Alquran adalah kitab suci yang berfungsi titik-titik terhadap kitab-kitab sebelumnya

Al-Qur'an dalam pandangan Islam memiliki posisi yang sangat jelas berkaitan dengan keberadaan teks-teks keagamaan yang termasuk dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada kaum sebelum kaum Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan hal ini dalam doktrin Islam, Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut.

Pernyataan Al-Qur'an tentang hubungan dengan kitab terdahulu

Berikut adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut.

Menegaskan eksistensi kitab terdahulu

Secara eksplisit dalam surah Al-Baqarah ayat ke 2-4 ditegaskan bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa (muttaqin) adalah mereka yang percaya pada al-Qur'an dan wahyu yang diturunkan sebelum al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW. Berikut adalah petikan terjemahan bagian tersebut.

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Al-Baqarah 2-4)

Pembenar & Ujian

Al-Qur'an juga diposisikan sebagai pembenar (mushaddiq) dan batu ujian/verifikator (muhaymin) terhadap kitab-kitab yang lain. Hal ini terdapat pada surah Al-Ma'idah ayat 48 yang artinya:

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (Al-Ma'idah 48)

Referensi utama

Dalam Islam dipercayai bahwa setiap bangsa memiliki nabi yang diutus kepada mereka sebagaimana terdapat dalam surat Yunus ayat 47 yang artinya:

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. (Yunus 47)

Dan bila tiap umat tersebut berselisih mengenai sesuatu hal maka Al-Qur'an dapat menjadi hakim atau referensi untuk menerangkan hal-hal yang mereka perselisihkan tersebut. Dalam Al-Qur'an mengenai hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam surat An Nahl ayat 63 dan 64 yang artinya:

Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka pada hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An Nahl 63-64)

Sejarah yang benar

Maksudnya ialah bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh kaum Yahudi dan Nasrani.

Lihat pula

  • Islam
  • Al-Qur'an
  • Nama lain Al-Qur'an
  • Muhammad
  • Ahli Kitab
  • Taurat
  • Injil
  • Kitabullah
  • Syari'ah Islam
  • Bahasa Arab
  • Alkitab
  • Perjanjian Lama
  • Perjanjian Baru
  • Yahudi
  • Nasrani

Pranala luar

  • Iman Kepada Kitab-Kitab Suci Allah.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hubungan_Al-Qur%27an_dengan_kitab_lain&oldid=16510404"

Alquran. Foto: Unsplash

Alquran adalah kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Alquran menjadi pedoman utama bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan selain hadits.

Abu al-Hasan al-Asy‘ary berpendapat dalam kitab al-Itqan fi Ulum al-Quran karya Jalaluddin al-Suyuthy, Alquran berasal dari kata qarana yang berarti menghimpun atau menggabung. Hal ini sesuai dengan sifat Alquran yang menghimpun banyak huruf, ayat, dan surat.

Sedangkan secara terminologis, Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah untuk melemahkan orang yang menentangnya. Jika seseorang membacanya walaupun hanya dengan surat terpendek, maka tetap dianggap sebagai ibadah.

Selain karena hal-hal tersebut, mengapa Alquran disebut sebagai kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Alasan Alquran Disebut Sebagai Kitab Penyempurna

Alquran. Foto: Unsplash

Alquran adalah salah satu dari kitab Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul-Nya. Alquran merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah. Setelah itu, Dia tidak lagi menurunkan kitab-Nya ke dunia ini. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ

Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Alquran) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (QS. Al Maidah: 48).

Menurut Nakhrawie dalam buku Keutamaan dan Rahasia Tawakal, ayat di atas menjelaskan bahwa AIquran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam Alquran, ada empat kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya, yaitu:

Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud, Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa, dan Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Diterangkan juga dalam buku Etika Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Manajemen Pendidikan oleh Abdul Muhyi dkk, Alquran diwahyukan kepada Nabi Muhammad dengan menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Alquran juga merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.