk mengingatkannya kembali kepada si gadis saat ia pertama kali menstruasi.

Terangkan mengenai siklus menstruasi, yaitu terjadi setiap sekitar 21-35 hari sekali, dan umumnya berlangsung sekitar 3-7 hari setiap bulannya. Jelang menstruasi, jelaskan bahwa ia mungkin saja mengalami gejala PMS (baik gejala fisik maupun gejala emosi) yang bisa membuatnya tak nyaman.

Selain periode menstruasi, beri tahu juga si gadis tentang masa subur dan ovulasi, dan apa yang dapat terjadi selama periode tersebut. Ini penting agar anak semakin berhati-hati dengan pergaulan bebas.

2. Kenalkan pada kawan barunya: pembalut

Ada banyak merek dan jenis pembalut yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Aiarkan ia memilih yang paling nyaman baginya, sekaligus cara mengenakannya. Ini penting untuk mendukung aktivitas anak sehari-hari agar tetap lancar, bebas tembus. Ajarkan juga agar anak selalu membawa beberapa cadangan pembalut saat beraktivitas di luar rumah. Tak lupa, beri tahu cara membersihkan pembalut bekas pakai dengan air dan bungkus dengan plastik sebelum dibuang ke tempat sampah.

3. Ajarkan anak cara merawat area genitalnya

Menstruasi juga diikuti dengan perubahan lainnya di sekitar kelamin. Entah itu tumbuh bulu-bulu di sekitar kemaluan, mulai mengalami keputihan, lebih mudah berkeringat, dan seterusnya. Jadi penting banget untuk mengajarkan anak cara merawat area genitalnya supaya tetap nyaman, sehat dan terhindar dari risiko infeksi genital. Salah satunya dengan mengganti pembalut 3-4 kali sehari, membasuh vagina dari depan ke belakang, memilih celana dalam berbahan katun, dan menjaga hygiene ketika menggunakan toilet umum.

Baca juga: Anak Gadis Mulai Tumbuh Payudara? Orang Tua Perlu Lakukan 5 Hal Ini

4. Membuat catatan siklus menstruasi

Ajarkan si gadis untuk membuat catatan siklus menstruasi. Dengan begitu, ia bisa tahu apakah siklusnya normal atau tidak. Di awal menstruasi, bisa saja siklusnya masih tak teratur, tapi lama-lama biasanya akan teratur. Siklus yang tak teratur bisa jadi tanda adanya gangguan pada sistem reproduksi. Jadi, ingatkan ia agar tidak skip mencatat, ya. Bisa pakai aplikasi di ponsel, atau bisa tandain di kalender meja.

5. Tanyakan perasaannya

Walau sudah dibekali dengan pengetahuan dan perlengkapan menstruasi, bisa saja anak tetap merasa bingung, khawatir atau panik. Memberi selamat kepada putri mommies mungkin dapat menghibur perasaannya.

Jelaskan bahwa ia sekarang sudah berada di masa-masa akhir sebagai anak-anak dan nggak lama lagi akan menjadi wanita dewasa seperti kita. Akan ada banyak hal seru menanti di depan. Ingatkan kembali, bahwa kita akan selalu mendampinginya melewati momen-momen penting dalam hidupnya. Itu pasti bikin si gadis tenang dan nyaman.

Image: Calendar photo created by freepik – www.freepik.com

Sebelum anak perempuan memasuki usia pubertas, info tentang menstruasi sebaiknya sudah diberitahu secara bertahap. Bila anak bertanya soal menstruasi, bagaimana menjawabnya? Mama bisa menjawab bahwa menstruasi itu keluarnya darah dari vagina. Beri pemahaman agar anak tidak takut, karena setiap wanita mengalaminya. Infokan juga bahwa darah yang keluar bukan darah akibat luka di dalam perut, tapi karena sel telur yang rontok dari dinding rahim. Menstruasi terjadinya sebulan sekali. Lamanya sekitar 5 hari. Mama bisa bilang, "Menstruasi itu jadi pertanda kamu sudah punya sel telur. Konsekuensinya kalau sel telur kamu bertemu dengan sperma dari laki-laki, maka terjadilah kehamilan. Jadi, kamu harus berhati-hati dalam bergaul. Saat menstruasi mungkin kamu mengalami kram perut, pegal, atau rasa sakit di bawah perut. Kasih tahu Mama saja. Nanti Mama carikan obat yang tepat." Catatan: - sebagian besar anak mengalami menstruasi ketika berusia 12 atau 13 tahun, meskipun bisa lebih awal atau sebaliknya terlambat dari usia itu. Tetapi jangan menunggu sampai anak mendapat menstruasi untuk berbicara tentang ini. Penjelasan itu juga disertai tentang apa yang harus dilakukan jika anak mengalami menstruasi, misalnya tentang cara memakai pembalut serta menjaga kebersihan selama menstruasi. - Anak laki-laki pun perlu tahu tentang menstruasi, agar mereka tidak merasa jijik atau mengejek  bila satu waktu melihat teman atau saudara wanitanya mengalaminya. Mereka pun bisa mengerti penyebab teman atau saudara wanitanya itu tidak salat atau puasa.





tirto.id - Mempunyai anak yang beranjak remaja bukanlah hal mudah. Mereka mengalami perubahan hormonal, umumnya memengaruhi ayunan perangai dan perilaku mereka. Anak perempuan punya kepelikan tersendiri: mulai menstruasi. Tak sedikit orangtua yang bingung menghadapinya, sehingga anak-anak dibiarkan tanpa penjelasan memadai tentang tubuhnya sendiri.

Jika Anda punya anak perempuan, tak perlu khawatir. Penjelasan ihwal menstruasi dan masa puber semestinya tak menjadi tabu. Lebih baik Anda yang menjelaskan, daripada sang putri mendapat informasi keliru soal tubuhnya. Selain itu, berbicara tentang datang bulan kepada anak bisa membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan mereka.

Hal ini dilakukan oleh Mardiana (48), saat dua orang putrinya mengalami haid untuk pertama kalinya. Hal yang lebih dulu dilakukan perempuan yang akrab disapa Nana ini adalah membantu membereskan tempat tidur yang terkena bercak darah dan mengajarkan cara membersihkan organ kewanitaan.

Setelah itu, ia memberi penjelasan biologis soal menstruasi kepada sang putri, selain perubahan fisik yang mereka alami seperti payudara yang membesar.

“Gambaran umumnya secara biologis, kamu sudah mens, mulai masuk remaja harus lebih waspada, dijelaskan juga kalau sudah menstruasi artinya sudah memungkinkan untuk hamil," Nana mengulang apa yang pernah diucapkannya kepada Sita dan Lita, kedua putrinya.

Saat putrinya datang bulan, Nana pun tak pernah absen untuk mengingatkan mereka agar membawa pembalut kemana pun mereka pergi. Kepada putrinya, Nana tak pernah luput untuk mewanti-wanti mereka agar mengganti pembalut setiap 4 jam sekali.

Orangtua Harus Menjelaskan

Anda bisa melakukan apa yang dilakukan Nana ketika buah hati mulai mengalami menstruasi. Setidaknya, Anda bisa menjelaskan hal-hal mendasar. Dalam artikel “Menstruation and the First Period: What Girls Should Know" yang diterbitkan WebMD, umumnya anak perempuan mulai datang bulan pada usia 12 tahun, tapi beberapa perempuan bisa mengalami lebih cepat dari itu.

Baca juga: Menimbang Produk Saniter yang Tepat saat Menstruasi

Biasanya, pada usia 9 hingga 10 tahun atau dua tahun sebelum menstruasi, seorang anak perempuan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Payudara membesar. Akan tumbuh pula rambut pada kelamin dan ketiak.

Mayo Clinic menulis ada baiknya orangtua berbicara sedini mungkin dan sesering mungkin kepada sang gadis tentang menstruasi. Bahkan, Anda wajib menjelaskan ketika sang buah hati menanyakan hal tersebut.

Sebaiknya, obrolan dilakukan tak hanya dilakukan sekali, melainkan secara berkala. Berilah penjelasan dasar dan klarifikasi jika ada misinformasi yang didapatkan anak-anak. Biasanya, di sekolah mereka akan mendapat pelajaran tentang kesehatan dan biologi. Orangtua perlu menindaklanjuti apa yang mereka dapatkan.

Apa Saja yang Harus Dibicarakan?

Dalam artikel “Your Daughter’s First Period" yang ditulis Felicia Chin di The Asian Parent Singapore, disebut bahwa orangtua wajib menjelaskan mengapa seorang perempuan memiliki periode menstruasi. Mereka perlu diberi tahu bahwa siklus menstruasi adalah siklus alami yang memungkinkan perempuan untuk hamil.

Jika tak terjadi kehamilan, tubuh perempuan akan membuang lapisan rahim yang terjadi selama satu periode. Jelaskan pula bahwa perempuan akan berhenti menstruasi pada rentang usia antara 45 hingga 55 tahun yang dinamakan menopause.

Anak kita perlu mengetahui bahwa setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Beberapa perempuan mengalami menstruasi pada siklus 21 hari, tapi ada juga yang mengalami haid dengan siklus 35 hari. Umumnya, siklus datang bulan perempuan rata-rata antara 25 sampai 30 hari.

Tak hanya itu, Anda juga harus menjelaskan kepada anak gadis Anda bahwa ketika datang bulan, mereka akan kehilangan darah yang banyak, sehingga mereka perlu menggunakan pembalut, tampon, atau menggunakan cangkir menstruasi. Periode tersebut biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari.

Orangtua juga hendaknya memberitahu anak tentang Pre-Menstrual Syndrome (PMS) dan rasa sakit yang mungkin akan mereka alami saat datang bulan seperti kram perut bagian bawah atau punggung, nyeri pada payudara, atau bahkan mengalami sakit kepala, pusing, mual, dan diare.

Anda Ayah yang Menjadi Orangtua Tunggal?

Menjelaskan tentang menstruasi bisa jadi lebih ideal jika dilakukan oleh seorang ibu, sebab ia bisa menjelaskannya sembari berbagi pengalaman. Namun, jika anda adalah seorang ayah dan menjadi orangtua tunggal? Mungkin anda tak siap menghadapi hal ini, namun anda harus menyadari bahwa anak anda akan mengalami kedewasaan.

Dilansir situs Good Men Project, ketika anak gadis Anda mengalami haid pertama, yang perlu Anda lakukan terlebih dahulu adalah membeli pembalut atau tampon.

Baca juga: Cangkir Menstruasi, Alternatif Jalani Datang Bulan

Tak hanya itu, sebagai seorang ayah tunggal, ada baiknya tak membuat jarak dengan anak gadis Anda. Jadilah teman yang membuat sang buah hati nyaman untuk bercerita. Apalagi, mulainya datang bulan adalah pertanda bahwa sang anak harus lebih berhati-hati, baik dalam pergaulan maupun kesehatan mereka.

Jika anda tak mampu menjelaskan, situs Good Men Project menyarankan Anda untuk mengajak mereka mengunjungi ginekolog. Di situ mereka akan mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga diri mereka.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN REPRODUKSI atau tulisan menarik lainnya Widia Primastika
(tirto.id - wda/msh)


Penulis: Widia Primastika
Editor: Maulida Sri Handayani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA